Keindahan Fisik Nabi Muhammad
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah manusia yang sempurna. Keindahan perangainya berbanding lurus dengan
keelokan fisik tubuhnya. Wajahnya sangat tampan melebihi ketampanan manusia
mana pun, bahkan dibandingkan dengan Nabi Yusuf ‘alaihis salam sekalipun. Allah
menganugerahi Nabi keindahan seutuhnya, tidak dibagi dengan yang lain. Berbeda
dengan keindahan yang diberikan Allah untuk Nabi Yusuf ‘alaihis salam, beliau
hanya menerima separuh keindahan dan separuh yang lain dibagi untuk makhluk di
seluruh penjuru dunia.
Al-Syaikh al-Imam al-Bushiri dalam Sya’ir legendarisnya, al-Burdah mengatakan:
فَهُوَ
الَّذِيْ تَمَّ مَعْنَاهُ وَصُوْرَتُهُ * ثُمَّ اصْطَفَاهُ حَبِيْباً
بَارِئُ النَّسَمِ
مُنَزَّهٌ
عَنْ شَرِيْكٍ فِيْ مَحَاسِنِهِ * فَجَوْهَرُ الْحُسْنِ فِيْهِ غَيْرُ
مُنْقَسِمِ
“Ia (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) sempurna perangai dan rupanya. Allah sang maha pencipta memilihnya sebagai kekasih. Keindahannya tiada yang dapat menandingi. Keindahan dalam sosoknya tidaklah terbagi dengan yang lain”.
Perawakan Rasulullah sedang, tidak terlalu pendek, tidak pula terlampau tinggi. Rambutnya ikal bergelombang, tidak keriting bergulung dan tidak pula lurus kaku. Badannya gempal tidak terlampau gemuk, dagunya tidak lancip. Wajahnya dengan bentuk yang agak bundar merupakan yang paling tampan di antara manusia sejagat raya. Kulitnya putih kemerah- merahan.
Matanya hitam pekat. kedua bulu matanya memanjang tidak saling menempel, sehingga tampak indah sempurna. Ia lebih sering memandang ke arah bawah dari pada ke atas, menggambarkan sosok yang sangat tawadlu’ dan khusyu’.
Kepala dan jidatnya lebar. Hidungnya mancung. Mulutnya lebar dan wangi. Gigi serinya renggang. Saat berbicara, tampak ada cahaya yang memancar keluar di antara kedua gigi serinya. Pipinya lebar dan tidak tampak menjulur tulangnya. Lehernya bak lukisan yang elok nan indah, bersih jernih layaknya warna perak.
Bahunya bidang. Bulunya yang lebat memanjang dari dada sampai ke pusat. Tapak tangan dan kakinya tebal dan halus. Laju langkahnya cepat dan tegap. Saat menoleh, seluruh badannya ikut menoleh, menunjukan pribadi yang menghargai siapa pun. Di antara kedua bahunya terdapat khatam al-nubuwwah (tanda kenabian). Perangainya amat lembut dan ramah.
Sosoknya begitu berwibawa. Pasang mata yang melihatnya, pastilah akan langsung menaruh hormat padanya, meski baru pertama kali memandangnya. Siapa pun yang berkumpul dan mengenalinya, ia akan mencintainya.
Keringatnya putih bersih mengkilap bagaikan mutiara. Baunya yang sangat harum hingga Ummu Sulaim menjadikannya sebagai parfum. Sungguh aku bersumpah tiada parfum yang lebih wangi dari keringatnya.
Al-Hafizh al-‘Iraqi mengatakan:
يَقُوْلُ
مَنْ يَنْعَتُهُ مَا قَبْلَهُ * أَوْ
بَعْدَهُ رَأَيْتُ قَطُّ مِثْلَهُ
“Siapa pun yang mendeskripsikan sosoknya,
pastilah berkata, ‘Belum pernah aku melihat sosok sesempurna Rasulullah’.” []
Referensi:
Syaikh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Muhammad Rasulullah al-Insan al-Kamil, hal. 15; Syaikh Sulaiman al-Jamal, Al-Mawahib al-Muhammadiyyah, Juz 1, hal. 58; dan al-Hafizh al-‘Iraqi, al-Fiyyah al-Sirah al-Nabawiyyah, hal.17.
Syaikh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Muhammad Rasulullah al-Insan al-Kamil, hal. 15; Syaikh Sulaiman al-Jamal, Al-Mawahib al-Muhammadiyyah, Juz 1, hal. 58; dan al-Hafizh al-‘Iraqi, al-Fiyyah al-Sirah al-Nabawiyyah, hal.17.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar