KHUTBAH JUMAT
Yang Penting Diperhatikan di Bulan Muharram
Khutbah I
اْلحَمْدُ
للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ
النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك
لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى
سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى
يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي
اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال
تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ
اللهُ العَظِيمْ
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Alhamdulillah, pada bulan ini kita baru saja
memasuki tahun baru Hijriah, yaitu bulan Muharram 1440 H. Perlu kita syukuri
karena bulan Muharram termasuk bulan yang mulia. Menurut Ibnu al-Jauzi dalam
kitab at-Tabshîrah juz 2 halaman 6, bulan Muharram adalah bulan yang
mulia derajatnya. Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah ﷻ mengharamkan
peperangan dan konflik di bulan mulia ini. Selain itu, bulan ini juga termasuk
salah satu dari bulan-bulan yang mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah,
dan Rajab. Sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah:36:
إِنَّ
عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ
يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada
sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul
mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS
at-Taubah: 36)
Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir
al-Fakhrir Razi juz 16 halaman 53 menjelaskan bahwa setiap perbuatan
maksiat di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat, dan begitu pula
sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya. Beliau
menyatakan:
وَمَعْنَى
الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً ، وَالطَّاعَةُ فِيْهَا
أَكْثَرُ ثَوَاباً
Artinya: “Maksud dari haram adalah
sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat
dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih
banyak."
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Bulan Muharram adalah momen terbaik untuk
meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah ﷻ. Di bulan
Muharram ini terdapat hari yang istimewa, yaitu hari ‘Asyura. Di hari tersebut
umat Islam disunnahkan untuk berpuasa. Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih
Muslim, Juz 8 halaman 9 menjelaskan sebuah hadits shahih riwayat Imam
Muslim:
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ، فَوَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ
عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ؟ فَقَالُوا: هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ
اللهُ فِيهِ مُوسَى، وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ، فَنَحْنُ نَصُومُهُ
تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَحْنُ
أَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ
Dari Ibnu Abbas RA, beliau berkata:
"Rasulullah ﷺ hadir di kota
Madinah, kemudian beliau menjumpai orang Yahudi berpuasa di bulan ‘Asyura,
kemudian mereka ditanya tentang puasanya tersebut, mereka menjawab: hari ini
adalah hari dimana Allah ﷻ memberikan kemenangan
kepada Nabi Musa AS dan Bani Israil atas Fir’aun, maka kami berpuasa untuk
menghormati Nabi Musa. Kemudian Nabi bersabda: Kami (umat Islam) lebih utama
dengan Nabi Musa dibanding dengan kalian, Kemudian Nabi Muhammad memerintahkan
untuk berpuasa di hari ‘Asyura."
Dalam riwayat lain, para sahabat kemudian
bertanya pada Nabi, bahwa hari ‘Asyura adalah hari yang dimuliakan oleh orang
Yahudi dan Nasrani. Kemudian Nabi bersabda: Insya Allah tahun depan kita
berpuasa di hari yang ke Sembilan. Dari hadits tersebut di atas, Imam Syafi’i
berpendapat bahwa disunnahkan berpuasa di hari Sembilan dan sepuluh di bulan
Muharram. Karena Nabi telah melaksanakan puasa di hari ‘Asyura dan berniat
puasa di hari ke Sembilan di bulan Muharram (dikutip Imam An-Nawawi dalam Syarah
Shahih Muslim juz 8 halaman 9). Puasa di hari ke sembilan memiliki tujuan
untuk membedakan antara puasa orang Islam dan orang Yahudi. Karena itu hukumnya
makruh jika kita hanya puasa di hari ke sepuluh saja karena ada keserupaan
dengan orang Yahudi. Dari beberapa riwayat hadits di atas dapat kita simpulkan
bahwa umat Islam disunnahkan untuk melakukan puasa di hari ke Sembilan dan hari
‘Asyura di bulan Muharram.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Mengapa hari Asyura disebut dengan Asyura
(sepuluh)? Badaruddin al-‘Aini dalam kitab Umdatul Qari’ Syarah Shahih
Bukhari, juz 11, halaman 117, beliau menjelaskan sebuah pendapat bahwa di
hari ‘Asyura Allah ﷻ memberikan kemuliaan
dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya. Yaitu (1) kemenangan Nabi Musa atas
Fir’aun, (2) pendaratan kapal Nabi Nuh, (3) keselamatan Nabi Yunus dengan
keluar dari perut ikan, (4) ampunan Allah untuk Nabi Adam AS, (5) keselamatan
Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan, (6) kelahiran Nabi Isa AS, (7)
ampunan Allah untuk Nabi Dawud, (8) kelahiran Nabi Ibrahim AS, (9) Nabi Ya’qub
dapat kembali melihat, dan (10) ampunan Allah untuk Nabi Muhammad ﷺ, baik
kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang.
Selain di atas, para ulama juga menjelaskan
beberapa keistimewaan para nabi di hari ‘Asyura, yaitu kenaikan Nabi Idris
menuju tempat di langit, kesembuhan Nabi Ayub dari penyakit, dan pengangkatan
Nabi Sulaiman menjadi raja. Dari beberapa kejadian di atas, hari ‘Asyura adalah
hari yang amat istimewa. Karena itu, hari ‘Asyura menjadi momen yang amat baik
untuk meniru akhlak para nabi, akhlak yang mulia, lemah lembut, dan menjunjung
tinggi kasih sayang, dan kerukunan. Menghindari terhadap kejelekan, penghinaan,
kekerasan, permusuhan, dan adu domba. Ingat, kebaikan di bulan ini
dilipatgandakan pahalanya. Kejelekan di bulan ini dilipatkan siksa dan malapetakanya.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Puasa hari ‘Asyura sangat dianjurkan karena
memiliki beberapa keutamaan, Imam Turmudzi meriwayatkan hadits hasan dalam
kitab Sunan Turmudzi juz 2 halaman 109, bahwa orang yang berpuasa di
hari ‘Asyura akan mendapatkan ampunan dari Allah ﷻ. Sebagaimana
sabda Nabi:
وروى
التِّرْمِذِيّ من حَدِيث عَليّ، رَضِي الله تَعَالَى عَنهُ: (سَأَلَ رجل النَّبِي،
صلى الله عَلَيْهِ وَسلم: أَي شَيْء تَأْمُرنِي أَن أَصوم بعد رَمَضَان؟ قَالَ: صم
الْمحرم، فَإِنَّهُ شهر الله، وَفِيه يَوْم تَابَ فِيهِ على قوم وَيَتُوب فِيهِ
على قوم آخَرين) . وَقَالَ: حسن غَرِيب
“Suatu ketika seorang laki-laki bertanya pada
Nabi, apa yang akan engkau perintahkan kepadaku wahai Nabi setelah saya
berpuasa di bulan ramadhan? Nabi bersabda: Berpuasalah di bulan Muharram,
Muharram adalah bulan milik Allah, di bulan itu Allah menerima taubat satu kaum
dan menerima taubat kaum yang lainnya.” (HR. Tirmidzi)
Selain itu, Ibnu Majah meriwayatkan sebuah
hadits sahih dalam kitab Sunan Ibnu Majah, juz 1 halaman 553, bahwa
barang siapa puasa di hari ‘Asyura akan dihapus kesalahan satu tahun yang telah
lalu, sebagaimana sabda Nabi:
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ،
إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ»
Berpuasa di hari ‘Asyura, sesungguhnya saya
mengira bahwa Allah akan menghapus kesalahan di tahun yang telah lalu (HR. Ibnu
Majah).
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshîrah juz
2 halaman 6 menyimpulkan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang mulia, hari
‘Asyura adalah hari yang mulia. Bulan Muharram adalah musim kebaikan, momen
yang baik untuk melakukan perdamaian, momen yang baik untuk meningkatkan amal,
sedekah, menyantuni anak yatim, dan menolong mereka yang membutuhkan. Bulan
Muharram sebagai bulan awal tahun baru hijriah menjadi momen yang terbaik untuk
melakukan hijrah, hijrah dari sifat yang tercela menuju sifat yang terpuji. Abu
Sulaiman sebagaimana dikutip Abu Na’im dalam kitab Hilyatul Auliya’ juz
9 halaman 269 menyatakan:
مَنْ
كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ فِي نُقْصَانٍ
“Barangsiapa hari ini keadaannya masih sama
dengan kemarin, maka ia dalam keadaan kurang baik.”
Dari pernyataan tersebut, mari kita bangkitkan
motivasi kita untuk berubah dan berhijrah ke perilaku yang baik, semakin
merekatkan persaudaraan, memanfaatkan potensi yang kita miliki sesuai dengan
profesi masing-masing untuk membantu orang lain, membantu agama, dan membantu
negara. Seseorang hamba akan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah ﷻ selama ia bermanfaat
dan membantu kesusahan saudaranya. Semoga kita dapat menjadi orang yang selalu
berhijrah menuju kebaikan dan menjadi orang yang bermanfaat untuk masyarakat,
agama, dan bangsa. Allahumma Aamiin.
جَعَلَنا
اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ
عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
باَرَكَ
اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ
وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ
رَحِيْمٌ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Dr. Rustam Ibrahim. Dosen UNU Surakarta,
Wakil Katib Syuriah PCNU Boyolali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar