Bentuk Kepribadian dengan
Bersabar
Oleh: Hasan Baharun*
Sabar dalam Islam merupakan sikap yang harus
dimiliki oleh seorang muslim dalam menjalankan kehidupan keberagamaannya. Hal
ini mudah diucapkan dengan lisan tapi sulit untuk dilaksanakan dan
diaplikasikan dalam kehidupan.
Pentingnya sikap “sabar” ini telah digariskan
dalam firman Allah (“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyuk” QS. Al-Baqarah : 45.”).
Mengenai definisi Sabar, Abu Zakaria Ansari
berpendapat bahwa sabar merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan
dirinya terhadap sesuatu yang terjadi, baik yang disenanginya maupun yang
dibencinya. Imam al-Ghazali mengatakan, “Sabar ialah suatu kondisi jiwa yang
terjadi karena dorongan ajaran agama dalam mengendalikan hawa nafsu.
Selanjutnya, sabar juga berarti teguh hati
tanpa mengeluh, saat ditimpa bencana. Jadi yang dimaksud dengan sabar menurut
pengertian Islam ialah rela menerima sesuatu yang tidak disenangi dengan rasa
ikhlas serta berserah diri kepada Allah. Dan dapat pula dikatakan bahwa sabar
merupakan kemampuan atau daya tahan manusia dalam menguasai sifat destruktif
yang terdapat dalam tubuh setiap orang. Jadi, sabar itu mengandungi unsur
perjuangan tidak menyerah dan menerima begitu saja.
Dengan demikian, sabar berarti kosisten dalam
melaksanakan semua perintah Allah dalam segala keadaan. Berani menghadapi
kesulitan dan tabah dalam menghadapi cobaan selama dalam perjuangan untuk
mencapai tujuan. Karena itu, sabar erat kaitannya dengan pengendalian diri,
sikap, dan emosi. Apabila seseorang telah mampu mengawal mengendalikan
nafsunya, maka sikap/sifat sabar akan tercipta.
Teknik Meraih Sabar
Sabar merupakan usaha manusia yang harus
dilakukan secara sungguh-sungguh dan penuh usaha, sabar bukan merupakan sikap
yang didapatkan secara instan dan tiba-tiba, semuanya perlu waktu, kesadaran,
dan pembelajaran secara continue. Sampai akhirnya ia melekat dalam diri kita
dan menjadi karakter kita. Seperti bernafas, kita tak berfikir saat kita
bernafas. Demikian halnya dengan karakter yang telah melekat pada diri kita.
Kesabaran, keikhlasan, dan sifat baik lainnya. Akan mengalir saja, jika ia
telah melekat dalam diri kita.
Dengan sabar kita bisa melihat sebuah
peringatan dan hikmah di dalam sebuah masalah, "Sesungguhnya dibalik
kesulitan ada kemudahan". Untuk bisa sabar Mulanya kita harus memaksa diri
kita untuk bisa menjadi sabar, dan semua berangkat dari kesadaran diri yang
terus menerus, motivasi kuat bahwa " Saya bisa sabar".
Sebagai amaliah manusia guna meraih sukses
dalam meniti jalan kehidupan ini, ada hal penting yang harus kita ketahui dan
lakukan agar bisa memiliki sifat dan sikap bersabar. Banyak cara yang bisa
dilakukan agar kita bisa bersabar, diantaranya ; Pertama, sabar adalah masalah
hati, dan kadang-kadang kita tidak bisa mengendalikan hati kita sendiri, maka
agar bisa bersabar adalah dengan berdo’a memohon kepada Allah dan bertawakkal
kepadaNya.
Kedua, menjalankan kewajiban-kewajiban yang
telah diberikan oleh Allah juga akan menumbuhkan kesabaran. Berpuasa juga akan
bisa mendorong kita bersabar, khususnya dalam menahan gejolak nafsu syahwat.
Shalat juga akan menumbuhkan kesabaran. Zakat dan sedekah juga akan menumbuhkan
kesabaran, khususnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan harta.
Ketiga, membaca al-Qur’an disertai dengan
tadabbur (merenungkan) maknanya dan berdzikir (mengingat) Allah. Keempat,
membaca Sirah Rasulullah saw, kisah para nabi dan juga kisah para shahabat.
Kita akan mendapatkan pelajaran penting bagaimana mereka bersabar, sehingga
mendorong diri kita untuk ikut bersabar. Kelima, berkawan dengan orang-orang
yang berilmu agama. Ketika kita menghadapi ujian, mereka akan bisa memotifasi
dan memberi nasihat kepada kita untuk bersabar.
Berangkat dari hal tersebut di atas,
diperlukan upaya keras dan sungguh-sungguh untuk mendapatkan gelar sabar. Sabar
itu aktif bukan berdiam diri (pasif) dan dilakukan sampai berhasil. Ketika ada
stimulus, jangan langsung diberi respons, kita pause dulu terutama pada
stimulus yang berbahaya, yang menyebabkan kita marah. Rumusnya adalah SPP :
STOP, PIKIR, PILIH.
Sabar dan Pembentukan Kepribadian
Sabar itu indah, kata Alquran. Tapi, bukan
seperti dipahami oleh orang awam, sebagai sikap pasrah pada nasib yang menimpa.
Secara bahasa pun, sabar artinya tahammul, yakni daya tahan/daya pikul. Sebuah
kemampuan karunia Allah yang paling besar setelah iman.
Sepanjang jalan ujian, orang sabar ''tidak
mengeluhkan kepedihan derita kepada siapa pun juga, kecuali kepada Allah
Ta'ala'', seperti ditulis Al Jurjani “Sabar adalah tanda lulus dalam ujian
musibah demi musibah”. “Hidup memang tidak terlepas dari ujian, agar bisa
diketahui secara nyata siapa hamba Allah yang pejuang dan yang sabar dalam
perjuangannya” (QS Muhammad : 31)”.
Ujian dengan musibah bukan untuk menjatuhkan
manusia pada kenistaan. Justru sebaliknya sebagai tanda cinta dan rasa percaya
dari Rabbbul 'alamin kepada hamba-Nya. Nyatanya, para nabi, hamba Allah yang
paling dimuliakan dan dicintai-Nya, harus menempuh ujian paling berat,
dibanding orang beriman lainnya.
Dengan demikian, tidak ada orang yang bisa
disebut sabar, jika sikapnya menolak atau mengelak berdiri bersama permasalahan
yang tidak mengenakkan di hati. Orang yang sabar selalu memancarkan kehangatan
bagi orang lain karena ia senantiasa pasrah pada Allah dalam kondisi apa pun.
Ali bin Abi Thalib mengumpamakan keutamaan
sabar bagi keimanan seseorang itu bagaikan tubuh, dan sabar adalah kepalanya.
la mengatakan, “Sabar bagi keimanan laksana kepala dalam tubuh. Apabila
kesabaran telah lenyap maka lenyap pulalah keimanan.” (HR. Baihaqi).
Sabar itu membentuk jiwa manusia menjadi kuat
dan teguh tatkala menghadapi bencana (musibah). Jiwanya tidak bergoncang, tidak
gelisah, tidak panik, tidak hilang keseimbangan, tidak berubah pendirian. Tak
ubahnya laksana batu karang di tengah lautan yang tidak bergeser sedikit pun
tatkala dipukul ombak dan gelombang yang bergulung-gulung.
Dengan mempunyai sifat sabar kita bisa
menjadi pribadi yang menyenangkan dan berkharisma. dan dengan sabar kita bisa
menyelesaikan masalah dengan solusi yang tepat. Dan kita tidak hanya memikirkan
hasil akhir, kita juga menikmati proses terjadinya. Jadi tidak ada salahnya kita
bersikap sabar. Walau memang mencoba menjadi sabar adalah hal yang luar biasa
susah, tetapi bukan tidak mungkin. Dengan ini saya mencoba mengajak sahabat
berlatih memiliki sifat sabar dan tenang. Untuk kehidupan yang lebih baik, dan
bersabar untuk meraih kesukesan. []
* Penulis adalah Dosen IAI Nurul Jadid Paiton
Probolinggo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar