Khutbah
Nikah, Hukum dan Contohnya
Khidmatnya prosesi pernikahan akan menjadi
bertambah bila di dalamnya disertakan juga khutbah nikah. Selain berfungsi
sebagai pembekalan bagi pasangan yang menikah, khutbah ini juga menjadi
penyemangat bagi para hadirin yang masih belum menikah untuk segera menikah.
Selain itu, khutbah nikah juga menjadi pengingat bagi semua yang hadir tentang
pentingnya menjaga keutuhan dalam pernikahan.
Dikutip dari Imam Abu al-Husain al-Yamani, Al-Bayan
fi Madzhabi al-Imam al-Syafi’i (Jeddah: Dar al-Minhaj, 2000), juz IX, hal.
230, khutbah nikah ini hukumnya adalah sunnah dan boleh disampaikan oleh wali,
calon mempelai pria, atau pihak lainnya:
وإذا أراد
العقد... خطب الولي، أو الزوج، أو أجنبي… والخطبة مستحبة غير واجبة، وبه قال عامة
أهل العلم.
“Jika akad akan dilaksanakan, …berkhutbahlah
wali, calon suami, atau orang lain… Khutbah ini hukumnya sunnah, tidak wajib,
sebagaimana juga dinyatakan oleh kebanyakan ahli ilmu.”
Dalam pemaparan kali ini, kami juga akan
menampilkan salah satu contoh khutbah nikah yang boleh dijadikan bahan bagi
yang membutuhkan:
Khutbah Nikah
اَلْحَمْدُ
لِلهِ الَّذِى خَلَقَ مِنَ اْلمَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ
رَبُّكَ قَدِيْرَا وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلُ الْخَلْقِ وَاْلوَرَا وَ عَلىٰ اٰلِهِ
وَصَحْبِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا كَثِيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقِوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالٰى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: ياَ
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
وَاعْلَمُوْا
أَنَّ النِكَاحَ سُنَّةٌ مِنْ سُنَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ. وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَمَا وَاللهِ إِنِّى لَأَخْشَاكُمْ لِلهِ
وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لٰكِنِّى أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ ، وَأُصَلِّى وَأَرْقُدُ
وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّي
وَقَالَ
أَيْضًا يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ
فَلْيَتَزَوَّجْ ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ
لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
وَقَالَ
أَيْضًا خَيْرُ النِّسَاءَ إِمْرَأَةٌ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ،
وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ، وَإِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفَظَتْكَ فِي
نَفْسِهَا وَمَالِكَ
وَقَالَ
اللهُ تَعَالٰى يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ
اللهِ أَتْقَاكُمْ
وَقَالَ
أَيْضًا وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ
وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُوْنُوْا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللهُ
وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
بَارَكَ
اللهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِىْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكِرِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّىْ وَمِنْكُمَ
تِلَاوَتَهُ إِنِّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ
أَعُوْذُ
بِا للهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ
رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُواْ اللهَ الَّذِي
تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هٰذَا وَاسْتَغْفِرُوْا اللهَ اْلعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ
وَلِمَشَايِخِي وَلِسَائِرِ الْمُسِلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ
اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Alhamdulilâhilladzî khalaqa minal mâ`i basyaran
faja’alahu nasaban wa shihran wa kâna Rabbuka qadîran. Wa asyhadu al lâ ilâha
illallâh wahdahu lâ syarîka lah. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa
rasûlahu. Allâhumma shalli ‘alâ sayyidinâ Muhammadin afdlalul khalqi wal warâ
wa ‘alâ âlihi wa shahbihi shalâtan wa salâman katsîran.
Amma ba’du. Fa yâ ayyuhal hâdlirûn, ûshîkum wa
nafsî bi taqwallâh faqad fâzal muttaqûn. Qâlallâhu ta’âla fî kitâbihil karîm:
Yâ ayyuhalladzîna âmanû ittaqullâha haqqa tuqâtihi wa lâ tamûtunna illâ wa
antum muslimûn.
Wa’lamû annannikâha sunnatun min sunani
Rasulillâhi shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Wa qâla annabiyyu shallallâhu
‘alaihi wa sallam: Amâ wallâhi innî la`akhsyâkum lillâhi wa atqâkum lahu,
lakinnî ashûmu wa ufthiru, wa ushalli wa arqadu wa atazawwaju an-nisâ`a, faman
raghiba ‘an sunnatî fa laisa minnî.
Wa qâla aidlan, yâ ma’syarasy syabâba man
istathâ’a minkum al-bâ`ata fal yatazawwaj, fainnahu aghadldlu lil bashari wa
ahshanu lil farji, man lam yastathi’ fa ‘alaihi bish shaumi fainnahu lahu
wijâ`un.
wa qâla aidlan, khairun nisâ`a imra`atun idzâ
nadzarta ilaihâ sarratka, wa idzâ amartahâ athâ’atka, wa idzâ ghibta ‘anhâ
hafadzatka fî nafsihâ wa mâlika.
Wa qâlallâhu ta’âla, yâ ayyuhannâsu innâ
khalaqnâkum min dzakarin wa untsa wa ja’alnâkum syu’ûban wa qabâila li
ta’ârafû, inna akramakum ‘indallâhi atqâkum.
Wa qâla aidlan, wa ankihû al-ayyâma minkum wash
shâlihîna min ‘ibâdikum wa imâikum in yakûnû fuqarâ`a yughnihimullâha min
fadhlihi wallâhu wâsi’un ‘alîm.
Bârakallâhu lî wa lakum fil qur`ânil ‘adzîm. Wa
nafa’anî wa iyâkum bimâ fîhi minal âyati wadz dzikril hakîm wa taqabbal minnî
wa minkum tilâwatahu innahû huwat tawâbur rahîm.
A’ûdzu billâhi minasy syaithânirrajîm yâ
ayyuhannâsu ittaqullâha rabbakumulladzî khalaqakum min nafsin wâhidatin wa
khalaqa minhâ zaujahâ wa batstsa minhumâ rijâlan katsîran wa nisâ`a.
wattaqullâha alladzî tasâ`alûna bihi wal arhâm. Innallâha kâna ‘alaikum raqîba.
Aqûlu qauli hâdzâ wastaghfirullâha al-‘adzîm lî
wa lakum wali wâlidayya wali masyâyikhina wali sâiril muslimîna. Fastaghfirûhu
innahû huwal ghafûrurrahîm.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah
menciptakan manusia dari setitik air, lalu Dia menjadikannya keturunan dan
kekerabatan, dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya.
Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah,
limpahkanlah rahmat ta’dhim dan kesejahteraan atas junjungan kami Nabi Muhammad
saw, seutama-utama penciptaan makhluk dan atas keluarga dan shahabatnya dengan
limpahan rahmat ta'dhim serta kesejahteraan yang banyak.
Setelah itu, wahai yang hadhir, aku mewasiatkan
padamu dan diriku untuk bertaqwa kepada Allah, karena sesungguhnya itu adalah
kemenangan (yang besar) bagi orang-orang yang bertaqwa. Allah swt berfirman
dalam kitab-Nya yang mulya: Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada
Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya, dan sekali-kali janganlah kamu
mati kecuali dalam keadaan menyerahkan diri pada Allah (beragama Islam)
Ketahuilah bahwa nikah itu adalah sunah dari
beberapa sunah Rasulullah saw. Nabi saw bersabda: Adapun aku, demi Allah,
adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian, dan juga paling
bertakwa kepada-Nya. Akan tetapi aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan
juga tidur serta menikahi wanita. Barang siapa yang benci sunnahku, maka
bukanlah dari golonganku.
Dan beliau bersabda lagi: Wahai sekalian
pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan (menafkahi
keluarga), maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih bisa menundukkan
pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu,
hendaklah ia berpuasa karena hal itu akan lebih bisa meredakan gejolaknya.
Dan beliau bersabda lagi: Istri yang baik
adaalah wanita yang menggembirakan hatimu ketika dipandang, apabila kamu
perintah ia mentaatimu, apabila kamu tiada ia mampu menjaga kehormatan dirinya
dan hartamu
Dan Allah swt berfirman: Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.
Dan Allah swt berfirman pula: Dan kawinkanlah
orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.
Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Semoga Allah memberi berkah kepadaku dan
kepadamu dalam Qur'an yang agung. Dan memberi manfaat kepadu dan kepadamu
terhadap apa yang ada di dalamnya, dari ayat-ayat dan peringatan yang bijak,
dan semoga Allah menerima dariku dan darimu dalam membacanya, karena
sesungguhnya Allah Maha penerima Tobat lagi Maha Penyayang
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan
yang terkutuk. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Aku katakan perkataanku ini, dan mohon ampun
pada Allah Yang Maha Agung untukku dan untukmu, untuk kedua orang tau dan
guru-guru serta untuk orang Islam lainnya. Maka mohonlah ampun kepada-Nya,
karena sesunggunya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam
bi shawab. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar