Ketika Sayyidina Umar
Menolak Minum Air Dingin
Orang-orang sufi
dahulu banyak yang menghindari kenikmatan-kenikmatan dunia dengan tujuan supaya
tidak mengurangi kenikmatan di surganya kelak.
Salah satu contohnya
adalah Sayyidina Umar radliyallahu anh. Satu saat beliau sedang dilanda
kehausan di waktu cuaca sekitar sedang panas. Betapa segarnya jika tenggorokan
yang begitu kering, disiram dengan air dingin. Seperti bumi yang kering
kerontang dihantam hujan deras yang pertama kalinya.
Ada satu orang yang
bermaksud menghaturkan minuman air putih dingin untuk membantu dahaga Sayyidina
Umar. Namun beliau menolak.
Lalu ada yang
bertanya kepada Sayyidina Umar. "Ya Umar, engkau ini sedang kehausan. Tapi
kenapa engkau justru menolak air yang kami berikan?"
"Iya, kalau
minuman ini ada hubungannya dengan akhirat, aku tidak mau minum. Namun jika
tidak ada hubungannya, aku mau minum. Aku khawatir, kesegaran yang kurasakan
sekarang akan mengurangi kenikmatan di surgaku kelak."
Cerita di atas disampaikan
oleh KH Abdullah Kafa Bihi Mahrus dalam acara Haul KH Idris Marzuqi yang ke-4
dan Penutupan Ngaji Lapanan Kemis Legi yang dihelat di Aula Al-Muktamar,
Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kamis, (26/4).
Kiai Kafa menimpali,
kenikmatan di dunia akan mengurangi kadar kenikmatan di akhirat kecuali memang
mendapat fadlal (anugerah) dari Allah subhanahu wa ta'ala.
Kisah tentang
Sayyidina Umar di atas sejalan dengan kisah Kiai Syamsuri Dahlan, pengasuh
Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Grobogan, Jawa Tengah.
Menurut cerita orang
dekatnya, saat sakit, Kiai Syamsuri tidak berkenan dikasih kasur yang tebal.
Beliau juga beralasan, khawatir akan mengurangi kenikmatannya di surga kelak.
[]
(Ahmad Mundzir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar