Penyegar Gersangnya
Hati dan Pikiran
Judul
: Oase Al-Qur'an: Pencerah Kehidupan
Penulis
: KH Ahsin Sakho Muhammad
Penerbit
: Qaf
Cetakan
: I, Maret, 2018
ISBN
: 9786025547003
Tebal
: 267 halaman
Peresensi
: Syakir NF, santri Pondok Buntet Pesantren
Al-Qur'an merupakan
samudera yang tak berdasar. Semakin kita menyelam, semakin kita meyakini
kedalamannya. Tak salah jika orang berbeda memahaminya meskipun satu teks sama
yang dibacanya. Sebab, beda sudut pandang akan melahirkan beda persepsi yang
didapatkannya.
Di masing-masing
kedalamannya, ia memiliki keindahan tersendiri. Maka, jika pun seseorang hanya
mengerti dalam tataran permukaan, ia akan menikmati keindahan di atas
permukannya. Lain halnya jika ia mampu menyelam dengan peralatan keilmuannya
yang mumpuni, tentu ia akan mendapatkan keindahan yang berbeda dari sekadar
permukaan.
Sebagai samudera,
Al-Qur'an tak akan pernah habis dikuras airnya, tak berkurang jika diambil
kandungannya. Ia terlalu kaya untuk dimanfaatkan oleh sekelompok manusia.
Bagi segenap
masyarakat awam seperti peresensi, KH Ahsin Sakho Muhammad menjadikan bukunya
sebagai kacamata yang mampu menembus kedalaman samudera. Kita yang hanya
berkemampuan menikmati permukaan, dapat menikmati kedalaman Al-Qur'an melalui
bukunya yang berjudul Oase Al-Qur'an: Pencerah Kehidupan.
Sebagaimana pencerah,
buku ini mampu menerangi pandangan agar dapat melihat, setidaknya mengintip
kandungan Al-Qur'an yang terdapat di dalam samudera tak terhingga itu. Dengan
tema-tema tertentu, Kiai Ahsin menghadirkan intisari Al-Qur'an dengan tulisan
yang tidak terlalu panjang di setiap babnya. Hal ini tidak membuat pembaca
lekas bosan dan langsung mendapatkan pokok paling inti dari tema yang
dibahasnya.
Buku ini mengarahkan
kepada pemahaman dan penerapan Al-Qur'an dalam keseharian. Tema zikir dan
tadabbur mendominasi buku ini. Kiai asal Cirebon itu menguraikan dalam bukunya,
bahwa ada dua cara membaca Al-Qur'an, yakni tartil dengan tadabbur, dan tartil
dengan cepat. Keduanya memiliki keistimewaan yang berebeda. Pertama, pahalanya
tidak terlalu banyak, tetapi berbobot, sedangkan cara membaca kedua
menghasilkan pahala banyak meskipun bobotnya tidak lebih baik dari pertama.
Pemilihan diksi tadabbur pada buku ini mengindikasikan agar para pembaca lebih
meresapi kandungan Al-Qur'an. Hal ini guna diterapkan dalam kesehariannya.
Karena tadabbur
mendominasi, maka buku ini juga lebih banyak berisi cerita. Hal ini akan lebih
meningkatkan kepekaan dalam menjalani kehidupan. Membaca cerita sama dengan
melatih rasa. Dosen saya pernah mengatakan bahwa membaca sastra (baca juga:
cerita) memberikan pengalaman tanpa harus mengalaminya sendiri. Artinya, dengan
mengetahui kejadian tertentu, kita dapat belajar untuk bersikap atau bertindak
seperti apa ketika hal yang sama kita alami sendiri.
Buku ini berisi Oase
Qur'ani 101-200. Urutan 1-100 sudah disajikan pada buku sebelumnya, yakni Oase
Al-Qur'an: Penyejuk Kehidupan yang terbit pada tahun 2016. Buku tersebut juga
menghadirkan catatan-catatan khusus di beberapa halaman tertentu yang berlainan
dari isi utamanya. Seolah hal ini menjadi bonus bagi para pembaca.
Di tengah kehidupan
yang begitu gerah dan hati yang gersang akibat situasi politik dan problematika
kebangsaan dan lingkungan, buku yang lahir dari seorang ahli di bidang Al-Qur'an
ini benar-benar menjadi oase. Ia mampu memberikan penyegaran atas dahaga
keimanan yang kerap kali terabaikan dan pikiran yang tak sadar mulai kehilangan
nalar sehatnya. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar