KHUTBAH JUMAT
Iblis, Suri Teladan Pertama Penyebar Hoaks
Khutbah I
الحَمْدُ
لِلهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِتَرْك الْمَنَاهِيْ وَفِعْلِ الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ
وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ
أَمَّا
بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه
وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي
كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا
أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Sejarah hoaks atau kabar palsu bisa dikatakan
setua sejarah awal-awal diciptakan manusia. Kita barangkali akrab dengan cerita
Nabi Adam 'alaihissalam diciptakan oleh Allah ﷻ sebagai khalifah.
Melalui anugerah ilmu, Allah memuliakan Nabi Adam di atas malaikat dan iblis.
Kemuliaan itu ditandai dengan perintah-Nya kepada para malaikat dan iblis untuk
bersujud (hormat) kepada Nabi Adam. Ketika itu semua patuh bersujud, kecuali
iblis yang sombong. Dari sinilah permusuhan iblis dan manusia dimulai, termasuk
munculnya pertama kali hoaks dari iblis kepada manusia.
Setelah peristiwa itu Allah memerintahkan
kepada Nabi Adam dan istrinya Hawa untuk tinggal di surga dengan bahagia.
Mereka berdua dibebaskan mengambil makanan apa saja dan dari mana saja tanpa
susah payah. Mereka hanya dilarang mendekati pohon tertentu, apalagi sampai
memakan buahnya. Bila dilanggar, maka keduanya akan masuk golongan yang zalim
dan durhaka. Kisah ini terekam dengan baik dalam Surat al-Baqarah.
Ulama berbeda pendapat tentang nama pohon dan
buah yang dimaksud. Tapi beredar di kalangan kita saat ini nama populer “pohon
atau buah khuldi”. Secara bahasa khuldi berarti keabadian. Kesimpulan
ini mengacu pada kutipan di Surat Taha ayat 120 bahwa setan membisikkan rayuan
jahat kepada Nabi Adam agar mendekati dan memakan buah dari “pohon keabadian”
itu.
فَوَسْوَسَ
إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ
وَمُلْكٍ لَا يَبْلَىٰ
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat
kepadanya, dengan berkata: ‘Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon
khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?’.” (QS Taha: 120)
Setan menggoda Adam dan Hawa dengan sebuah
pohon yang digambarkan akan memberikan efek hidup abadi, juga kekuasaan yang
berlangsung langgeng. Dari ayat ini kita tahu bahwa nama “pohon khludi” bukan
pemberian dari Allah, melainkan dari setan yang tengah dikuasai rasa iri dan
dengki terhadap Nabi Adam.
Dalam Surat al-A’raf ayat 20 juga dijelaskan
bagaimana kata-kata setan dalam merayu mereka berdua: "Tuhan melarang kamu
berdua mendekati pohon ini lantaran tidak ingin melihat kalian menjadi malaikat
dan kekal, terus menerima nikmat yang tanpa terputus di dalam surga."
Setan menggoda keduanya agar melanggar perintah Allah. Sehingga pakaian mereka
terlepas dan auratnya terlihat.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Apa yang diembuskan oleh setan kepada Nabi
Adam dan Hawa adalah hoaks. Informasi tersebut memang tampak manis dan menjanjikan
tapi sesungguhnya dusta dan palsu. Kenapa dusta dan palsu? Karena pada
kenyataannya setelah pohoh itu didekati dan buahnya dimakan, yang ada justru
keduanya dikeluarkan dari surga. Setan melancarkan cara-cara licik ini untuk
menjerumuskan manusia agar berbuat durhaka kepada Allah.
Ibnu ‘Asyur dalam kitab tafsirnya at-Tahrîr
wat Tanwîr menjelaskan bahwa nama indah “pohon keabadian” sengaja
diciptakan setan untuk mengundang daya tarik serta mengelabuhi manusia yang
memang punya kecenderung untuk bisa hidup lama. Dengan bahasa lain, nama
"pohon keabadian" itu merupakan bagian dari skenario hoaks yang
didesain setan agar Nabi Adam terjerumus dalam tipuannya..
Inilah episode Adam dan Hawa kemudian keluar
dari kenikmatan dan kemuliaan surga, lalu tinggal di bumi. Di bumi manusia
berkembang biak dan sarat dengan pertikaian, serta kesenangan-kesenangan yang
pasti fana.
Usai sadar bahwa dirinya tergelincir oleh
hoaks yang diiming-imingkan setan, Nabi Adam segera bertobat.
فَتَلَقَّىٰ
آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ
"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat
dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha-Penerima
tobat lagi Maha-Penyayang." (QS al-Baqarah: 37)
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Demikianlah bahaya hoaks. Ia lebih dari
sekadar mengelabuhi pengetahuan, melainkan juga menurunkan kemuliaan manusia.
Beda hoaks dengan kabar keliru biasa (yang tak sengaja) terletak pada niatan
buruk yang mendorongnya. Dan itulah yang dilakukan iblis kepada manusia
pertama.
Iblis memang telah dikutuk karena membangkang
dari perintah Allah untuk bersujud (hormat) kepada Nabi Adam. Namun,
sebagaimana diungkapkan dalam Surat al-A’raf ayat 14-17, iblis telah meminta
kesempatan Allah untuk diberi hidup sampai hari kebangkitan, dan Allah
mengabulkan permintaannya. Selanjutnya iblis bersumpah akan menyesatkan
keturunan Adam. Ia bertekad akan memalingkan manusia dari jalan kebenaran
dengan menggunakan segala cara.
Tidak aneh bila perbuatan kotor iblis,
seperti menyebar hoaks, masih kita temui hingga sekarang, bahkan mungkin sampai
hari kiamat datang. Ini adalah buah kerja keras iblis dalam menggoda manusia
agar menempuh jalan sesat.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Islam sangat peduli dengan kejujuran dan
kebenaran. Agama luhur ini mengajarkan tiap orang yang menerima kabar dari
sumber yang tidak jelas untuk melakukan tabayun atau klarifikasi. Pastikan
berita yang diterima benar-benar akurat. Setelah diyakini akurat pun tidak
serta merta boleh langsung menyebarkannya lagi sebelum benar-benar yakin akan
berdampak maslahat, minimal tidak menimbulkan mudarat.
Di era media sosial yang sangat bebas ini
peluang untuk berbuat salah pun semakin luas. Kebebasan yang tak terkendali
bisa jadi tidak membawa berkah malah menjadi musibah bagi pemiliknya. Mari jaga
hati, pikiran, lisan, dan tangan agar selamat dari langkah-langkah setan. Dalam
Islam kita diajarkan bahwa tiap gerak kita tak luput dari pengawasan Allah ﷻ dan karena itu tidak
akan luput dari pertanggungjawaban di akhirat kelak.
Imam Syafi’i pernah berkata dalam kitab Ar-Risâlah:
أَنَّ
الْكَذِبَ الَّذِيْ نَهَاهُمْ عَنْهُ هُوَ الْكَذِبُ الْخَفِيُّ، وَذَلِكَ
الحَدِيْثُ عَمَّنْ لَا يُعْرَفُ صِدْقُهُ
“Sesungguhnya kebohongan yang juga dilarang
adalah kebohongan tak terlihat (kadzib khafi), yakni menceritakan kabar
dari orang yang tak jelas apakah ia jujur atau tidak.”
Bila menyebar informasi yang masih
samar-samar tingkat akurasinya saja kita sudah bisa divonis berbohong, apalagi
bila kita dengan sengaja menyebarkan berita yang jelas-jelas hoaks. Kedengkian
iblis kepada Nabi Adam jangan sampai menjadi teladan bagi umat sekarang,
sehingga antarsesama saudara sebangsa pun harus saling memusuhi dan
menjatuhkan. Wallahu a’lam bish shawab.
بَارَكَ
الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ
بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا
فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar