Khutbah Lamaran Nikah, Hukum
dan Contohnya
Prosesi lamaran (khitbah) merupakan pembuka
dari prosesi akad nikah. Pada acara lamaran ini, pihak keluarga calon mempelai
pria bersilaturahim ke rumah calon mempelai wanita untuk mengutarakan keinginan
mereka. Pada saat prosesi tersebut, ada kesunnahan yang pahalanya besar, yakni
menyampaikan khutbah.
Keterangan tentang kesunnahan khutbah pada
saat prosesi lamaran ini bisa kita simak pada pemaparan Imam al-Mawardi dalam
kitab Al-Hawi al-Kabir (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1999), juz IX, hal.
163:
قَالَ
الْمَاوَرْدِيُّ: اعْلَمْ أَنَّ خُطْبَةَ النِّكَاحِ قَبْلَ الْخِطْبَةِ سُنَّةٌ
مُسْتَحَبَّةُ
“Imam al-Mawardi berkata: “Ketahuilah bahwa
khutbah nikah sebelum acara lamaran itu hukumnya sunnah.”
Apa saja yang disampaikan dalam khutbah
ketika prosesi melamar ini, bisa kita simak pada pemaparan Imam Abu Ishak
Ibrahim bin Ali bin Yusuf al-Fairuzzabadi al-Syairazi dalam Al- Muhadzdzab fi
Fiqh al-Imam al-Syafi’i (Damaskus: Dar al-Qalam, 1992), juz II, hal. 437:
أَلْحَمْدُ
لِلهِ نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لآ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِى خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِى تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَالْأَرْحَامِ إِنَّ اللهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ
إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيْدًا يُصْلِحْ
لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ
وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
Alhamdulillâhilladzî nasta’înuhu
wanastaghfiruhu wa na’udzu bihi min syurûri anfusinâ man yahdilLâhu falâ
mudlilla lah wa man yudllil falâ hâdiya lah. Wa asyhadu allâ ilâha illaLlâh
wahdahu lâ syarika lah. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduHu wa rasuluHu.
{Yâ ayyuhannâsu ittaqû rabbakumulladzî
khalaqakum min nafsin wâhidatin wakhalaqa minhâ zawjahâ wabatstsa minhumâ
rijâlan katsîran wanisâ-an wattaquLlâhalladzî tasâ-aluuna bihi wal-arhâma
innaLlâha kâna ‘alaykum raqîban} (Q.S. An-Nisâ: 1)
{Yâ ayyuhalladzîna âmanû ittaquLlâha haqqa
tuqâtihi walâ tamûtunna illâ wa-antum muslimûna} (Q.S. Ali ‘Imrân: 102)
{Yâ ayyuhaLladziina âmanû ittaquLlâha waqûlû
qawlan sadîdan
Yushlih lakum a’mâlakum wayaghfir lakum
dzunûbakum waman yuthi’iLlâha warasûlahu faqad fâza fawzan ‘adzhîman} (Q.S.
Al-Ahzâb 70-71)
“Segala puji bagi Allah, kami memohon
pertolongan pada-Nya, kami memohon ampunan pada-Nya, kami memohon perlindungan
dengan-Nya atas segala kejelekan diri kami. Barangsiapa diberi hidayah oleh
Allah, maka tiada yang bisa menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan maka
tiada yang bisa memberinya petunjuk. Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah,
Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad
adalah utusan-Nya.
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.”
Demikian, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bi
shawab. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar