Sejarah NU Lombok (2)
1934 atau 1953?
Dalam buku NU Lombok
(1953-1984) karangan Ida Bagus Putu Wijaya Kusumah, disebutkan bahwa NU
mulai berdiri secara resmi pada tahun 1953. Jika dilihat dari sisi sejarah
nasional NU, berarti sejak Muktamar NU di Palembang 1952. Pada muktamar itulah,
NU memulai babak baru, menjadi partai politik.
Dengan demikian,
meski tidak dinyatakan secara tersurat pada buku, NU di Lombok bisa dikatakan
memulai berdiri sebagai momentum politik, sebagai sebuah partai politik. Penulis
buku itu memang membatasi penelitiannya dari 1953-1984, tapi sayangnya sama
sekali tidak menelusuri jauh ke belakang.
Ketua PWNU NTB TGH
Taqiudin Mansur berpendapat bahawa embrio NU sudah sejak tahun 1934 dan berdiri
secara resmi pada 1935.
Namun, waktu itu NU
belum berkembang dan dikenal masyarakat, hanya diterima, dikenal dan beredar
pada sekelompok ulama bernama Persatuan Islam Lombok (PIL), ada juga yang
berpendapat Persatuan Ulama Islam (PUIL).
Ulama-ulama PUIL atau
PIL itu berada di sekitar pantai Ampenan. Mereka umumnya adalah para pedagang
merangkap da’i dari luar wilayah Lombok, misalnya dari Palembang (Sumatera
Selatan), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), dari Arab, dan India.
Pada 1934, menurut
Tuan Guru Taqi, di tingkat nasional, organisasi Muhammadiyah sudah ada. Tapi
saat itu, Muhammadiyah belum masuk. NU lebih cepat berdiri karena ulama-ulama
di sekitar Ampenan itu, kerap bepergian dalam urusan berdagang.
Karena urusan dagang
itulah mereka memiliki kontak yang intens dengan pelabuhan Tanjung Perak di
Surabaya. Itu menjadi faktor pertama. Kedua, PUIL atau PIL seirama dengan NU
dalam paham keagamaan. Mereka ingin bergabung dengan NU karena waktu itu sudah
menasional.
Kontak Ampenan
Surabaya itulah, pada 1935, ulama PUIL atau PIL bisa menghadirkan KH Muhammad
Dahlan untuk meresmikan NU Ampenan.
Penulis buku
Pemikiran Islam Lokal: TGH M. Shaleh Hambali Bengkel berpendapat antara
pemaparan Ida Bagus Putu Wijaya Kusumah dan Tuan Guru Taqi tidak bertentangan.
Malah saling melengkapi. Buku yang pertama berasal dari skripsi, sehingga harus
dibatasi. Penulis membatasinya sejak 1953.
NU tahun 1953
merupakan kelanjutan sejarah 1934. Tahun 1953 itu adalah momentum disahkannya
sebagai Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama setelah Nusa Tenggara Barat menjadi
provinsi, tiga tahun sebelumnya. Sebelumnya, NU hanya cabang atau konsul
Ampenan. []
(Abdullah Alawi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar