Beberapa
Keutamaan Membayar Zakat
Tidak ada satu pun perkara yang diperintahkan
oleh Allah subhanahu wata‘ala kecuali Allah menjanjikan imbalan dan
keutamaan bagi orang yang melaksanakannya. Termasuk di antaranya adalah zakat.
Keutamaan dan imbalan bagi orang yang melaksanakan zakat banyak disampaikan di
dalam Al-Qur’an dan Hadits. Baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:
حَصِّنُوا
أمْوالَكُمْ بالزَّكاةِ
“Bentengilah harta kalian dengan zakat.” (HR.
al-Baihaqi)
Dan Beliau juga bersabda:
مَنْ
أَدَّى زَكَاةَ مَالِهِ فَقَدْ ذَهَبَ عَنْهُ شَرُّهُ
“Barangsiapa membayar zakat hartanya, maka
kejelekannya akan hilang dari dirinya.” (HR. al-Haitsami)
Termasuk dari keutaman zakat adalah:
Pertama, masuk
ke dalam surga, sebagaiana janji Allah dalam firman-Nya:
لَكِنِ
الرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُونَ يُؤْمِنُونَ بِمَا
أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَالْمُقِيمِينَ الصَّلَاةَ
وَالْمُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالْمُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
أُولَئِكَ سَنُؤْتِيهِمْ أَجْرًا عَظِيمًا
“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di
antara mereka dan orangorang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah
diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan
orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Orang-orang Itulah yang akan Kami berikan kepada
mereka pahala yang besar.” (QS. An-Nisa’: 162)
Yang dimaksud dengan pahala besar dalam ayat
ini adalah jaminan surga bagi orang-orang yang patuh membayar zakat sebagaimana
yang dijanjikan kepada Bani Israil. (Lihat ath-Thabari, Jami’ al-Bayan fi
Ta’wil al-Qur’an, Beirut, Dar al-Fikr, cetakan kedua, 2001, jilid IX
halaman 399)
Kedua,
diampuni kesalahan-kesalahannya. Allah berfirman:
وَلَقَدْ
أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ
نَقِيبًا وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ لَئِنْ أَقَمْتُمُ الصَّلَاةَ
وَآتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَآمَنْتُمْ بِرُسُلِي وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ
اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ فَمَنْ كَفَرَ
بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ
“Dan Sesungguhnya Allah telah mengambil
Perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka orang
pemimpin dan Allah berfirman: "Sesungguhnya aku beserta kamu, Sesungguhnya
jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada
rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman
yang baik Sesungguhnya aku akan menutupi dosa-dosamu. dan Sesungguhnya kamu
akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka
Barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, Sesungguhnya ia telah tersesat
dari jalan yang lurus.” (QS. Al-Ma’iddah: 12)
Dengan ayat ini Allah menjanjikan ampunan dosa
bagi orang yang membayar zakat sekaligus menjanjikan jaminan surga sebagaimana
ayat sebelumnya. (Lihat Abu al-‘Abbas al-Fasi, al-Bahr al-Madid, Beirut,
Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, cetakan kedua, 2002, jilid IX, halaman: 399)
Ketiga,
mendapatkan petunjuk dan hidayah dalam segala urusan, Allah berfirman:
إِنَّمَا
يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ
الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ
أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah
ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap
mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain
kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18)
Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang patuh
membayar zakat, memiliki harapan besar mendapatkan petunjuk dalam segala
urusannya. (Lihat al-Fakhrar-Razi, Tafsir al-Fakhr Razi, Beirut, Dar
Ihya’ at-Turats al-‘Arabi, cetakanketiga, 2002, jilid I, halaman 2189)
Keempat,
mendapat balasan pahala yang terbaik dari zakat yang dilaksanakan dan
dilipatgandakan, Allah berfirman:
رِجَالٌ
لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ
وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ
وَالْأَبْصَارُ. لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا
وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh
perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari)
mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat.mereka takut kepada suatu
hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.
(Meraka mengerjakan yang demikian itu) supaya
Allah memberikanBalasankepadamereka (denganbalasan) yang lebihbaikdariapa yang
telahmerekakerjakan, dansupaya Allah menambahkarunia-Nyakepadamereka. dan Allah
memberirezkikepadasiapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.”(QS. An-Nuur: 37 -
38)
Kelima, harta
yang dimiliki menjadi barakah, berkembang semakin baik dan banyak, baginda Nabi
Muhammad bersabda:
مَا
نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah (zakat) tidak akan mengurangi harta”
(HR. Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa zakat seseorang
tidak akan mengurangi hartanya sedikit pun. Artinya meskipun harta seseorang
berkurang karena digunakan membayar zakat, namun setelah dizakati hartanya akan
menjadi penuh barakah dan bertambah banyak sebagaimana yang dijelaskan oleh
imam an-Nawawi di dalam kitab beliau Syarh an-Nawawi ala Muslim:
ذكروا فيه
وجهين احدهما معناه أنه يبارك فيه ويدفع عنه المضرات فينجبر نقص الصورة بالبركة
الخفية وهذا مدرك بالحس والعادة والثاني أنه وإن نقصت صورته كان في الثواب المرتب
عليه جبر لنقصه وزيادة إلى أضعاف كثيرة
“Di dalam hadits di atas ulama menyebutkan dua
sisi. Satu, hartanya akan diberkahi, dijauhkan dari bahaya-bahaya kemudian
kekurangan hartanya ditutupi dengan berkah yang samar. Hal ini terlihat nyata
dan terbukti secara adat. Kedua, meskipun kelihatannya berkurang sebab
dizakatkan, namun hartanya berada di dalam pahala yang akan menutupi kekurangan
hartanya tersebut dan akan mendatangkan tambahan lipat ganda” (an-Nawawi, Syarh
an-Nawawi ‘ala Muslim, Beirut, Dar Ihya’ at-Turats al-‘Arabi, cetakan
kedua, 2003, jilid XVI halaman 141)
Dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an dan
hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan membayar zakat. Wallahu
a’lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar