Kamis, 15 Februari 2018

(Ngaji of the Day) Keuntungan Bergaul dengan Orang Saleh Menurut Ibnu Athaillah



AL-HIKAM
Keuntungan Bergaul dengan Orang Saleh Menurut Ibnu Athaillah

Persahabatan kita dengan orang saleh dapat membawa keuntungan kepada kita. Persahabatan ini menjadi tanda bahwa kita juga setidaknya mendekati kesalehan yang diridhai oleh Allah SWT sebagaimana disinggung oleh Syekh Ibnu Athaillah dalam hikmah berikut ini.

ولم يوصل إليهم إلا من أراد أن يوصله إليه

Artinya, “(Mahasuci Allah) yang tidak ‘mempertemukan’ kepada para wali selain orang yang dikehendaki sampai kepada-Nya.”

Syekh Syarqawi coba menjelaskan bahwa Allah juga memiliki kecemburuan di mana ia tidak memperkenankan orang lain bergaul dengan orang-orang saleh yang menjadi kekasih-Nya. Bahkan, sebagian kekasih-Nya (para wali) tidak dikenal oleh makhluk-Nya termasuk para malaikat sehingga Allah sendiri yang mencabut nyawa mereka.

ولم يوصل إليهم) أي يعرف بهم ويجمع عليهم (إلا من أراد أن يوصله إليه) ذلك لأنهم أحبابه فيغار عليهم أن يجمع عليهم غير أحبابه وهذا لبعض الأولياء وهم المسلكون فمن أراد أن يوصله اليه جمعه عليهم على وجه الصحبة الخاصة وهم قسمان قسم يظهر للعامة والخاصة وقسم لا يظهر إلا للخاصة وهناك عباد لا يظهر عليهم أحدا من خلقه حتى الحفظة ويتولى قبض أرواحهم بيده ولا يسلط التراب على أبدانهم

Artinya, “(Mahasuci Allah yang tidak ‘mempertemukan’) memperkenalkan dan menyatukan (kepada para wali selain orang yang dikehendaki sampai kepada-Nya) karena para wali itu adalah kekasih-Nya sehingga dapat menimbulkan ‘cemburu’ jika Allah mempertemukan selain kekasih-Nya dengan para wali itu. Ini berlaku untuk sebagian wali. Mereka adalah orang yang digerakkan untuk suluk. Sedangkan orang yang dikehendaki sampai pada-Nya akan dipertemukan dengan para wali dalam bentuk persahabatan khusus. Para wali itu terbagi dua kategori. Satu kelompok wali diperkenalkan oleh Allah kepada kalangan awam dan kalangan tertentu. Satu kelompok wali lainnya diperkenalkan oleh-Nya hanya kepada kalangan tertentu. Tetapi ada juga sekelompok wali yang tidak diperkenalkan kepada satupun makhluk-Nya termasuk malaikat hafazhah. Allah sendiri yang mencabut nyawa mereka dan tidak memperkenankan tanah mengurai jasad mereka,” (Lihat Syekh Syarqawi, Syarhul Hikam, Semarang, Maktabah Al-Munawwir, juz II, halaman 2-3).

Pergaulan dengan orang saleh membawa berkah tersendiri bagi kesehatan batin manusia. Pergaulan itu membawa pengaruh tersendiri kepada batin manusia dengan catatan tetap menjaga adab terhadap orang-orang saleh itu. Kalau hujan saja bermakna berkah, apalagi para kekasih Allah sebagaimana disebutkan oleh Syekh Zarruq dalam kutipan berikut ini.

قلت: المراد بالوصول هنا معرفة الولي على وجه يقتضى القيام بحق حرمته عند أمره ونهيه... فقد قيل المطر قريب عهد بربه فيستحب البروز فيه والتبرك عند نزول المطر، هكذا ذكره الشارع صلى الله عليه وسلم وهو مطر من السحاب، فما ظنك بالمؤمن العارف بالله... ومما يدل على أن رؤية العارف تزيد في نور المعرفة وغيرها قول أنس رضي الله عنه: ما نفضنا التراب من أيدينا من دفن رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى وجدنا النقص فى قلوبنا الحديث. وبالجملة فأولياء الله تعالى أبواب الله، ومعرفتهم مفاتيح تلك الأبواب، وأسنان ذلك المفتاح حفظ الحرمة وحسن الخدمة ودوام الحشمة واتساع الرحمة. فمن عاملهم بذلك فتح له، وإلا فهو على خطر

Artinya, “Menurut saya, yang dimaksud ‘wushul’ atau ‘sampai’ di sini adalah mengenal wali Allah dalam bentuk pergaulan yang menuntut pelaksanaan kewajiban berupa penghormatan terhadap perintah dan larangannya… Sejumlah ulama mengatakan, ‘Hujan adalah saat-saat dekat dengan Allah karenanya kita dianjurkan untuk keluar dan tabarukan saat hujan turun. Ini disebutkan oleh Rasulullah SAW. Itu baru keberkahan hujan, apalagi orang beriman ahli makrifat (arifin)?’... Salah satu dalil bahwa memandang wajah arifin dapat menambah makrifat dan lain sebagainya adalah ucapan Anas RA, ‘Tidaklah kami menghalau debu makam Rasulullah SAW yang melekat di tangan kami melainkan kami merasakan ada sesuatu yang kurang di hati ini,’ (lanjutkan terusannya). Secara umum, para wali Allah adalah pintu-Nya. Perkenalan dengan mereka adalah kunci pintu tersebut. Sementara gigi kunci itu adalah upaya menjaga diri agar tetap hormat, khidmat, sopan, dan keluasan rahmat kepada mereka. Siapa yang berinteraksi dengan mereka melalui cara demikian, maka ia akan dibukakan pintu. Tetapi kalau tidak dengan cara itu, maka ia berada dalam bahaya,” (Lihat Syekh Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qaumiyah, 2010 M/1431 H, halaman 133-134).

Orang-orang saleh adalah pintu kita masuk kepada Allah. Mereka adalah orang-orang pilihan-Nya. Mereka adalah orang-orang yang selayaknya kita kenal lebih dekat dengan penuh adab dan kesantunan. Wallahu a‘lam. []

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar