Harapan Baru dari Ahoknya Nuevo Leon
Oleh: Dahlan Iskan
Politik selalu ruwet di mana pun. Juga di Meksiko. Saat ini
ada tiga berita paling besar di sana. Semua terkait keruwetan seputar politik.
Ada yang tidak memberi harapan, ada juga yang new hope.
Yang new hope itu mungkin menjadi kabar gembira
bagi Ahok, gubernur DKI Jakarta, dan pendukungnya.
Sedangkan dua yang lain benar-benar
menyedihkan: pembunuhan politik terhadap 43 mahasiswa dan tertangkapnya ketua
serikat buruh karena korupsi Rp 2,5 triliun.
Rakyat percaya pembunuhan mahasiswa pertanian
itu didalangi Wali Kota Iguala Jose Luis Abarca Velazquez. Tapi bukti lenyap.
Hanya beberapa polisi dan preman yang jadi
tersangka. Sampai minggu lalu pun demo promahasiswa masih digelar di mana-mana.
Termasuk di ibu kota, Mexico City.
Di seluruh wilayah Provinsi Guerrera, bukan
hanya kota kecil Iguala, di provinsi itu, memang paling tinggi praktik
premanismenya. Kartel kokain pun, setelah punah di Medellin, pindah ke provinsi
ini.
Bahkan sudah dianggap tidak kriminal kalaupun
mahasiswa untuk demo menggunakan truk yang dibajak dengan kekerasan. Polisi
juga menganggap bukan pelanggaran hukum kalau pendemo merusak fasilitas umum
kecil-kecilan.
Mahasiswa percaya wali kota minta polisi
setempat membereskan pendemo dengan alasan membajak truk. Lalu mahasiswa yang
antikorupsi itu lenyap selamanya.
Kalau mahasiswa itu tidak lenyap, diyakini
sulitlah istri wali kota yang sekarang berhasil mengejar ambisinya untuk
menjadi wali kota berikutnya.
Begitu rawannya daerah ini sampai-sampai kota
pantai terindahnya, Acapulco, mengalami kemerosotan. Zaman tahun 1970-an banyak
bintang Hollywood liburan ke Acapulco.
Kini tidak ada lagi. Politik lokal di kota yang
hanya berpenduduk 120.000 itu pun begitu serunya. Apalagi tingkat provinsi dan
pusat.
Yang tingkat pusat korbannya seorang perempuan
ambisius: Elba Esther Gordillo Morales. Umurnya: 70 tahun. Dia ketua serikat
buruh paling penting di Meksiko: serikat buruh pendidikan.
Semua guru tergabung di sini. Anggotanya: 1,5
juta orang. Cukup menentukan untuk posisi tawar-menawar saat pemilu maupun
pilpres. Apalagi dia berkuasa sekali. Dan ditakuti. Guru yang tidak
mendukungnya tidak dibayarkan gajinya.
Itulah sebabnya, dalam suatu perjuangan
politik, sikut-sikutan dan jegal-jegalan, Gordillo sering menang. Dia sempat
menyikut telak dan berhasil menjadi Sekjen partai berkuasa. Kali ini Gordillo
kena sikut: masuk penjara.
Dia pernah marah kepada partainya dan
mendirikan partai baru. Cucunya, Luis Castro Obregon, yang kini jadi ketua
umumnya.
Begitu terjengkang dari posisi kuatnya,
terungkaplah semuanya: diketahui baru membeli 57 mobil mewah Hummer H2 untuk
dibagi-bagi. Agar pimpinan serikat buruh di bawahnya loyal. Gordillo sudah
menjadi ketua serikat buruh tersebut selama 20 tahun.
Ketua serikat buruh ini juga diketahui memiliki
rumah mewah di New York dan Los Angeles, Amerika Serikat. Rumah itu dilengkapi
jetti untuk kapal pesiar miliknya.
Uang korupsi sebanyak Rp 2,5 triliun dari dana
buruh itu, menurut penuntun, juga untuk membeli pesawat pribadi. Di samping
untuk beberapa kali operasi plastik.
Mungkin Gordillo akan jadi tumbal perbaikan.
Pasca tumbangnya Gordillo, dunia pendidikan akan direformasi. Tapi itu baru
wacana. Belum tentu berhasil.
Gordillo masih terlalu banyak uangnya. Yang
berhasil disembunyikan dengan pengamanan administrasi berlapis.
Kemuakan terhadap politik itu mencapai
puncaknya di Provinsi Nuevo Leon. Yakni provinsi yang berbatasan dengan Negara
Bagian Texas, Amerika Serikat.
Di Nuevo Leon ini ada Ahoknya. Namanya: Jaime
Rodriguez Calderon. Panggilannya: Bronco! Kuda jantan yang garang.
Dulunya Bronco juga anggota partai politik.
Pengurus daerah. Saat jadi wali kota Garcia pun, yang mengusung juga partai
itu. Tapi dia membuat sejarah: keluar dari partai itu.
Lalu mencalonkan diri menjadi gubernur lewat jalur
independen. Dia kumpulkan tanda tangan sebanyak 3 persen dari pemilik hak
pilih. Dapat 350.000 tanda tangan. Melebihi yang disyaratkan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Meksiko,
Bronco terpilih sebagai gubernur independen. Dapat suara 50 persen. Calon dari
dua parpol utama hanya dapat 20 persen dan 5 persen. Sisanya terbagi untuk lima
calon lainnya.
“Saya siap mati untuk perjuangan ini,” ujar
Bronco dalam kampanye. Yakni berjuang melawan korupsi yang begitu hebat di
Meksiko.
Bronco memang sudah dua kali jadi sasaran
penembakan. Yang kedua membuat staf yang ada di sebelahnya tewas. Begitu
dilantik bulan lalu, Bronco bikin kejutan: menjual rumah peristirahatan
gubernur yang mewah. Gubernur, katanya, tidak memerlukan itu.
Terpilihnya Bronco disambut gegap gempita di
seluruh negeri. Bahkan ada yang menamakannya “revolusi kedua” Meksiko setelah
“revolusi kemerdekaan”. Tidak jelas apakah maksudnya merdeka dari partai
politik atau merdeka dari korupsi.
Provinsi ini, dengan ibu kota Monterey, memang
provinsi ketiga terbesar di Meksiko, tapi nomor dua dalam ekonomi. Di sinilah
banyak kantor pusat perusahaan multinasional. Termasuk pusatnya Cemex,
perusahaan semen terbesar di dunia yang pernah membeli saham Semen Gresik itu.
Pebisnis yang juga sudah muak dengan korupsi sepenuhnya di belakang Bronco.
Seandainya tidak terjebak badai Patricia, saya
akan ke daerah itu. Patricia yang hari itu melanda pantai barat Jalisco membuat
saya harus dua malam di Guadalajara. Di mana-mana banyak problem. Tapi di
mana-mana juga banyak harapan. (*)
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar