Tiga Biang Dosa yang Harus Dihindari
Ada berjuta kesalahan yang diperbuat manusia.
Masing-masing berbeda tingkatan dan bentuknya. Dari sekian banyak kesalahan
tersebut setidaknya ada tiga yang menonjol dan merahimi kesalahan-kesalahan
turunan. Apa sajakah itu?
Khotbah I
إن
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيِّأتِ
أعمالنا مَن يهده الله فلامُضِلَّ لَه وَمن يُضْلِلْهُ فَلَاهَادِيَ لَه، أشهد أن
لا اله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده و رسوله. اللهم صل وسلم
وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين، أما بعد. فياعباد الله أوصيكم ونفسى
بتقوى الله
Jamaah Jum’at rahimakumullah,
Manusia adalah tempat salah dan lupa, kata
sebuah Hadits. Pernyataan ini secara sepintas hendak memberi ruang
seluas-luasnya bagi manusia untuk berbuat kesalahan, padahal tidak. Justru
sebaliknya, Hadits ini ingin memberi rambu-rambu kepada para hamba Allah bahwa
diri mereka sangat rentan berbuat lalai dan terjerumus dalam kekeliruan. Yang
paling penting bagi manusia adalah senantiasa hati-hati agar tidak terperosok
ke lubang dosa dan kesalahan. Tentang hal ini, sebagaiman tercantum dalam kitab
Muntabihat ‘alal Isti‘ddi li Yaumil Mî‘âd, Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
أَوْحَى
اللهُ تَعَالَى إِلَى مُوْسَى بْنِ عِمْرَان فِي التّوْراتِ: إِنَّ
أُمَّهَاتُ اْلخَطَايَا ثَلَاثٌ: الكِبْرُ وَالْحَسَدُ وَالْحِرْصُ، فَنَشَأَ
مِنْهَا سِتَّةٌ فَصِرْنَ تِسْعَةٌ: الأُوْلى مِنَ السِّتَّةِ: الشِّبَعُ
وَالنَّوْمُ وَالرَّاحَةُ وَحُبُّ الْأَمْوَالِ وَحُبُّ الثَّناَءِ
وَالْمَحْمَدَةِ وَحُبُّ الرِّيَاسَةِ
“Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa ibn
‘Imran dalam kitab Taurat: ‘Sesungguhnya induk dari segala kesalahan ada tiga,
yakni takabur, hasud, dan tamak. Ketiganya melahirkan enam hal, yaitu rasa
kenyang, tidur, waktu senggang, cinta harta, gila pujian, dan cinta jabatan.”
Pertama, takabur atau angkuh atau sombong.
Sifat ini sangat menjerumuskan karena seorang hamba dibutakan oleh perasaan
diri sendiri yang unggul dan di saat yang bersamaan memandang rendah orang
lain. Kita tahu, Iblis dikutuk masuk neraka selama-lamanya karena sifat ini.
Perasaan bahwa Iblis lebih utama dan mulia dari Nabi Adam ‘alaihissalam
membuatnya membangkang dari perintah Allah subhanahu wata’ala. Ia
memilih jatuh dalam kegelapan selamanya ketimbang menaruh rasa hormat kepada
Nabi Adam.
Tampaklah bagaimana al-kibru atau
keangkuhan memunculkan rasa paling benar sendiri, paling mulia sendiri, dan
karenanya secara sadar maupun tidak sadar merasa pantas untuk merendahkan yang
lainnya. Sifat takabur juga berakibat pada hilangnya ketawadukan kepada sesama
karena telah silap akan kekurangan dan kesalahan diri sendiri.
الكِبْرُ
بَطْرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Takabur merupakan sikap mengingkari
kebenaran dan memandang remeh manusia yang lain”
Yang kedua, adalah hasud. Istilah lain dari
sifat ini adalah iri atau dengki. Orang yang hasud memiliki ciri menjilat
ketika sedang berhadapan dan mengumpat saat berada di belakang. Orang yang
dihinggapi penyakit hati ini selalu diliputi rasa susah kala menyaksikan orang
lain gembira; dan sebaliknya, merasa gembira kala orang lain sedang susah.
Selain menyiksa batin sendiri, hasud juga menggerogoti amal kebaikan.
إيَّاكم
والحسدَ، فإنَّ الحسدَ يأكلُ الحسناتِ كما تأكلُ النَّارُ الحطبَ
“Jauhilah hasud karena sesungguhnya hasud
menggerogoti kebaikan-kebaikan sebagaimana api menggerogoti kayu bakar.” (HR
Abu Dawud)
Biang kesalahan yang ketiga adalah al-hirsu
atau tamak. Yang dimaksud dalam hal ini adalah serakah terhadap kehidupan
duniawi. Sebagaimana yang diberikan kepada Iblis dan binatang, Allah juga
menganugerahi kita keinginan-keinginan. Hanya saja Allah memberikah kita
batasan-batasan sehingga keinginan tersebut tersalurkan secara manusiawi dan
sewajarnya. Tamak tak kalah membahayakannya dari takabur dan hasud. Orang yang
dijangkiti sifat serakah biasanya tak peduli dengan kondisi di sekelilingnya,
bahkan kadang kondisinya sendiri. Kesilapan dengan keuntungan materi yang besar
bisa membuat sebuah perusahaan tambang terus mengeruk kekayaan bumi meski
berakibat buruk bagi keseimbangan alam dan kehidupan warga sekitar. Seorang
politisi rela melakukan risywah (suap) dan fitnah karena serakah
terhadap jabatan.
Jamaah shalat Jum’at yang semoga dirahmati
Allah
Ketiga sifat itulah yang disebut ummahatul
khathâyâ, biang kesalahan. Dikatakan “biang” karena ketiganya menjadi
faktor utama dan pemicu munculnya dosa-dosa lain. Khatib mengajak diri sendiri
juga kepada hadirin sekalian untuk senantiasa mengevaluasi diri, seberapa jauh
kita dihinggapi ketiga penyakit hati tersebut. Dan mari kita perbaiki selagi
kesadaran masih bersemayam di dalam hati. Karena Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam pernah bersabda:
كُلُّ
بَنِيْ آدَمَ خَطَّاءٌ وَ خَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّبُوْنَ. رَوَاهُ
التِّرْمـِذِيُّ
"Setiap anak adam (manusia) berbuat
kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah yang bertaubat."
(HR At-Tirmidzi)
Khotbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا
النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا
اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ
ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ
عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ
دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ !
اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar