Kamis, 01 Oktober 2020

Apresiasi Residen Surakarta Untuk Pemuda Ansor (3/Habis)

Seperti yang telah diterangkan pada tulisan sebelumnya, Moh. Ni’am Zuhri, yang juga merupakan cucu dari KH Raden Asnawi Kudus, pada tahun 1952 terpilih menjadi Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Solo periode (1952-1958), menggantikan Umar Ahmad. Dalam bertugas, ia dibantu Mustahal Achmad Masjhud (Sekretaris I) dan Sjahbuddin (Sekretaris II).

 

Para pengurus harian, bekerja bersama departemen-departemen yang dibentuk berdasar kepada AD/ART organisasi kala itu, juga disesuaikan dengan kebutuhan organisasi, di antaranya ada Departemen Siasat yang diemban Mohammad Umar S. Lalu, ada Departemen Pendidikan yang diketuai oleh Ach. Zarkasyi Dahlan, dibantu M.A. Ansory dan As’ad Umar.

 

Adapula Departemen Penerangan yang dipimpin M. Dasuqi dan dibantu oleh M. Hasan Jahja. Kemudian di Departemen Keuangan, ada M. Jusuf Hutuna sebagai ketua, beserta Badruddin dan Ibnu Hadjar. Berikutnya di Departemen Olahraga ada M. Nur Hadi, Ma’sum Arief, Imam Sutjipto, dan Taufiq Susanto.

 

Di bidang sosial, GP Ansor Solo menunjuk Abdul Qadir Ibrahim dan Kendar Jusja’ Abdullah. Sedangkan untuk bagian Pandu Ansor/Kwartir Cabang dikomandoi M. Amin Wasthony dan dibantu oleh R. Sugeng, Mahmud Mastur, M. Muhadji, Mun’im Fathony, Basuni, dan M. Masjkuri.

 

Pemuda Harapan Bangsa

 

Ada beberapa poin, yang dapat penulis catat mengenai perjalanan pengurus GP Ansor Cabang Solo, di era kepemimpinan Ni’am Zuhri ini. Pertama, terkait dengan posisi GP Ansor Solo yang pada saat itu cukup diperhitungkan.

 

Hal ini terbukti, ketika pada tanggal 14 Desember 1954, GP Ansor Solo mengadakan kegiatan bertajuk “Malam Resepsi Ulang Tahun ke-V” yang dilaksanakan di Pendhapa Kusumojudan dan dihadiri sekitar 600 anggota serta sejumlah tamu undangan, antara lain anggota Syuriah PBNU KH Anwar Musaddad dan Ketua PCNU Kota Solo KH Raden Sullamulhadi.

 

Kemudian, sejumlah tokoh pun turut memberikan ucapan selamat dan sambutan, antara lain Residen Surakarta Salamun, Walikota Surakarta Muhammad Saleh, Kepala Inspeksi Pendidikan Masyarakat Surakarta Pratiktio, dan lain sebagainya.

 

Dalam sambutannya, Residen Surakarta Salamun memberikan apresiasi atas sumbangsih Ansor kepada bangsa ini. “Dari sedjarah bangsa Indonesia memperdjuangkan kemerdekaan Negaranja, telah dibuktikan, bahwa Pemuda Ansor, sebagai bagian dari pemuda patriot Indonesia seluruhnja, tidak sedikit menjumbangkan darma baktinja terhadap panggilan Ibu Pertiwi!”

 

Ia juga berharap, GP Ansor ini menjadi harapan bangsa dalam upaya pembangunan bangsa dan mengisi kemerdekaan, dengan ikut menjadi tenaga pendobrak yang dinamis, dalam mengawal perubahan zaman.

 

Harapan tersebut kemudian dijawab oleh sang ketua, Ni’am Zuhri, dalam pidatonya dengan uraian yang tegas: “Telah berdengung di angkasa: Pemuda Harapan Bangsa! Sepintas, kata itu tidak membawa arti apa-apa, tetapi sebenarnja merupakan sesuatu jang berat bagi kita para pemuda. Saudara2 seperdjoangan! Kita adalah Sjubaanul Jaum Ridjaalul Ghad! Kalau dari sekarang kita tidak siap-siap menghadapi masa jang akan datang, jang sudah barang tentu kemadjuan akan lebih tjepat madjunja!”

 

Kedua, momen penting pada periode tersebut, yakni GP Ansor Cabang Solo ikut terlibat dalam mengawal proses perjalanan NU, khususnya di Solo, yang baru saja berpisah dari Masyumi. GP Ansor Solo, juga menjadi motor penggerak NU Solo dalam persiapan untuk mengikuti Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1955 dan Pemilu Daerah (Juni 1957-Januari 1958) untuk memilih Pemilu Dewan Pemilihan Rakyat Kota/Kabupaten (DPRK) atau DPRD Swatantra tingkat II.

 

Pada Pemilu 1955, di Kota Solo, meski tidak masuk menjadi 3 besar pemenang pemilu, namun beberapa kader NU Solo berhasil melenggang menjadi anggota DPR RI dan DPRD Kota Surakarta. Di tingkat pusat, Nyai Hj Mahmudah Mawardi terpilih menjadi anggota DPR RI, sedangkan KH Mochtar Rosjidi masuk di DPRD Kota Surakarta. []

 

(Ajie Najmuddin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar