Kamis, 15 Oktober 2020

Nasaruddin Umar: Al-Ta'lim Al-Muta'allim (22) Ontologi Alam Jabarut

Al-Ta'lim Al-Muta'allim (22)

Ontologi Alam Jabarut

Oleh: Nasaruddin Umar

 

Alam Jabarut dapat dikatakan puncak dari alam gaib mutlak. Alam Malakut dan Alam Jabarut sama-sama sebagai alam gaib mutlak, namun yang terakhir lebih sakral lagi karena hanya dihuni oleh roh suci. Alam ini hanya bisa diakses oleh malaikat-malaikat utama Tuhan. Penghuni Alam Malakut pun menganggap Alam Jabarut sebagai alam gaib. Ini membuktikan bahwa sesama penghuni alam gaib mutlak tidak memiliki kapasitas yang sama di mata Allah Swt. Alam malakut sendiri memiliki penghuni tetap yaitu para malaikat utama seperti Jibril, Mikail, Israfil, dan lain-lain. Alam Jabarut ini lebih dekat dengan "Maqam Puncak", yang biasa disebut Haramil Qudsiyyah.

 

Dalam suatu pengelompokan, lapisan-lapisan alam dan maqamnya dapat di bedakan pada beberapa tingkatan, yaitu: Maqam Ahdah yang mencakup alam Lahut dan Martabat Dzat; Maqam Wahdah yang mencakup alam Jabarut dan Martabat Sifat; Maqam Wahidiyah mencakup Alam Wahidiyah dan martabat al-Asma'; Maqam Roh yang mencakup alam Malakut dan Martabat Af'al; Maqam Mitsal; dan Maqam Insan dan alam syahadah. Kalau alam Malakut merupakan tahap atau maqam ruhaniyah dan taman jiwa yang hakiki dan senantiasa mempertahankan kesucian dirinya, maka alam Jabarut sudah masuk dalam wilayah Lahut atau berada dalam hamparan Ma'rifatullah, dimana seluruh elemen dan yang banyak menjadi satu. Alam Jabarut sudah masuk di dalam Dunia Rahasia Ilahi. Namun masih tetap wilayah alam dalam arti alam gaib mutlak.

 

Alam Jabarut sebagai bagian dari alam gaib mutlak agak sulit menjelaskaan secara skematis karena memang sudah masuk wilayah antara alam dan Maqam Qudsiyah. Ia berada di antara wilayah aktual dan wilayah potensial yang lazim disebut dengan al-A'yan al-Tsabitah (akan dibahas dalam artikel mendatang). Penghuni alam Jabarut adalah 'sesuatu yang bukan Tuhan dalam level Ahadiyyah, melainkan derivasinya dalam level Wahidiyat. Dalam buku-buku tasawuf, di alam Jabarut ini berlangsung apa yang disebut sebagai Nafakh al-Ruh (peniupan Ruh suci Allah) yang kemudian mampu manghidupkan jasad. Itulah sebabnya alam Jabarut biasa juga disebut dengan alam ruh.

 

Di alam Jabarut juga kita mengenal adanya realitas kesamaran antara "sesuatu" dengan "bukan sesuatu", antara "alam" dan "bukan alam", dan antara "sifat" dan "asma". Di dalam alam Jabarut ini terjadi proses suatu keberadaan dari keberadaan potensial ke keberadaan aktual. Alam Jabarut adalah suatu alam yang tidak umum dijangkau oleh alam-alam sebelumnya, termasuk alam Malakut. Ini sebagai bukti bahwa bukan hanya alam syahadah yang mengalami tingkatan-tingkatan, sebagaimana telah dibahas dalam artikel terdahulu; akan tetapi alam gaib juga bertingkat-tingkat. Sesama alam gaib tidak semuanya bisa mengakses alam Jabarut, berkenalan dengan para penghuninya, dan memahami seluk-beluk peristiwa kejadian yang terjadi di dalamnya. Bangsa jin tidak bisa mengenal seluruh perilaku malaikat, meskipun sama-sama sebagai penghuni alam Malakut. Sesama malaikat pun tidak saling memahami rahasia satu sama lain. Para malaikat adalah makhluk profesional yang mengerjakan tugasnya masing-masing dan tidak saling mengganggu dan saling mengintervensi tugas satu sama lain sebagaimana diamanatkan Allah Swt. Di antara para
malaikat ada malaikat utama dan keutamaannya dilihat dari perspektif manusia yang memilah fungsi-fungsi para malaikat.

 

Upaya manusia untuk meningkatkan martabat spiritual dirinya ke jenjang lebih tinggi banyak dilakukan para sufi dan pengamal tarekat. Namun di antara substansi pendekatan yang dilakukan di antara mereka mempunyai benang merah yang sama satu sama lain, yaitu manusia selalu harus melakukan pembersihan diri (tadzkiyah al-nafs) melalui berbagai macam "exercise" (riyadhah) dan perjuangan batin (mujahadah). []

 

DETIK, 11 Juli 2020

Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar