Rabu, 08 Juli 2020

Nasaruddin Umar: Jejak dan Derap Peradaban Islam: Penemuan Angka Praktis

Jejak dan Derap Peradaban Islam

Penemuan Angka Praktis

Oleh: Nasaruddin Umar

 

Bayangkan! Seandainya tidak datang Al-Khawarizmi (Muhammad bin Musa al-khawarizmi) membawa angka-angka praktis, maka mungkin kita semua akan repot, karena bilangan atau angka yang tersedia hanya angka Romawi, yang sangat tidak praktis. Jika kita akan menuliskan tanggal 8-8-1998 maka kita harus menulisnya: VIII-VIII- MCMLXXXVIII. Dengan adanya angka praktis yang ditemukan Al-Khawarizmi (780-850M) atau yang biasa disebut bilangan Arab, maka dengan mudah kita memainkan perhitungan yang serumit apapun dengan mudah bisa diselesaikan. Komputer canggih sekalipun tidak bisa memainkan angka-angka Romawi selincah dengan angka-angka atau bilangan Arab.

 

Al-Khawarizmi menyederhanakan symbol angka dengan: 0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9. Untuk penambahan ke depan tinggal mengombinasikan angka-angka yang diinginkan. Bahkan kita juga bisa menghitung mundur di belakang angka nol (0) sekalipun dengan hanya menambahkan simbol minus (-) di belakang angka-angka yang diinginkan, misalnya -3013. Angka-angka mikro yang lebih rigit pun dapat diungkapkan dengan menggunakan angka nol (0), misalnya 0,1 atau 00,00001, dan lain-lain. Untuk menghindari perpanjangan penulisan angka dapat digunakan symbol pangkat yang diinginkan di sudut atas sebuah angka.

 

Bandingkan dengan angka romawi: I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII, IX,X, XL=40, L=50, LX=60, LXX=70, XC=90, C=100, CD=40, D=500, DCLXVI=666, CM=900, M=1000, I)) (dobel C terbalik)=5000, dan seterusnya. Jika kita melibatkan perhitungan triliunan, maka pasti kita semua akan repot membaca angkanya. Dengan adanya angka praktis yang ditemukan oleh Al-Khawarizmi, maka matematika dan aritmatika semakin berkembang. Perkembangan ilmu hitung ini mengubah secara drastis peradaban manusia. Ilmu fisika yang paling berjasa dengan hadirnya angka-angka praktis tersebut.

 

Ia juga menemukan Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang. Karena itu, dunia berhutang budi terhadap Al-Khawarizmi.

 

Nama lengkap Al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi, atau dalam sumber lain disebutkan Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yussuf Al-Khawarizmi, dan di Barat dikenal dengan al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Ia dilahirkan di Bukhara, sekampungnya Imam Bukhari, Sang Periwayat Hadis Nabi paling terkenal, dalam tahun 780-850M. Ketika usianya masih muda ia pernah mengabdi pada pemerintahan Khalifah al-Ma'mun, terutama di Baitul Hikmah, sebuah lembaga akademik paling bergengsi saat itu di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatorium yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah.

 

Ia dikenal bukan hanya sebagai Matematikawan tetapi juga ahli di dalam ilmu fikih sebagaimana ulama-ulama lainnya. Jenis keilmuan yang dikuasainya ialah matematika, aritmatika, geometri, kimia, fisika, observatorium, ilmu falak, logika, filsafat, sejarah Islam, dan musik. Luar biasa! []

 

DETIK, 26 Mei 2020

Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar