KHOTBAH JUMAT
Ajaran Rasulullah tentang Tiga Hal yang Perlu
Dihindari
Barang siapa di pagi hari telah mengadukan
kesulitannya kepada sesama (mahkluk/manusia), maka ia telah mengadukan
Tuhannya. Dan barang siapa merasa sedih dengan kondisi duniawinya di
waktu pagi, maka dia telah membenci Tuhannya. Dan barang siapa merendahkan diri
di hadapan orang kaya karena hartanya sungguh telah lenyap dua pertiga
agamanya.
الحمد
لله أحمده وسبحانه وتعالى على نعمه الغزار, أشكره على قسمه المدرار, . أشهد ان لا
اله الا الله وحده لا شريك له. واشهد ان سيدنا محمدا عبده و رسوله النبي المختار.
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله الأطهار وأصحابه الأخيار وسلم تسليما كثيرا. أما
بعد فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah
yang Maha Agung shalawat dan salam terhaturkan kepada Rasulullah manusia paling
sempurna di jagat alam. Pada hari kesempatan yang istimewa ini marilah kita
bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. Karena ketaqwaanlah
yang akan membawa kita pada keselamatan.
Khutbah kali ini ingin menyampaikan satu
hadits Rasulullah saw yang jika diperhatikan secara seksama memberikan ajaran
kepada seorang muslim agar tidak terjerumus dalam kerugian. Hadits itu berbunyi:
رُوِىَ
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: مَنْ أَصْبَحَ
وَهُوَ يَشْكُو ضَيْقَ الْمَعَاشِ فَكَاَنَّمَا يَشْكُو رَبَّهُ وَمَنْ أَصْبَحَ
لِأُمُوْرِ الدُّنْيَا حَزِيْنًا فَقَدْ أَصْبَحَ سَاخَطًا عَلىَ اللهِ وَمَنْ
تَوَاضَعَ لِغَنِيٍّ لِغِناَهُ فَقَدْ ذَهَبَ ثُلُثَا دِيْنِهِ
Diriwayatkan dari Nabi saw sesungguhnya
beliau pernah bersabda: barang siapa bangun di pagi hari kemudian mengadukan
kesulitannya kepada sesama (mahkluk/manusia), maka seolah-olah ia mengadukan
tuhannya (karena tidak rela dengan apa yang diterimanya). Dan barang siapa
merasa sedih dengan kondisi duniawinya di waktu pagi, maka dia pagi-pagi
telah membenci Allah. Dan barang siapa merendahkan dirinya di hadapan orang
kaya karena kekayaannya sungguh telah lenyap dua pertiga agamanya.
Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Itulah tiga hal yang seharusnya dihindarkan
oleh setiap muslim. Mengingat ketiga hal tersebut memiliki dampak buruk kepada
hubungan manusia dengan Allah swt.
Pertama, hindarkanlah kebiasaan mengeluh
kepada sesama akan kondisi yang ada. Karena hal itu sama artinya dengan
menggugat taqdir Allah swt yang ditetapkan bagi seorang hamba. Mengeluh dan
meratapi nasib yang diderita sama artinya dengan merasa tidak puasa akan
pemberian Allah swt. Ketidak puasan itu adalah manusiawi, tetapi hendaknya
langsung saja diratapkan dalam doa kepada-Nya janganlah diadukan kepada sesama.
Sebagaimana do’a Nabi Musa yang dipantajkan kepada Allah swt tatkala beliau
melewati lautan berama kaumnya:
اَلَّلهُمَّ
لَكَ الْحَمْدُ وَاِلَيْكَ الْمُشْتَكَى وَاَنْتَ الْمُسْتَعَانُ وَلَا حَوْلَ
وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ اْلعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Ya Allah segala puji bagi-Mu. Kepada
Engkaulah aku mengadu dan hanya Engkau yang bisa memberi pertolongan. Tiada
daya dan upaya, serta tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha
Tinggi lagi Maha Agung.
Kedua, hindarkanlah perasaan sedih dengan
kondisi yang ada dipagi hari. Karena hal itu akan menimbulkan rasa tidak ridha
dengan apa yang diberikan Allah kepada kita. Kedua larangan ini adalah bukti
ketdak sabaran seorang hamba akan nasibnya. Sesungguhnya orang yang sabar tidak
akan menggerutu apalagi mengadukan nasibnya kepada sesama.
Kedua hal di atas pada hakikatnya menunjukkan
betapa seeorang hamba tidak lagi bersabar. Karena sejatinya sabar adalah
Tajarru’ul murarati bighairi ta’bitsin (tahan menelan barang pahit tanpa
cemberut). Oleh karena itu, ketika di pagi hari kita telah menggerutu akan
keadaan nasib kita, berarti kita bukan lagi orang yang sabar. Apalagi hingga
mengadukan nasib kita kepada sesama manusia dengan mengeluhkan keberadaan dan
keadaan yang kita alami.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Ketiga, barang siapa merendahkan dirinya di
hadapan orang kaya karena kekayaannya sungguh telah lenyap dua pertiga
agamanya. Poin ketiga dan terkahir ini dapat dimaknai sebagai larangan
Rasulullah saw akan adanya persaan thama’ dan pengharapan yang tinggi kepada
sesama. Karena pengharapan itu hanya boleh disandarkan kepada Allah swt saja.
Sedangan pada sisi lain juga menunjukkan
larangan pengagungan sesama manusia, apalagi pengagungan itu dilatar belakangi
kepimilikan harta, sungguh hal itu pasti akan berimbas pada penghinaan ilmu dan
kemaslahatan. Bukankah ini telah menjadi fenomena di sekitar kita saat ini? Di
mana orang-orang yang memiliki harta dapat menguasai berbagai jejaring bahkan
dapat menentukan arah ilmu pengetahuan. Bukankah beberapa wacana yang ada di
negeri ini merupakan hasil kerja para penyandang dana? Na’udzubillahi min
dzalik.
Jama’ah Jum’ah yang Dirahmati Allah
Jika demikian adanya berbagai larangan,
lantas apakah hal yang diperbolehkan untuk kita dalam menilai lebih sesama
manusia? Islam hanya memberikan tiga dua kepada umatnya agar saling menghargai
dan memuliakan pertama karena ilmunya, karena kebaikannya. Selebihnya tidak
ada. Jadi siapapun yang memuliakan manusia dengan berbagai alasan sesungguhnya
orang itu telah terjerembab kepada lubang kecil yang jika dibiarkan akan
menenggelamkan diri pada lumpur kethamakan.
Akhirul kalam, pada khutbah ini khatib hanya
ingin menyampaikan pesan Sayyidul Auliya Syaikh Abdul Qadir al-Jailani bahwa:
لاَبُدَّ
لِكُلِّ مُؤْمِنٍ فِى سَائِرِ اَحْوَالِهِ مِنْ ثَلَاثَةِ أَشْيَاء: أَمْرٌ
يَمْتَثِلُهُ وَنَهْيٌ يَجْتَنِبُهُ وَقَدْرٌ يَرْضَى بِهِ
Setiap muslim harus berada dalam tiga keadaan
yaitu, melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangan Allah dan rela akan qadha
dan qadar (ketetapan) Allah.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا
ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى
اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
مَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ
وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar