Buku Shalat Pedoman Umat
Judul
: Tuntunan Shalat Untuk Warga NU Dan Dalil-Dalilnya
Penulis
: KH. M.
Sholeh Qosim, M.Si, A. Afif Amrullah, M.EI
Penerbit
: LTM-PBNU
Cetakan
: I, Agustus 2014
Tebal
: xvi + 179 hal. 14,5 x 21 cm
Peresensi
: Moh. Sardiyono, alumni PP. Nasy-atul
Muta’allimin Gapura Sumenep Madura dan Mahasiswa di UIN Sunan Ampel
Surabaya
Salah satu Hadist menjelaskan bahwa shalat
itu adalah tiang agama. Jadi, kita sebagai umat Muslim kalau hidup tanpa
shalat, ibarat bangunan, robohlah Islam kita. Maka laksanakanlah shalat itu.
Melaksanakan shalat bukan sembarang melaksanakan shalat. Melaksanakan shalat
harus sesuai dengan aturan yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an dan Hadist.
Melaksanakan shalat kalau tidak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh
Al-Qur’an dan Hadist, maka shalat tersebut tidak sah. Sahnya shalat tergantung
pada tatacara atau aturan yang telah ditentukan dalam Al-Qur’an dan
Hadist.
Pertanyaannya, seperti apa shalat yang sesuai dengan aturan itu? Bagaimana shalat yang sesuai dengan aturan itu?
Seperti yang telah dijelaskan dalam buku Tuntunan Shalat Untuk Warga NU Dan Dalil-Dalilnya, shalat secara bahasa berarti do’a. Sedangkan menurut istilah ialah suatu ibadah yang terdiri dari perbuatan dan perkataan yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Di dalam shalat ada syarat-syarat yang harus kita penuhi. Diantaranya ada syarat wajib shalat, syarat sah shalat, dan syarat diterimanya shalat. Ini yang harus diperhatikan pertama kali ketika akan melaksanakan shalat. (halaman : 34-35)
Yang harus menjadi catatan disini adalah syarat wajibnya shalat, sahnya, sampai diterimanya shalat. Misalnya syarat wajibnya shalat sudah terpenuhi oleh kita, belum tentu shalat kita sah. Sahnya shalat harus juga diperhatikan. Selanjutnya, syarat wajibnya dan syarat sahnya sudah terpenuhi, belum tentu juga diterima shalatnya. Karena masih ada syarat diterimanya shalat. Intinya, yang tiga itu memang harus diperhatikan.
Apa saja syarat wajibnya shalat, sahnya shalat, dan diterimanya shalat? Syarat wajibnya shalat, sahnya shalat, dan diterimanya shalat ini banyak yang harus kita pelajari dan tidak mungkin saya menjelaskan secara detail dalam tulisan yang hanya beberapa kata ini. Maka tak salah kalau saya mengatakan bacalah buku Tuntunan Shalat Untuk Warga NU Dan Dalil-Dalilnya itu. Dalam buku itu menjelaskan secara rinci hal apa saja yang berhubungan dengan shalat. Di dalamnya terdapat dalil-dalil baik Al-Qur’an, Hadist maupun kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama.
Hadirnya buku yang ditulis oleh KH M Sholeh Qosim, MSi dan A Afif Amrullah, M.EI itu juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh sebagian golongan umat Islam. Sebab belakangan ini ibadah kita terutama shalat mulai dipertanyakan dalil-dalilnya. Hadirnya buku itu memperjelas kebenaran atau keabsahan ibadah kita.
Mengenai qonut yang sangat kontroversial di
kalangan umat Muslim juga dibahas dengan sangat rinci dalam buku yang setebal
187 itu. Membaca buku itu, qanut sebagai do’a yang dibaca setelah i’tidal itu
tidak perlu dipertanyakan lagi tentang kesunnahannya. Semua sudah dijelaskan.
Membaca bukunya tercermin sifat kehati-hatian dalam mengambil dalil-dalil baik
Al-Qur’an maupun Hadist.
Hadist Nabi Muhammad SAW : Shalatlah seperti kalian melihat aku shalat. (HR. Bukhari).
Sudah jelas kalau kita melaksanakan shalat
harus sama dengan shalat Rasulullah SAW. Permasalahannya, seperti apa shalatnya
Rasulullah? Sebaiknya Anda membaca buku itu karena di dalamnya selain
menjelaskan shalat juga dilengkapi gambar-gambar metode melaksanakannya. Selain
itu, ibadah yang berkaitan dengan shalat, misalnya wudlu’, tayamum,
dan dzikir juga ada penjelasannya. Dan, saya yakin seperti dalam buku itulah
shalat Rasulullah SAW.
Membaca judul buku itu yang muncul dalam benak kita adalah gambaran shalatnya orang Nahdliyyin. Tapi itu hanya judul bukan garis pembatas. Buku itu cocok dibaca siapa saja, termasuk warga Muhammadiyah dan seluruh orang Islam. Buku itu adalah Buku Shalat Pedoman Umat. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar