Sejak
pertama kali menyembur dari dalam perut bumi, 29 Mei 2006, lumpur panas yang
timbul dari lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. ini menyisahkan begitu
banyak cerita hingga detik ini. Berlokasi di Desa Renokenongo, Kecamatan
Porong, Kabupaten Sidoarjo - Jawa Timur, lumpur panas ini sudah
meluluhlantakkan berbagai sendi kehidupan masyarakat di sekitarnya, tidak hanya
di Kecamatan Porong, tapi sudah menjalar sampai Kecamatan Jabon dan Kecamatan
Tanggulangin.
Semburan
yang telah melebar dan menenggelamkan lebih dari 10 Desa ini berada di
sekitar koordinat -7.526649,112.71109. Entah kesabaran level berapa lagi
yang dibutuhkan oleh warga sekitar dalam menghadapi musibah seperti ini. Tanah
kelahiran, tanah tumpah darah, rumah kakek nenek, rumah pakde bude, rumah
paklik bulik, rumah teman sepermainan, kuburan para leluhur, sekolah, masjid,
pasar, dan semuanya telah tenggelam di dalam dasar kepekatan lumpur panas.
Apakah
anda melihat suasana ini mirip sebuah pantai di pesisir laut selatan?
Tidak,
dia ternyata adalah tepian lumpur panas lapindo... Dalam peringatan 8 tahun
semburannya, berjajar sekitar 100 patung-patung penuh berbagai makna.
Yang
di sisi Barat Daya, di belakang sana berdiri dengan kekarnya, Gunung Arjuna
kah?
Lumpur
panas yang menenggelamkan semuanya.
Dengan
pipa-pipa besar dan panjang yang masih terisa di sana.
Beberapa
di antaranya terlihat mulai mengering.
Dan
di belakang Mas Dimas, ada yang sudah lebih sangat kering dan keras, sementara
di dalamnya terpendam jejak-jejak kehidupan.
Apalagi
curahan hatimu yang ingin kau sampaikan?
Apalagi
isi hatimu yang ingin kau teriakkan?
Singkat
kata, "Negara Harus Hadir..." Jangan tinggalkan mereka dalam
kesendirian dan kesunyian.
Ya,
mudah-mudahan Monumen Tragedi Lumpur Lapindo ini bisa mengingatkan...
"Lumpur Lapindo Telah Mengubur Kampung Kami... Lapindo Hanya Mengobral
Janji Palsu... Negara Abai Memulihkan Kehidupan Kami... Suara Kami Tak Pernah
Padam... Agar Bangsa Ini Tidak Lupa..."
ANANTO
PRATIKNO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar