ISRA' MI'RAJ IV
Memilih Susu Meninggalkan
Arak
Diceritakan dalam kitabnya Ahmad Ad-Dardiri
Ala Qishshati Mi’raj bahwasanya Rasulullah SAW dalam perjalanannya setelah
menjalankan sholat bersama para Nabi di Baitul Maqdis merasa sangat haus.
Sebelum ia ucapkan keadaannya tiba-tiba Jibril telah datang dengan membawa dua
cawan yang berisi susu dan arak yang segar.
Nabipun segera mengambil cawan yang berisi
susu dan meminumnya, seraya Jibril berkata 'Kau mengambil yang benar. Andaikan
Kau ambil arak pastilah umatmu kelak akan hidup dalam kesesatan.' Diriwayatkan
pula dari sebagian perawi bahwa Jibril datang dengan membawa tiga macam minuman
yaitu susu, madu dan khamar.
Pilihan Rasulullah SAW terhadap susu adalah
pilihan yang tepat. Karena air susu adalah air yang sangat cocok untuk manusia
dan disukai oleh segenap makhluk. Susu mengandung kesehatan, kekuatan, dan zat
yang mengenyangkan. Demikian yang terurai dalam ayat 66 dalam surat An Nahl:
وَإِنَّ
لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۖ نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ
بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ
Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa
yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah,
yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.
Menurut penafsiran sebagian ulama, susu
dengan segala kebaikan kandungan zatnya bagaikan agama Islam yang penuh dengan
kesempurnaan. Dan menurut ulama lain, susu diibaratkan sebagai Ahlussunnah wal
Jama’ah. Sebagai kelompok mayoritas yang berpegang tegung pada ajaran
Rasulullah SAW.
Demikianlah posisi air susu yang keluar
antara kencing dan darah. Seperti Ahlussunnah wa Jama’ah yang lahir dan
berkembang diantara dua kutub besar Qadariyah dan Jabariyah. dalam konteks
kekinian posisi air susu dapat diibaratkan sebagai anjuran untuk memosisikan
diri di tengah tidak ekstrem kanan dan tidak pula ekstrem kirim. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar