ISRA' MI'RAJ III
Di Baitul Maqdis Menjadi
Imam Para Nabi dan Rasul
Pemeberhentian terakhir dalam perjalanan
malam itu adalah Baitul Maqdis. Dalam sekejap mata setelah Rasulullah saw
sampai di Baitul Maqdis para nabi, rasul dan malaikat berkumpul . Kemudian dikumandangkanlah
adzan dan iqamat. Mereka yang datang berbaris rapi bershaf-shaf. Lalu Jibril
mempersilahkan Rasulullah saw menjadi imam. Begitulah setelah shalat dengan
berjama’ah para nabi dan rasul memuji kepada Allah atas karunia dari-Nya.
Begitu juga Rasulullah saw mengucap tasbih atas karunia yang istimewa yang
tidak diperoleh nabi dan rasul lainnya.
Baitul Maqdis adalah merupakan pelabuhan
terakhir isra’nya (perjalanan malam)Rasulullah saw sebelum kemudian dimi’rajkan
Allah ke shidratil muntaha. Baitul Maqdis seolah memiliki jalur utama yang
dapat menghubungkan dunia ini dengan pintu langit. Dikatakan demikian karena di
sanalah para nabi dan rasul itu turun, dan dari sanalah Rasulullah saw akan
memulai mi’rajnya.
Adapun mengenai shalat Jama’ah bersama para
nabi dan rasul dan Muhammas saw sebagai Imamnya merupakan sebuah bukti bahwa
mereka para nabi dan rasul itu menjadikan Rasulullah saw sebagai wasilah menuju
Allah swt. Mereka para nabi dan rasul itu menjadikan Rasulullah saw sebagai
penghubung kepada Allah swt, sebagaimana yang disebutkan dalam surat al-Maidah
ayat 35:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan
berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Demikianlah kepemimpinan Rasulullah saw
sebagai imam dalam shalat ini menunjukkan pengakuan para nabi dan rasul itu
akan syariat islam yang sempurna yang dibawa oleh Rasulullah saw, nabi
sekaligus rasul pungkasan. Mengenai jama’ah itu sendiri sungguh tidak dapat
dipungkiri fadhilannya, jika para nabi, rasul dan malaikat saja berjama’ah. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar