Jumat, 07 Oktober 2016

Mimpi Mbah Baedhowi Bertemu Rasulullah untuk Mendirikan Cabang NU



Mimpi Mbah Baedhowi Bertemu Rasulullah untuk Mendirikan Cabang NU


Munculnya kesepakatan bersama antara Mbah Ma'soem, Mbah Baedhowi, Mbah Cholil dengan Mbah Wahab Hasbullah dan Mbah Hasyim Asyari. Kelima ulama ini merupakan kerabat karib, yang kesehariaan sering berbincang dan berdiskusi bersama. Awalnya yang memiliki gagasan untuk mendirikan Nahdlatul Ulama adalah Mbah Wahab Hasbullah. Dimana beliau pernah berriyadhoh hingga 41 hari untuk mendirikan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama.

Pada awal tahun 1926 bersamaan dengan akan didirikannya Jam'iyah Nahdlatul Ulama, suatu ketika Kiai Baedhowi bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, sedang duduk bersama dengan Mbah Baedhowi. Kemudian datanglah para tokoh NU bertamu di kediaman Mbah Baedhowi. Melihat para tokoh NU ini, kemudian Nabi Muhammad mempersilahkan para tokoh NU untuk masuk dan duduk bergabung dengan Mbah Baedhowi bersama Nabi yang sedang duduk berbincang.

Datangnya mimpi ini, diartikan oleh Mbah Baedhowi, bahwa Rasulullah mengizinkan NU masuk Lasem. Kemudian Mbah Baedhowi membicarakan hal ini dengan sejumlah ulama di Lasem diantaranya Mbah Ma'soem dan Mba Cholil,  mengenai sudah saatnya Lasem untuk mendirikan Cabang Nahdlatul Ulama di Lasem. Maka dalam hal ini, NU Cabang Lasem secara Nasional dan Jawa Tengah termasuk urutan cabang yang berdiri ke-11.

Setelah melalui mufakat bersama dengan seluruh ulama yang ada di Lasem, dalam hal pendirian NU, masyarakat dari kaum santri pun menyambut baik kabar pembentukan Cabang NU di Lasem. Meskipun di lain pihak, sebagian orang Lasem terdiri dari bermacam golongan, diantaranya Masumi yang menjadi mayoritas, PKI, dan Wong Abangan yang tidak memihak manapun.

Mulai awal berdirinya Cabang NU di Lasem pada tahun 1926-1960 NU di Lasem mendapatkan respon dari kaum santri yang sangat luar biasa, meski belum merata. Hanya bisa mendominasi wilayah tertentu, dan beberapa desa yang menjadi simpatisan NU di level paling bawah.

Pada masa ini, perjuangan NU pun sangat luar biasa. Persaingan dalam hal mempertahankan idiologi menjadi hal yang biasa. Perjuangan Nahdliyin yang mempertahankan idiologi Nusantara mendapatkan perlawanan dari sejumlah kelompok yang menebar pemikiran mereka untuk mendirikan negara khilafa yang di motori oleh sejumlah ormas. Belum lagi komunisme yang juga melakukan sejumlah agresi untuk menanam faham komunis dikalangan pemuda dan generasi muda NU dan kelompok pelajar santri di Lasem melalui berbagai metode.

Perjuangan warga NU di Lasem bukan hanya dalam mempertahankan idiologi nusantara saja, tetapi perlawanan secara tidak langsung melalui parlemen sebagai upaya mematikan dan melinghilangkan Nahdlatul Ulama pun sangat kuat. Tetapi, persatuan dan ketakziman para santrilah yang membuat NU secara kultural menjadi sangat kuat mulai dari level yang paling bawah. []

Ahmad Asmu'i
Ditulis berdasarkan ngobrol sejarah NU Lasem dengan sesepuh Habib Ridwan (Wakil Ketua Tanfidiyah PCNU Lasem)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar