Rabu, 20 Maret 2019

(Ngaji of the Day) Ilmu Tauhid dan Pilpres 2019


Ilmu Tauhid dan Pilpres 2019

Ilmu tentang Tuhan (ketuhanan) disebut teologi. Dalam Islam disebut dengan Ilmu Kalam atau Ilmu Tauhid. Di kalangan Ahlussunnah wal Jamaah, mempelajari dan mengkaji Ilmu Tauhid ini sangat penting dan berhukum wajib. Karena, dengan Ilmu Tauhid, iman menjadi rasional dan benar. Tanpa Ilmu Tauhid, iman tidak mungkin bisa benar, bahkan sering kali menjadi hancur-hancuran.

Jika langsung merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah, orang awam akan bingung dan dipastikan tidak dapat merumuskan ajaran tauhid yang benar. Oleh sebab itu, seorang ulama besar, Abul Hasan Al-Asy’ari (876 M-936 M) merumuskan konsep tauhid yang berkenaan dengan sifat wajib, mustahil, dan jaiz bagi Tuhan.

Konsep tauhid ini kemudian disebut dengan “Akidah Lima Puluh” karena sifat wajib Tuhan ada dua puluh, sifat mustahil Tuhan ada dua puluh, dan sifat jaiz Tuhan ada satu (41); dan kemudian sifat wajib para rasul ada empat, sifat mustahil mereka ada empat, dan sifat jaiz mereka ada satu (9). Total semuanya menjadi lima puluh (Aqa'idil Khamsin).

Ilmu Tauhid ini menjadi semacam panduan berpikir untuk orang awam agar persepsi mereka terhadap Tuhan tidak keliru. Jika keliru, mereka bisa terjerumus pada persepsi yang salah, yang berujung pada kekacauan berpikir, dan tersesat karena cenderung menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan.

Hal ini telah diperingatkan oleh Allah dalam Al-Qur’an dalam beberapa ayat, salah satunya Surah Al-Jatsiyah ayat 23:

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ 

Artinya, “Maka, pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa-nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya tersesat karena meninggalkan ilmu pengetahuan. Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya, serta meletakkan tutup di penglihatannya. Maka, siapakah yang akan memberinya petunjuk selain Allah? Maka, mengapa kalian tidak mengambil pelajaran?”

Contoh orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan kemudian pikirannya menjadi kacau: hari ini mau bela Tuhan, besok mengancam Tuhan.

Untuk itu, mari mengaji Ilmu Tauhid agar cara berpikir menjadi benar dan baik. Agama adalah ilmu. Ilmu agama itu dirumuskan oleh  para ulama berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Ikutilah ulama yang memiliki latar belakang keilmuan yang jelas, dengan sanad yang pasti tersambung kepada Rasulullah SAW.

Jangan ikuti setan, baik setan dari bangsa jin maupun setan dari bangsa manusia. Ciri-ciri setan adalah gemar menyebar hoaks, kebencian, provokasi, rakus, dungu, dan gampang ngamuk-ngamuk. Wallahu a'lam. []

Wakil Katib PWNU DKI Jakarta Ustadz H Taufik Damas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar