Ilmu Tauhid dan Pilpres
2019
Ilmu tentang Tuhan (ketuhanan) disebut
teologi. Dalam Islam disebut dengan Ilmu Kalam atau Ilmu Tauhid. Di kalangan
Ahlussunnah wal Jamaah, mempelajari dan mengkaji Ilmu Tauhid ini sangat penting
dan berhukum wajib. Karena, dengan Ilmu Tauhid, iman menjadi rasional dan
benar. Tanpa Ilmu Tauhid, iman tidak mungkin bisa benar, bahkan sering kali
menjadi hancur-hancuran.
Jika langsung merujuk pada Al-Qur’an dan
Sunnah, orang awam akan bingung dan dipastikan tidak dapat merumuskan ajaran
tauhid yang benar. Oleh sebab itu, seorang ulama besar, Abul Hasan Al-Asy’ari
(876 M-936 M) merumuskan konsep tauhid yang berkenaan dengan sifat wajib,
mustahil, dan jaiz bagi Tuhan.
Konsep tauhid ini kemudian disebut dengan
“Akidah Lima Puluh” karena sifat wajib Tuhan ada dua puluh, sifat mustahil
Tuhan ada dua puluh, dan sifat jaiz Tuhan ada satu (41); dan kemudian sifat
wajib para rasul ada empat, sifat mustahil mereka ada empat, dan sifat jaiz
mereka ada satu (9). Total semuanya menjadi lima puluh (Aqa'idil Khamsin).
Ilmu Tauhid ini menjadi semacam panduan
berpikir untuk orang awam agar persepsi mereka terhadap Tuhan tidak keliru.
Jika keliru, mereka bisa terjerumus pada persepsi yang salah, yang berujung
pada kekacauan berpikir, dan tersesat karena cenderung menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhan.
Hal ini telah diperingatkan oleh Allah dalam
Al-Qur’an dalam beberapa ayat, salah satunya Surah Al-Jatsiyah ayat 23:
أَفَرَأَيْتَ
مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ
عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ
مِنْ بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
Artinya, “Maka, pernahkah kamu melihat orang
yang menjadikan hawa-nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya
tersesat karena meninggalkan ilmu pengetahuan. Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya, serta meletakkan tutup di penglihatannya. Maka,
siapakah yang akan memberinya petunjuk selain Allah? Maka, mengapa kalian tidak
mengambil pelajaran?”
Contoh orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhan kemudian pikirannya menjadi kacau: hari ini mau bela Tuhan, besok
mengancam Tuhan.
Untuk itu, mari mengaji Ilmu Tauhid agar cara
berpikir menjadi benar dan baik. Agama adalah ilmu. Ilmu agama itu dirumuskan
oleh para ulama berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Ikutilah
ulama yang memiliki latar belakang keilmuan yang jelas, dengan sanad yang pasti
tersambung kepada Rasulullah SAW.
Jangan ikuti setan, baik setan dari bangsa
jin maupun setan dari bangsa manusia. Ciri-ciri setan adalah gemar menyebar
hoaks, kebencian, provokasi, rakus, dungu, dan gampang ngamuk-ngamuk. Wallahu
a'lam. []
Wakil Katib PWNU DKI Jakarta Ustadz H Taufik
Damas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar