Hukum Mendengarkan Khutbah
di Luar Masjid
Dalam pelaksanaan shalat Jumat, khutbah
disyaratkan didengar oleh minimal 40 jamaah. Jamaah yang mendengarkan khutbah
disyaratkan orang yang mengesahkan Jumat, yaitu muslim yang berakal, baligh dan
penduduk yang bertempat tinggal tetap di daerah pelaksanaan Jumat.
Terkadang, jamaah yang rumahnya berdekatan
dengan masjid, mendengarkan khutbahnya di rumah sendiri, bahkan dalam kondisi
belum siap berangkat Jumatan. Dalam kasus yang lain, daya tampung masjid yang
tidak memadai, memaksa sebagian jamaah mendengarkan khutbah di luar masjid.
Dalam pandangan fiqh, bagaimana hukum
mendengarkan khutbah di luar masjid? Apakah terhitung jamaah yang mengesahkan
pelaksanaan Jumat?
Dalam fiqh mazhab Syafi’i, Jumat tidak harus
dilaksanakan di masjid. Boleh dilakukan di lapangan, surau atau tempat lainnya.
Demikian pula pelaksanaan khutbahnya, tidak wajib dilakukan di masjid.
Syekh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad
al-Ghazali mengatakan:
وَلَا
يُشْتَرَطُ أَنْ يُعْقَدَ الْجُمُعَةُ فِي رُكْنٍ أَوْ مَسْجِدٍ بَلْ يَجُوْزُ فِي
الصَّحْرَاءِ إِذَا كاَنَ مَعْدُوْداً مِنْ خِطَّةِ الْبَلَدِ فَإِنْ بَعُدَ عَنِ
الْبَلَدِ بِحَيْثُ يَتَرَخَّصُ الْمُسَافِرُ إِذَا انْتَهَى إِلَيْهِ لَمْ
تَنْعَقِدْ اَلْجُمُعَةُ فِيْهَا
“Jum’at tidak disyaratkan dilakukan di surau
atau masjid, bahkan boleh di tanah lapang apabila masih tergolong bagian daerah
pemukiman warga. Bila jauh dari daerah pemukiman warga, sekira musafir dapat
mengambil rukhshah di tempat tersebut, maka jum’at tidak sah dilaksanakan di
tempat tersebut.” (al-Ghazali, al-Wasith, juz 2, hal. 263, Kairo, Dar al-Salam,
cetakan ketiga tahun 2012)
Oleh sebab itu, mendengarkan khutbah Jumat
boleh dilakukan di luar masjid. Di halaman masjid, di jalan, di rumah sendiri
atau di tempat manapun, asalkan dapat mendengar khutbah, maka sah. Jamaah yang
mendengarkan khutbah di luar masjid terhitung dari 40 orang yang dapat
mempengaruhi keabsahan Jumat asalkan dari kelompok yang dapat mengesahkan
Jumat.
Syekh Ibnu hajar al-Haitami ditanya, apakah
orang yang mendengarkan khutbah saat ia sedang berada di kamar mandi atau
tempat lainnya, apakah tergolong 40 orang yang dapat mengesahkan Jumat. Dalam
fatwanya, beliau menjawab:
فأجاب
بأن الذي يصرح به كلامهم أن يعتد بسماع من بالخلاء ونحوه فقد قالوا لا بد من سماع
أربعين من أهل الكمال والمراد بهم من تلزمهم الجمعة فتنعقد بهم ولا شك أن من
بالخلاء ونحوه تلزمه الجمعة وتنعقد به
“Bahwa sesungguhnya pendapat yang dijelaskan
oleh para ulama, mendengar khutbahnya jamaah yang berada di kamar mandi dan
tempat lainnya adalah sesuatu yang sah. Ulama mengatakan khutbah wajib didengar
40 jamaah yang sempurna, mereka adalah jamaah yang wajib dan mengesahkan Jumat.
Tidak diragukan lagi bahwa orang yang tengah berada di kamar mandi atau tempat
lainnya tergolong orang yang wajib dan mengesahkan Jumat.” (Syekh Ibnu hajar
al-Haitami, al-Fatawa al-Kubra, juz 1, hal. 234).
Lebih lanjut beliau menjelaskan, orang yang
mendengarkan khutbah dalam kondisi yang tidak siap melaksanakan shalat, tidak mempengaruhi
kebolehan dan keabsahan pelaksanaan khutbah. Beliau menegaskan:
وكونه
حالة السماع على هيئة تنافي الصلاة لا أثر له لأن القصد من اشتراط سماعهم اتعاظهم
بما يسمعون في الجملة وهذا المقصود حاصل بسماع من بالخلاء ونحوه
“Dan keberadaan orang di kamar mandi tersebut
dalam kondisi yang bertentangan dengan shalat tidak mempengaruhi dampak apapun.
Sebab tujuan dari syarat mendengarkan khutbah oleh jamaah jumat adalah mereka
menerima pesan khutbah yang mereka dengar secara umum. Dan tujuan ini dapat
dihasilkan dengan mendengar khutbah di kamar mandi dan tempat lainnya.” (Syekh
Ibnu hajar al-Haitami, al-Fatawa al-Kubra, juz 1, hal. 234).
Bila melihat pertimbangan keutamaan,
mendengarkan khutbah di masjid tentu lebih memiliki pahala yang besar,
sebab ada nilai lebih seperti pahala I’tikaf. Demikian penjelasan
mengenai hukum mendengarkan khutbah di luar masjid. Saran kami, meski hal
tersebut diperbolehkan, namun usahakan agar datang di masjid lebih awal dan
mendengarkan khutbah di dalamnya, karena memiliki nilai keutamaan yang tidak
didapatkan saat mendengarkan khutbah di luar masjid. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar