10 Alasan Pentingnya
Memperingati Maulid Nabi (4 Habis)
Alasan kedelapan adalah alasan yang bersifat
sosiologis. Peringatan maulid nabi merupakan wasilah untuk melaksanakan berbagai
macam kebaikan, apalagi tradisi masyarakat kita yang selalu melaksanakan
bersama-sama.
Secara otomatis hal ini akan menambah syiar
agama Islam itu sendiri sebagaimana dengan shalat Jum’ah. Dan lebih dari itu
perkumpulan ini selalu menuntut berbagai macam kegiatan yang baik-baik. Sebut
saja pengajian, majlis ta’lim, berdzikir, bersedekah dan yang pasti adalah
membaca shalawat dan menutur cerita kehidupan Rasululllah saw. Seperti yang
diperintahkan oleh Allah swt dalam Surat al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya
bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu
sekalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al-Ahzab: 56)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan makna
ayat tersebut bahwa Allah swt menunjukkan kepada manusia derajat tingginya
Rasulullah saw sehingga Allah swt membacakan shalawat kepadanya. Dan
memerintahkan semua manusia dan juga para malaikat untuk bershalawat juga.
Perintah bershalawat kepada Rasulullah saw
dan bukanlah sesuatu yang dilarang bahkan Rasulullah saw memperbolehkannya.
Demikian yang diceritakan oleh sebuah hadits sebagaimana disebut dalam shahih
al-Bukhari yang diriwayatkan oleh Salmah bin al-Akwa’ “kami berperang bersama
Rasulullah saw dalam perang Khaibar. Saat itu kami berangkat pada malam hari.
Lalu ada seorang lelaki berkata kepada Amir bin Akwa’ “maukah kamu
memperdengarkan kepada kami bait-bait syairmu?” Amir adalah seorang penyair.
Lalu dia tinggal beberapa waktu dan bersyair:
Tidak kami maupun mereka akan mendapatkan
petunjuk jika bukan karenamu
Tidak juga kami akan bersedekah atau
bersembahyang
Maka maafkanlah kami ketika membelamu
Dan tetapkanlah kaki kami ketika bertemu
musuh
Berikanlah ketenangan atas kami
Sungguh jika kami diseur, kami akan datang
Alasan kesembilan adalah Surat Yunus ayat 58
yang berbunyi
قل
بفضل الله وبرحمته وبذلك فليفرحوا هو خير مما يجمعون
Katakanlah dengan karunia Allah dan
rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya
itu adalah lebih baik dari pada apa yang merek kumpulkan. (Yunus: 58)
Apakah yang dimaksud dengan rahmat dalam ayat
di atas? Apakah bentuk rahmat itu? Para mufassir berbeda pendapat mengenai hal
ini. Namun dalam ulumul qur’an diterangkan bahwa menafsirkan ayat dengan ayat
al-Qur’an yang lain merupakan bentuk penafsiran yang paling kuat. Karenanya
as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur menafsirkan kata rahmat dengan Surat
al-Anbiya ayat 107:
وماأرسلناك
إلا رحمة للعالمين
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (al-Anbiya: 107)
Sebagaimana dikutip dari Ibnu Abbas:
وأحرج
أبو الشيخ عن ابن عباس فى الأية قال: فضل الله العلم ورحمته محمد صلى الله عليه
وسلم : قال الله (وما أرسلنك إلا رحمة للعالمين)
Bahwa yang dimaksudkan dengan karunia Allah
swt adalah ilmu dan rahmat-Nya adalah Nabi Muahammad saw. Allah swt telah
berfirman (Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam) (al-Anbiya: 107)
Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah saw
memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi alam jagad raya. Maka kalimat
selanjutnya dalam Surat Yunus di atas yang berbunyi ‘hendaklah mereka
bergembira’ secara otomatis memerintahkan kepada umat muslim menyambit gembira
atas rahmat tersebut. bukankah ini alasan yang sangat penting mengapa kita
harus bergembira menyambut maulidurrasul?
Sedangkan alasan yang kesepuluh pentingnya
memperingati maulidurrasul adalah tidak adanya hukum yang jelas-jelas
melarangnya. Meskipun melaksanakan peringatan maulid juga bukanlah termasuk
ibadah tauqifiyah. Namun peringatan ini seringkali menjadi wahana mendekatkan
diri kepada Allah swt. yang sangat dianjurkan.
Oleh karena itu, jika kacamata syari’at
mengategorikan berbagai macam praktek ibadah menjadi dua yaitu yang disenangi
dan dibenci, maka memperingati hari maulid dapat dikategorikan sebagai ibadah
yang disenangi syariat.
Demikianlah sepuluh alasan mengapa umat
muslim perlu memperingati hari kelahiran Rasulullah saw yang dijabarkan oleh
Omar Abdullah Kamel dalam kitabnya Kalimatun Hadi’atun fil Bid’ah, Kalimatun
Hadi’atun fil Ihtifal bi Maulid, Kalimatun Hadi’atun fil Istighatsah. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar