Bermula dari perjalanan jauh mengunjungi
sisa-sisa pusat Kerajaan Majapahit di Mojokerto - Jawa Timur, Mas Abiel yang
menyaksikan dari dekat kebesaran candi
brahu menjadi sangat penasaran terhadap material batu bata merah yang
menyusunnya. Terlebih juga saat menuruni pelataran Candi Tikus
bersama adiknya, Dimas.
Candi Tikus, Trowulan - Mojokerto.
Akhirnya, di Hari Minggu yang cukup cerah,
kami meluncur ke 'lio", yaitu sebuah tempat pembuatan batu bata merah
yang masih berada di seputaran Desa Jayamukti, Kabupaten Bekasi.
|
Duh... Ternyata tanah yang
digunakan sebagai bahan baku, dikeruk dari sana. Entah sudah berapa ribu
meter kubik tanah liat yg telah terambil.
|
Wah, lio-nya sepi, ga ada orang. Ya sudah,
mungkin masih pagi, mari kita cari saja sendiri mesin pembuat bata merah nya.
|
Tanah liat yang sudah dikeruk, dibersihkan,
diuyel2 sampai dengan kadar kekenyalan tertentu, dan dimasukkan ke dalam
sela-sela rol mesin ini.
|
Rol-rol mesin berputar menggerus tanah liat,
kemudian masuk ke bawah, masuk terus melalui sebuah jig mini, dan
dipotong-potong sesuai dengan ketebalan yang ditentukan.
|
Sudah jadi, yuk dijemur.
|
Setelah bata merah setengah jadi benar-benar
kering, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah oven raksasa.
|
Seberapa besarnya oven raksasa ini? Wah, Mas Abiel
saja bisa masuk di dalamnya.
|
Konon, butuh waktu lebih dari 24 jam untuk
membakar batu bata setengah jadi sampai benar-benar matang.
|
Cek sebentar.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar