Ahmad Muzaeni: Teman, Sahabat, dan Saudara se-Hati
Ust. Ahmad Ibnu Kurdi, Ust. Heru Mahmudi, dan Ust. Ahmad Muzaeni dalam
suatu kesempatan.
Surat elektronik (e-mail) terkahir yang masuk
ke inbox saya dari beliau ( Muzaeni Ahmad [amuzaeni@frigoglass.com] )
tertanggal 08 Februari 2013, jam 08.03 pagi. Saat itu, beliau membalas surat
elektronik dari seorang sahabat, yang membalas postingan beliau tanpa subyek.
Postingan beliau berisi perihal produk yang beliau tawarkan.
alhamdulillah,
kami telah merilis website " tibyorganik.blogspot.com ", meski masih yang
gratisan kami optimis bisa meningkatkan omset dan mitra di luar kota.
silakan berkunjung dan tinggalkan pesan / komentar sebagai
masukan kami.
juga, barangkali ada rekan, keluarga ataupun tetangga yang
berminat untuk menjadi mitra, bisa kontak ke 085693704440 ( muzaeni ) untuk
informasi lebih lanjut.
salam sukses untuk kita semua,
admin
email : cs.tibyorganik.gmail.com
Ahmad Muzaeni | Production Staff | Frigoglass Indonesia
P.T. | www.frigoglass.com | T:+62 21 28649541 |
M:6285693704440 | amuzaeni@frigoglass.com
Ya, Ahmad Muzaeni, kami teman – teman semua
biasa memanggil beliau dengan nama Mas Muzaeni, pria asli Tegal yang sangat
bersahaja ini, telah di panggil menghadap-Nya pada Sabtu, 09 Februari 2013
selepas dzuhur.
Semula, sesungguhnya saya tidak percaya dengan
kabar yang terdengar sangat mendadak ini. Bermula dari sms yang masuk ke HP
saya pada Sabtu siang itu jam 14:50:02 dari Ust. Ahmad Ibnu Kurdi: “Innaalillaahi
wa innaailaihi rooji’uun, telah meninggal dunia temen kita ahmad muzaini jam
13.00 di jl. Kancil 1 ckb, mhn supportnya, al faatihah (ditunggu)”.
Bagai disambar geledek, saya tidak percaya bahwa
itu adalah Mas Muzaeni, orang perkasa yang terlihat sangat segar bugar, yang hampir
setiap hari, selepas shalat subuh selalu menjajakan bubur bayi organik buatan
sendiri di depan ruko perumahan. Ya, Allah…..
Sejurus kemudian, saya lantas telpon balik Ust.
Ahmad Ibnu Kurdi untuk mengonfirmasi kebenaran berita tersebut. Setelah
mendapat kepastian, membersekna pekerjaan di rumah, saya kemudian segera
meluncur ke rumah duka di Jl. Kancil 1 No. 47, Perumahan Cikarang Baru.
Kediaman Mas Muzaeni, Jl.
Kancil 1 No. 47, Perumahan Cikarang Baru
Setiba di rumah duka, bendera kuning, sebuah simbol
berita duka khas nusantara telah tertancap mulai dari pintu masuk blok
perumahan, ujung jalan, hingga pagar di depan rumah. Warga sekitar pun
berbondong – bondong membantu segala persiapan yang dibutuhkan.
Selepas Shalat Ashar berjama’ah di Masjid Al
Muhajirin, semakin banyak warga sekitar yang hadir untuk mengucapkan berbela
sungkawa, Tidak hanya warga sekitar, teman kerja, teman ngaji, sahabat, dan
handai taulan semua memenuhi rumah duka. Semuanya larut dan khusyuk membacakan
Surat Yasin untuk menhantarkan Mas Muzaeni menghadap-Nya.
Warga berdatangan membacakan Surat Yasin secara bergantian
Bacaan Surat Yasin terus terdengar tiada henti.
Satu kelompok selesai membaca, kelompok berikutnya melanjutkan. Begitu
seterusnya sembari menunggu teman – teman yang lain mempersiapkan peralatan
untuk memandikan jenazah dan pengkafanan. Setelah semua perlatan memandikan
jenazah siap, sekitar jam 17.15 proses memandikan jenazah dimulai dengan
dipimpin oleh salah seorang nahdliyyin, Ust. Bambang, yang juga ketua DKM Al
Ishlah, Rusa.
Memandikan dan mengkafankan jenazah, selesai
pada sekitar pukul 18.00 dan kemudian dimasukkan ke dalam ambulans, dibawa ke
Masjid Al Muhajirin untuk dishalatkan.
Allaahu Akbar..! Sabtu malam Ahad, bakda
Maghrib, di Masjid Al Muhajirin kebetulan merupakan jadwal rutin pengajian yang
diisi oleh salah satu guru kebanggaan warga sekitar, sehingga jama’ah shalat
magrib saat itu sangat banyak. Setelah shalat Maghrib berjama’ah, Ust. Muslich,
tokoh masyarakat sekitar meminta ijin kepada seluruh jama’ah untuk meminta
waktu menshalatkan jenazah almarhum.
Dipimpin oleh Ust. Sona’i Abdurrahman, shalat
jenazah berjalan dengan lancar. Do’a yang panjang dan mengharukan, menutup
prosesi shalat jenazah yang dihadiri oleh ratusan jama’ah tersebut.
Dan, wa ba’du, tepat pukul 19.10, dari pelataran
Mesjid Al Muhajirin, Kancil – Cikarang BAru, Kabupaten Bekasi – Jawa Barat, sirine
ambulans meraung – raung menembus kegelapan malam menuju ke peristirahatan
terakhir di Tegal – Jawa Tengah.
Semoga istri yang ditinggalkannya, ketiga
putranya, dan (Ya, Allah…) jabang bayi yang masih berusia dua bulan di dalam
perut istrinya, diberikan kekuatan oleh Gusti Allah
Allaahummaghfir lahu warhamhu wa ‘aaafihi wa’fu
‘ahu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhaalahu, waghsilhu bil maa’i wats tsalji
wal baradi, wa naqqihi minal khathaayaa kamaa naqqaitats tsaubal abyadha minad
danasi, wa abdilhu daaron khairan min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa
zaujan khairan min zaijihi, wa adkhilhul jannata, wa a’idhu min ‘adzaabin naar.
Ya Allah, ampunilah dia (dari beberapa hal yang
tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di tempat yang mulia
(Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es.
Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang
putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia),
berilah keluarga (atau istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di
dunia), istri (atau suami) yang lebih baik daripada istrinya (atau suaminya),
dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari siksa kubur dan Neraka.
Allaahumaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa wa
syaahidinaa wa ghaa’ibinaa wa shaghiirinaa wa kabiirinaa wa dzakarinaa wa
untsaanaa. Allaahumma man ahyaitahu minnaa fa ahyihi ‘alal islaam, wa man
tawaffaitahu minnaa fatawaffahu ‘alal Iimaan. Allaahumma laa tahrimna ajrahu wa
laa tudhillanaa ba’dahu
Ya Allah, ampunilah kepada orang yang hidup di
antara kami dan yang mati, orang yang hadir di antara kami dan yang tidak hadir,
laki-laki maupun perempuan. Ya Allah, orang yang Engkau hidupkan di antara
kami, hidupkan dengan memegang ajaran Islam, dan orang yang Engkau matikan di
antara kami, maka matikan dengan memegang keimanan. Ya Allah, janganlah
menghalangi kami untuk tidak memper-oleh pahalanya dan jangan sesatkan kami
sepeninggalnya.
AL FAATIHAH…
Wassalam,
Ananto Pratikno
Dia om saya.. :( selamat jalan om zeni. Semoga bahagia di Jannah-NYA ALLAH. Semoga mba sari, ical, toriq, biyan sama dede bayi sehat da tegar :'(. Aamiin Kebetulan, yang pake batik merah dan yang memberi sambutan adalah ayah saya. Pak Muchlas.. sangaat sedih, dia om yang baik. Terakhir main ke rumah pulogebang itu pas idul adha. Selamat jalan om.. Kita semua kehilangan :(
BalasHapusYa, Allah. Semoga Mas Zeni diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah, dan semoga semua yang ditinggalkannya diberikan ketabahan. Al Faatihah.
Hapus