Banyak orang yang memusuhi Nabi Muhammad setelah beliau mulai mendakwahkan ajaran Islam secara terang-terangan. Mereka juga tidak segan-segan mencelakai, menyiksa, dan bahkan membunuh Nabi Muhammad. Hal itu terus dilakukan sampai tujuan mereka tercapai, yaitu Nabi Muhammad berhenti mendakwahkan Islam.
Para musuh menyusun berbagai macam rencana untuk mencelakai atau membunuh Nabi Muhammad, namun tidak ada satu pun yang berhasil. Mengapa? Karena Allah lah yang secara langsung menjaga Nabi dan Rasul-Nya tersebut dari hal-hal buruk yang dilakukan musuh-musuhnya. Mengutip buku Syakhshiyah Ar-Rasul (Muhammad Rawwas Qal’ah Ji, 2008), berikut beberapa kejadian jahat yang hendak menimpa Nabi Muhammad, namun Allah kemudian menyelematkannya.
Dalam perjalanan hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad dan Sayyidina Abu Bakar bersembunyi di Gua Tsur untuk menghindari kejaran kaum musyrik Makkah. Ada sekelompok pasukan kaum musyrik Makkah yang sampai di mulut Gua Tsur. Kejadian ini tentu membuat Nabi Muhammad dan Sayyidina Abu Bakar ketar-ketir. Namun Allah kemudian memalingkan penglihatan pasukan tersebut sehingga tidak masuk ke dalam gua.
Kejadian ini terekam dalan Al-Qur’an Surat at-Taubah ayat 40: “…Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah…,”
Dalam kesempatan lain, Nabi Muhammad dan para sahabatnya sedang beristirahat di bawah sebuah pohon. Tiba-tiba Ghaurats bin Harits berdiri di atas kepada Nabi Muhammad dengan menghunus pedangnya. Ghaurats bertanya, siapa yang bisa menghalanginya dari membunuh Nabi Muhammad –yang notabennya sudah berada di depannya tepat dan tidak dalam keadaan siaga.
Nabi Muhammad menjawab bahwa Allah lah yang melindunginya dari segala macam mara bahaya. Maka seketika itu, pedang Ghaurats terjatuh. Nabi Muhammad kemudian mengambil pedang itu dan balik bertanya siapa yang bisa menghalanginya dari membunuh Ghaurats. Kata Ghaurats, “Jadilah sebaik-baiknya penghukum.” Maka kemudian Nabi Muhammad mengampuninya.
Hal yang sama juga dialami Suroqoh bin Malik. Dia berhasil menemukan Nabi Muhammad ketika beliau dalam perjalanan hijrah ke Madinah. Suroqoh kemudian berusaha menyerang dan meringkus Nabi Muhammad untuk kemudian dibawa balik ke Makkah. Namun tiap kali hendak menyerang Nabi Muhammad, kuda yang dinaiki Suroqoh terjerembab. Suroqoh mencoba melakukannya berkali-kali, namun lagi-lagi kudanya terjatuh. Padahal kuda Suroqoh merupakan kuda terbaik. Suroqoh kemudian membiarkan Nabi Muhammad dan balik ke Makkah dengan tangan kosong.
Di lain waktu, seorang dari Bani Makhzum mendekati Nabi Muhammad ketika beliau sedang sujud. Orang tersebut membawa batu dan hendak dilemparkan kepada Nabi Muhammad. Namun rencana orang tersebut gagal karena tangannya kaku dan tidak bisa digerakkan ketika hendak melemparkan batu kepada Nabi Muhammad. Dia kemudian pulang ke kaumnya dan menceritakan kejadian aneh itu.
Bani Nadhir juga pernah memiliki rencana jahat untuk membunuh Nabi Muhammad. Mereka hendak menghabisi Nabi Muhammad dengan cara menjatuhinya batu dari atas rumah. Ketika itu, Nabi Muhammad dan para sahabat datang ke kampung Bani Nadhir untuk meminta partisipasi dalam membayar diyat dua korban yang terbunuh karena sebelumnya sudah ada perdamaian dengan mereka.
Amru bin Jahsyi bin Ka’ab kemudian naik ke atas rumah dengan membawa batu untuk melaksanakan niat jahat tersebut. Namun rencana Bani Nahdir tersebut gagal total. Nabi Muhammad yang mendapatkan informasi dari langit tidak jadi melintasi rumah yang di atasnya ada Amru bin Jahsyi tersebut. Beliau kemudian pulang ke Madinah.
Selain kisah-kisah di atas, tentu masih ada banyak kisah lainnya terkait dengan bagaimana Allah memelihara Nabi Muhammad dari kejahatan dan rencana buruk yang disusun musuh-musuhnya. Namun sekali lagi, semuanya gagal total. Karena yang pasti, Allah tidak akan membiarkan utusan-Nya dicelakai seperti itu. []
(A Muchlishon Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar