Syair-syair Hikmah KH. Wahid Hasyim (1)
KH Abdul Wahid Hasyim termasuk tokoh yang
gemar mencatat. Tak heran, sejumlah pantun dan sajak kesukaannya dalam berbagai
bahasa tetap tersimpan rapi hingga sekarang. Beberapa syair hikmah berbahasa
Arab berikut adalah sebagain warisan berharga dari ulama dan pahlawan nasional
ini.
وَلَا شَيْءٌ يَدُوْمُ فَكُنْ حَدِيْثاً #
جَمِيْلَ الذّكْرِ فَالدُّنْيَا حَدِيْثُ
Tak ada satu pun di dunia ini yang kekal.
Maka, ukirlah cerita indah sebagai kenangan. Karena dunia memang sebuah cerita
أَلَا لِيَقُلْ مَا شَاءَ مَنْ شَاءَ إِنّماَ # يُلاَمُ الفَتىَ فِيْمَا اسْتَطَاعَ مِنَ اْلأَمْرِ
Ungkapkanlah apa yang ingin diungkapkan.
(Jangan ragu) pemuda memang selalu dicemooh lantaran kecakapannya.
ذَرِيْنِيْ أَنَالُ مَا لَا يُناَلُ مِنَ اْلعُلَى # فَصَعْبُ العُلىَ فِي الصَّعْبِ وَالسَّهْلُ فِي السَّهْلِ
تُرِيْدِيْنَ إِدْرَاكَ المَعَالِي رَخِيْصَةً # فَلَا بُدَّ دُوْنَ الشَّهْدِ مِنْ إِبَرِ النَّحْلِ
Biarkan aku meraih kemuliaan yang belum
tergapai. Derajat kemuliaan itu mengikuti kadar kemudahan dan kesulitannya.
Engkau kerap ingin mendapatkan kemuliaan itu secara murah. Padahal pengambil
madu harus merasakan sengatan lebah.
سَتُبْدِيْ لَكَ الأَيَّامُ مَا كُنْتَ جاَهِلاً # وَيَأْتِيْكَ بِاْلأَخْبَارِ مَا لَمْ تُزَوِّدِ
Kelak waktu akan memperlihatkan dirimu
sebagai orang yang bodoh, dan membawakan kabar untukmu tentang perbekalan yang
kosong.
لَقَدْ غَرَسُوْا حَتَّى أَكَلْناَ وَإِنَّناَ # لَنَغْرَسُوْا حَتَّى يَأْكُلَ النَّاسُ بَعْدَنَا
Para pendahulu telah menanam sehingga kita
memakan buahnya. Sekarang kita juga menanam agar generasi mendatang memakan
hasilnya.
إِذَا فَاتَنِيْ يَوْمٌ وَلَمْ أَصْطَنِعْ يَدًا # وَلَمْ أَكْتَسِبْ عِلْماً فَمَاذَاكَ مِنْ عُمْرِيْ
Tatkala waktuku habis tanpa karya dan pengetahuan, lantas apa makna umurku ini?
[]
Dikutip dan diterjemah ulang dari KH A Wahid
Hasjim, Mengapa Saya Memilih Nahdlatul Ulama, Bandung: Mizan, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar