Ilmuan Muslim Populer di Barat (6)
Al-Razi (Razes)
Oleh: Nasaruddin Umar
Al-Razi yang bernama lengkap Abu Bakar Muhammad ibn Zakariya, yang di Barat lebih dikenal dengan Razes, lahir di Rey sebelah selatan Iran, pada tahun250H/854M-313H/925M. Ia belajar ilmu-ilmu kedokteran di bawah asuhan Ali ibn Sahl Rabban al-Tabari, seorang dokter dan filosof terkenal pada zamannya. Razi mulai popular ketika ia memimpin Rumah Sakit Rey, sebuah rumah sakit percontohan dan banyak dijadikan rujukan dari berbagai negara.
Al-Razi kemudian meninggalkan Ray pindah ke Bagdad dan di sana ia memimpin Rumah Sakit Bagdad di bawah pemerintahan Khalifah Muktafi. Setelah Khalifah pengagum Al-Razi ini meninggal (295H/907M) maka Al-Razi kembali ke Rey memimpin sekolah tinggi ilmu kedikteran. Dari sinilah Al-Razi semakin harum namanya sebagai ahli kedokteran, filosof, ahli kimia, biologi, fisika, dan juga sebagai ulama yang memahami ilmu fikih. Yang menarik dari Al-Razi ialah sebelum terkenal sebagai dokter dan filosof ia sudah dikenal sebagai seniman yang mampu memainkan alat musik dan menciptakan syair.
Orisinalitas keilmuan Al-Razi banyak dipuji para ilmuan. Salahsatu contoh unik yang pernah dilakukan ialah ketika Al-Razi diminta oleh raja Daulah bin Buwaihi untuk mendirikan rumah sakit di Bagdad, maka ia meminta dipotongkan seekor kambing, lalu dagingnya ditebar dan digantung ke berbagai tempat di Bagdad. Empat hari kemudian dikontrol daging tersebut lalu ditentukan di mana daging paling awet dan paling lambat membusuk di situlah dibangun rumah sakit. Rumah sakit yang diberi nama Adhudi ini dibangun dengan anggaran yang amat mahal ketika itu.
Sebagaimana disebutkan dalam artikel terdahulu Rumah sakit yang pernah dipimpin Al-Razi dijadikan Rumah Sakit Percontohan. Di dalamnya bukan hanya dilengkapi dengan kamar-kamar pemeriksaan dan ruang rawat inap pasien tetapi juga dilengkapi dengan tidak kurang 24 dokter, perpustakaan yang menyimpan buku-buku kedokteran yang lengkap, apotek, gudang, dan dapur, serta kantin. Rumah sakit ini dianggap yang paling pertama memenuhi standard rumah sakit modern dan sekaligus rumah sakit pendidikan pertama dalam sejarah rumah sakit. Yang menarik ialah rumah sakit ini menggratiskan pasien yang tidak mampu membayar tanpa membedakan pelayanannya.
Di antara karya-karya Al-Razi yang masyhur antara lain: Al-Hawi al-Kabir, Sbateh Elmeh Pezeshki (Proving the Science of Medicine), Kitab al Asrar (semacam pengantar ilmu kimia), Dar Amadi bar Elmh Pezeshki (Outcome of the Science of Medicine), dan Liber Experimentorum. Di antara pikiran orisinal Al-Razi antara lain membahas pembagian zat ke dalam hewan, tumbuhan dan mineral, yang menjadi cikal bakal kimia organik dan kimia non-organik. Sirr al-Asrar (ilmu tentang obat-obatan yang bersumber pada tumbuhan, hewan, dan galian, serta simbolnya dan jenis terbaik bagi setiap satu untuk digunakan dalam rawatan.Juga memuat Ilmu dan peralatan yang penting bagi kimia serta apotek dan ilmu dan teknik pemrosesan kimiawi dengan menggunakan bahan dan zat lain, seperti air raksa, belerang (sulfur), arsenik, serta logam-logam lain seperti emas, perak, tembaga, timbal, besi, dan lainnya. Di sini kelihatan selain ia seorang dokter yang amat piawai terhadap berbagai macam penyakit. Selain berbagai keahlian di atas ia juga tidak boleh dipandang enteng dalam soal filsafat dan ushuluddin (teologi Islam). Banyak tulisan-tulisannya di bidang filsafat dan teologi membuat kita tidak percaya kalau dia seorang dokter atau ahli kimia. []
DETIK, 25 Juli 2020
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar