Kisah Ahli Sedekah
Plus Birrul Walidain
Hari ini, seorang
ahli Birrul Walidain dan sedekah mengajakku ngobrol berdua. Subhanallah, ceritanya
membuat air mataku berkali-kali mengalir tak terbendung. Sejak kecil ayahnya
telah tiada. Ia sembilan bersaudara hidup bersama Ibunya. Kecintaannya kepada
Ibunya luar biasa. Di kantornya terpampang foto ibunya.
Ketika membeli mobil
baru, Ia minta Ibunyalah yang harus naik dulu. Diajaknya jalan-jalan. Bila ada
pertemuan dengan keluarga, ia fokus mengurus keperluan Ibunya.
Saat ibunya ingin
umrah, ia bukan hanya membiayainya, namun juga mengurus segalanya. Kepada
isterinya ia memberi pemahaman agar ia bisa fokus mengurus Ibunya yang sudah
lanjut usia. Kepada ayah dan ibu isterinya juga baktinya luar biasa, sehingga
isterinya bisa menerima.
Saat umrah ibunya
menggunakan kursi roda. Ia mendorong-dorong kursi roda ibunya. Saat ibu makan
dan mandi, ia yang melayaninya. Menggosok gigi Ibunya pun ia yang mengurusnya.
Ibunya seperti raja baginya.
Beliau PNS dan
pengusaha, tapi cintanya pada ibunya mengalahkan segalanya. Saat ibunya sakit
berat dan di rumah sakit seharinya 7 juta, ia tidak ragu menanggung biayanya
seorang diri. Walaupun saudaranya juga ada yang jadi anggota dewan dua orang
dan semua saudaranya sudah berhasil dan mapan. Ini karena cinta. Cinta itu
tidak itung-itungan.
Ibunya pun sangat
mencintainya. Dari 9 bersaudara (6 perempuan, 3 lelaki), ia walaupun lelaki
menjadi anak kesayangan ibunya. Saat diajak umrah lagi oleh anaknya yang lain,
ibu ini hanya mau umrah bersamanya.
Bila bertemu ibunya,
ia bukan hanya cium tangan, cium pipi kanan kiri, juga cium keningnya. Saat
ibunya akan wafat, dari 9 bersaudara, nama yang disebutnya adalah namanya.
Semangat sedekahnya
tidak diragukan. Jutaan bahkan puluhan juta diberikan untuk yatim dan dhu'afa
secara rutin. Bersedekah sudah menjadi lifestyle-nya. Baginya sedekah adalah
happy.
Ia pernah menyediakan
uang untuk beli seekor sapi (untuk dia dan keluarga) buat kurban. Temannya
datang menangis mengadukan masalah. Ia berikan uang tersebut buat temannya.
Saat waktu kurban, Allah memberinya rezki sehingga tetap dapat berkurban seekor
sapi.
Saat SMP ia mimpi
bertemu Rasulullah. Hari ini dia datang padaku digerakkan Allah untuk
mengajariku tentang birrul walidain dan sedekah secara praktis-empiris, dengan
contoh nyata.
Ia ahli sedekah.
Walau orangnya kelihatan biasa saja, tapi rumahnya banyak. Karir dan bisnisnya
maju. Anak-anaknya berbakti. Subhanallah. Inilah contoh orang yang berbakti
pada orang tuanya dan ahli sedekah. Terima kasih guruku, semoga aku dapat
meneladani baktimu pada orang tua dan sedekahmu yang tanpa itung-itungan dan
penuh keyakinan. []
(Rojaya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar