Mbah Dalhar dan Mbah
Siroj Payaman, Wibawanya Dihormati Para Romo Katolik
KH Siroj Payaman(belakang) dan KH Dalhar Watucongol (Depan). |
Setelah lama menimba
ilmu di Mekkah, Arab Saudi. KH Nahrowi Dalhar atau biasa dikenal dengan
sebutan Mbah Dalhar menjadi magnet sowanan banyak orang, utamanya masyarakat
sekitar Magelang. Ada diantaranya yang memohon kepada Mbah Dalhar agar berkenan
menularkan ilmunya. Langsung dijawab oleh Mbah Dalhar bahwa sumber ilmu itu ada
di Payaman, yakni KH Anwari Siroj.
Orang itu pun manut
dengan ngendika Mbah Dalhar, sowan ke Payaman. Begitu disowani dan dimohon
permohonan serupa Mbah Siroj juga menjawab bahwa sumber ilmu ada di Watucongol.
"Bahkan ilmunya baru dientas dari Mekkah," ucap Mbah Siroj ta'dzim.
Padahal tiada yang
mengingkari kealim Mbah Dalhar. Begitupun Mbah Siroj. Orang-orang mengakui
bahwa beliau berdua adalah ulama yang alim allamah. Tapi memang seperti itulah
gambaran tawadhu'nya para kiai jaman dulu.
Ada kisah unik
tentang Mbah Siroj yang jarang diketahui. Pernah suatu waktu seorang romo
Katolik bertanya kepada Gus Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang, "Gus,
Payaman itu di Magelang mana?" Lalu dijawab oleh Gus Yusuf rute Payaman.
Dan romo Katolik itu
bercerita dengan nada heran, "Aku masih penasaran Gus. Di lingkup para
romo cerita ini melegenda. Dulu para romo Katolik Gereja Mertoyudan
mewanti-wanti ada macan di Payaman. Saat mereka akan ke Mertoyudan naik kereta
api, pasti turun dulu sebelum Payaman, lalu jalan kaki hingga melewati Payaman,
baru naik kereta api kembali. Bukan saja tidak berani naik kereta, bahkan para
romo itu menundukkan kepala tidak berani mengangkatnya. Kata para romo, Macane
(harimau) Payaman itu Mbah Siroj," kisah Gus Yusuf Chudlori saat acara
Halal Bihalal P4SK di Babakan Tegal, Ahad (16/7).
Mbah Siroj dikenal
sebagai ulama besar dengan kedigdayaan ilmu karomahnya setelah menjalani
pendidikan Islam di Kota Mekkah. Beliau berguru bersama Almarhum Mbah Dahlar
yang merupakan pendiri sekaligus pimpinan Ponpes Watucongol, Gunungpring,
Muntilan, Magelang dan KH Muhammad Hasyim Asy’ari pimpinan Pesantren Tebuireng,
Jombang. []
(Syaroni As-Samfuriy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar