Senin, 21 Agustus 2017

(Hikmah of the Day) Kisah Sembuh dari Penyakit Berkah Ziarah Makam Nabi



Kisah Sembuh dari Penyakit Berkah Ziarah Makam Nabi

Tak semua ketentuan Allah mudah ditangkap nalar manusia. Ada sebagian yang sukar dicerna akal. Yang terakhir ini lazimnya menyangkut hal-hal spiritual. Banyak cerita yang dapat kita ambil pelajaran dari sana. Di antara satu contoh, kisah yang terjadi pada menteri ESDM Saudi Arabia, Hisham Mohieddin Nazer (31 August 1932-14 November 2015). Dia menjabat sebelum Dr. Zaki Yamani.

Hisham Mohieddin Nazer adalah pengikut paham arus utama negara tersebut: Wahabi. Ia tidak terbiasa ziarah kubur, tawasul, suwuk, dan semacamnya.

Suatu ketika, anak Hisham sakit parah. Kepala anak menteri ini dipenuhi dengan belatung. Sampai ia dibawa berobat menuju Amerika untuk menjalani operasi serius bedah otak. Tak ayal, jika gagal akan terjadi kematian.

Setelah dijadwalkan waktu yang telah ditentukan, tiba-tiba Hisham Nazer mendapat ilham dari Allah Ta'ala untuk ziarah ke makam Rasulullah Muhammad SAW. Dari Amerika, ia pun kembali ke Saudi dan menuju makam Nabi.

Sebetulnya agak asing baginya praktik ziarah kubur. Namun karena keadaan mendesak, menteri perminyakan ini melawan arus besar pemahaman yang telah lama ia ikuti. Hisham pergi ke makam Nabi, mengambil tanah makam untuk kemudian ia bawa ke Amerika.

Setelah sampai, debu-debu tanah makam ia lulurkan ke wajah dan kepala anaknya. Ajaibnya, pagi hari dokter yang memeriksa anak tersebut memperoleh hasilnya mencengangkan: anak itu sembuh total tanpa perlu operasi.

Mulai saat itu, Hisham menjadi sering berziarah ke makam Rasulullah SAW, suka tawassul dan gemar mengunjungi wali-wali, dan kekasih-kekasih Allah Ta'ala.  

Dengan adanya cerita di atas, dapat kita ketahui bahwa dunia spiritual itu sangat penting. Bahkan hal itu menjadi pembeda antara orang yang beragama dan orang yang tidak beragama. Namun, semakin hari, orang Islam semakin dijauhkan dari dunia spiritual. Mereka hanya diajak pada hal rasional saja. ***

Kisah ini disarikan dari ceramah KH Abdullah Qayyum Manshur, Lasem

[]

(Ahmad Mundzir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar