Jumat, 10 Juni 2016

(Ngaji of the Day) Hukum Puasa dengan Niat Sebulan Penuh di Awal Ramadhan



Hukum Puasa dengan Niat Sebulan Penuh di Awal Ramadhan

Pertanyaan:

Assalamu ‘alaikum wr.wb.
Selamat malam, yang terhormat pengasuh rubrik Bahtsul Masail NU Online. Salah seorang teman saya pernah bilang bahwa puasa Ramadhan sebenarnya bisa diniatkan sebulan sekaligus di awal Ramadhan. Hal ini terbilang baru buat saya. Karena sejak kecil saya hanya tahu bahwa niat puasa itu dilakukan setiap malam di bulan puasa. Mohon keterangannya. Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr.wb.

Parsidi – Pejaten, Jakarta Selatan

Jawaban:

Wa‘alaikum salam wr.wb.
Penanya dan pembaca di manapun berada. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmatnya kepada kita semua. Amin. Perihal niat dalam hidup ini merupakan sesuatu yang sangat penting.

Segala sesuatu itu didasarkan pada niat. Innamal a‘mâlu bin niyyât. Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW. Niat mengangkat praktik keseharian menjadi praktik yang bernilai ibadah. Karenanya rasa lapar yang dialami seseorang setiap hari tanpa diniatkan puasa hanya tetap bernilai adat.

Puasa Ramadhan dan puasa wajib lainnya terbilang istimewa dibanding ibadah lain. Kalau niat ibadah lainnya berbarengan dengan awal praktik ibadahnya itu sendiri. Niat puasa Ramadhan dan puasa wajib lainnya harus dilakukan di malam hari.

Karena puasa Ramadhan ini tidak hanya sehari, tetapi sebulan penuh, lalu bagaimana dengan niatnya? Ada orang mengatakan bahwa niat puasa Ramadhan bisa dilakukan sekaligus di awal Ramadhan. Dengan niat sebulan penuh itu, ia mungkin berharap tidak perlu berniat setiap malam sebelum puasa di keesokan siangnya.

Perihal ini Syekh Taqiyyuddin Abu Bakar bin Muhammad Al-Hishni dalam Kifayatul Akhyar menerangkan sebagai berikut.

ولا يصح الصوم إلا بالنية للخبر. ومحلها القلب, ولايشترط النطق بها بلا خلاف, وتجب النية لكل ليلة لان كل يوم عبادة مستقلة , ألا ترى أنه لا يفسد بقية الأيام بفساد يوم منه. فلو نوى الشهر كله, صح له اليوم الأول على المذهب.

Artinya, “Puasa tidak sah tanpa niat. Keharusan niat didasarkan pada hadits. Tempat niat itu di hati. Karenanya, niat tidak disyaratkan secara lisan. Ketentuan ini disepakati bulat ulama tanpa perbedaan pendapat. Niat puasa wajib dipasang setiap malam. Karena, puasa dari hari ke hari sepanjang Ramadhan merupakan ibadah terpisah. Coba perhatikan, bukankan puasa Ramadhan sebulan tidak menjadi rusak hanya karena batal sehari? Kalau ada seseorang memasang niat puasa sebulan penuh di awal Ramadhan, maka puasanya hanya sah di hari pertama. Demikian pendapat ini madzhab (Madzhab Syafi’i),” (Lihat Taqiyuddin Abu Bakar Al-Hishni, Kifayatul Akhyar)

Adapun niat puasa sekaligus sebulan penuh adalah pandangan dari Madzhab Hanafi. Menurut Madzhab Hanafi, puasa seseorang dengan niat sebulan penuh di awal Ramadhan dinilai sah meskipun ia tidak menetapkan niat puasa setiap malam. Kendati demikian, mereka juga tetap menganjurkan orang yang telah melakukan niat puasa wajib sebulan penuh di awal Ramadhan untuk mengulang niat puasa di setiap malam Ramadhan.

Karenanya, melihat keistimewaan puasa Ramadhan itu, seseorang wajib memasang niat setiap malam. Untuk menghindari lupa niat, ada baiknya ia mengikuti tarawih berjamaah. Di samping mendapat pahala sembahyang tarawih dan silaturahmi yang berlipat ganda itu, ia tidak akan luput dari niat puasa yang lazim dipimpin imam sebelum tarawih bubar.

Semoga penjelasan ini bisa dipahami dengan baik. Perbedaan kedua pandangan madzhab ini hendaknya bukan menjadi titik pertikaian, tetapi menambah khazanah pengetahuan kita perihal hukum Islam. Kami selalu menerima kritik dan saran.

Wallahul muwaffiq ila aqwamit thariq
Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Alhafiz Kurniawan
Tim Bahtsul Masail NU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar