Kisah Syekh Abdullah
Mursyad Kalahkan Kesaktian Maling Gendiri
Diperkirakan pada
masa berkembang kerajaan Mataram Islam, pada waktu itu di kawasan Kediri
terdapat seorang perampok yang sangat ditakuti oleh masyarakat di kawasan itu
karena kesaktian dan kejadugannya. Dia lalu dikenal dengan sebutan Maling
Gendiri.
Dikisahkan oleh KH
Mujaddad Faqihudin, seorang kiai pengasuh pesantren dari Warujayeng Nganjuk,
bahwa Maling Gendiri tersebut dikenal sebagai orang yang sakti dan jaduk di
kawasan Kediri karena dia mempunyai ilmu "bancoono". Tidak ada
satu pendekar dan jawara pun yang dapat mengalahkannya. Kesaktian dan kejadugan
yang superior tersebut membuatnya berbuat semena-mena dan meresahkan masyarakat.
Harta benda masyarakat menjadi tidak aman.
Pada suatu malam
maling ini merampok berbagai perhiasan yang kemudian ia dikejar-kejar oleh
lusinan aparat pemerintahan Hindia Belanda. Tapi berkat ilmu bancolononya,
petugas keamanan Belanda berhasil dikelabuinya, Maling Gendiri berhasil lolos,
padahal waktu itu Maling Gendiri mengendarai dokar. Yang mengherankan lagi dia
dapat menghilang bersama dokar yang dinaikinya sehingga perhiasan yang ia
rampok tidak dapat terendus orang lain.
Pada tempo itu
(kurang lebih sebelum tahun 1800-an), hidup pula sekurun dengan Maling Gendiri
ini seorang ulama alim pendakwah Islam di kawasan Kediri dan sekitarnya yang
konon berasal dari Gujarat. Beliau ialah Syekh Abdullah Mursyad. Syekh Mursyad
inilah yang akhirnya berhasil mengalahkan kesaktian Maling Gendiri.
Sebagai juru dakwah
waktu itu, ketika menyaksikan masyarakat dan rakyat resah tidak tenang akibat
ulah Maling Gendiri itu, kemudian Syekh Mursyad tergerak hatinya berbuat
sesuatu, yaitu menghentikan aksi kejahatan Maling Gendiri supaya keadaan
menjadi kondusif. Sejak Maling Gendiri berhasil dilumpuhkan oleh Syekh
Mursyad, masyarakat lega merasa tenang dan aman. Biang kekacauan dan
ketidakamanan sudah hilang.
Menurut penuturan
dari almaghfurlah KH Abdul Aziz Mansyur, Pacul Gowang Jombang, Syekh Abdullah
Mursyad merupkan seorang Muballigh Islam, penyebar Islam yang berasal dari
Gujarat. Selain seorang ulama yang alim, juga jawara yang sakti sebagaimana
telah diceritakan oleh Kiai Mujadad di atas.
Walau begitu, masih
menurut KH Abdul Aziz Mansyur, sejarah riwayat hidupnya Syekh Abdullah Mursyad
sendiri sebetulnya masih samar-samar. Hal itu karena sangat sulit melacak dan
menelusuri apakah dia benar-benar pendatang dari Gujarat ataukah seorang asli
pribumi. Sebab pada waktu itu banyak para pendatang baik dari negeri Cina
maupun Arab yang mendarat di kepulauan Nusantara.
Biasanya mereka
singgah di kerajaan Mataram Islam seperti keraton Surakarta dan Yogyakarta yang
waktu itu namanya sudah masyhur di mana-mana, sehingga tidak heran jika
kemasyhuran kerajaan Mataram Islam ini menjadikan banyak bangsa lain menjadi
begitu tertarik untuk mendatangi pulau Jawa yang terkenal kaya dengan potensi
alamnya. Misi mereka bermacam-macam. Selain untuk berdagang, umumnya mereka
juga menyebarkan agama Islam di kawasan Nusantara ini.
Kini makamnya Syeikh
Abdullah Mursyad tersebut berada di area pemakaman Setono Landean, terletak
kurang lebih 5 KM dari desa Mrican Kota Madya Kediri, Jawa Timur. Oleh
masyarakat setempat lokasi tersebut biasa dinamakan dengan sebutan "Setono
Landean". Makam tersebut kini ramai didatangi para peziarah dari berbagai
daerah khususnya pada Kamis malam Jumat. []
(M. Haromain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar