Sahabat Perspektif
Imam Syafi'i
Judul
: Sahabatmu Kekuatan Jiwamu
Penulis
: Rizem Aizid
Penerbit
: Diva Press
Cetakan
: I, Desember 2015
Tebal
: 216 Halaman
ISBN
: 978-602-391-031-1
Peresensi
: Moh. Tamimi, mahasiswa Instika Sumenep dan aktif di organisasi sosial
"Rumah Kita"
Mencari sahabat
sejati tidaklah mudah. Butuh ketelitian dalam menentukan persahabatan. Akan
tatapi, tentu kita akan bertanya, bagaimanakah cara mengetahui ciri-ciri
seorang itu pantas untuk dijadikan sahabat? Orang yang seperti apakah yang
pantas kita jauhi untuk dijadikan sahabat? Buku ini akan menjawab semua
pertanyaan itu.
Imam Syafi'i yang
merupakan salah satu pendiri madzhab terbesar di dunia ini, telah menjawab
semua itu beberapa abad yang lalu.
Imam Syafi'i berkata
"Carilah sahabat yang setia dalam duka. Bukan dalam suka, karena hidupmu
senantiasa berputar antara suka dan duka." (hlm. 41) Itu adalah nasehat
pertama Imam Syafi'i tentang sahabat.
Secara logika, jika
seseorang mendekati, menyayangi, mempedulikan kita saat senang saja, maka hal
itu tidak lebih dari sekedar keegoisan belaka. Mereka hanya mau enaknya.
Lebih jauh, apabila
kita tidak menemukan seseorang yang demikian, maka Imam Syafi'i mengungkapkan
"Bila engkau tidak menemukan sahabat yang takwa, jauh lebih baik kamu
hidup menyendiri daripada harus bergaul dengan orang-orang jahat." (Hlm.
43)
Pernyataan Imam
Syafi'i di atas sudah sangat jelas mengenai persahabatan yang tidak layak bagi
kita. Ada sebuah ungkapan yang pesan moralnya kira-kira begini "Jika kau
bersahabat dengan seorang pandai besi, maka engkau juga akan merasakan
panasnya. Sedangkan, jika engkau bersahabat dengan penjual minyak wangi, maka
engkau juga akan merasakan harusnya." Maksud perkataan Imam Syafi'i
tidaklah jauh berbeda dengan ungkapan tersebut, karena apabila kita bersahabat
dengan orang yang tidak bertakwa, lemah iman, maka kemungkinan besar kita juga
akan tergelanyut dalam kehidupan sahabat kita yang tidak bertakwa itu.
Terdapat ungkapan
lain Imam Syafi'i yang akan lebih menguatkan ungkapnya yang lain yaitu
"Tidak baik bersahabat dengan penghianat. Sebab, Ia akan mencampakkan
cinta setelah dicintai. Ia akan memungkiri jalinan cinta yang telah terbentuk
dan akan menampakkan hal-hal yang menjadi rahasiamu." (hlm. 44)
Memang benar apa yang
dikatakan Imam Syafi'i. Seorang pengkhianat hanya akan membuka rahasia kita
yang tak seharusnya dibeberkan kepada orang lain. Apa jadinya jika sebuah
rahasia kita dibuka kepada orang lain oleh orang yang kita anggap sebagai
sahabat yang ternyatanya hanya seorang pengkhianat.
Tidak hanya sekedar
memerintah dan melarang, Imam Syafi'i juga memberikan sebuah jalan keluar bagi
kita melalui ungkapannya yang lain yaitu "Apabila engkau menginginkan
kemuliaan, maka carilah sahabat dari orang-orang yang takut kepada Allah
Swt."
Buku ini sangat bagus
dibaca oleh semua kalangan karena sangat berkaitan erat dengan kehidupan
sehari-hari. Sedikit cacatan kecil kepada editor untuk lebih hati-hati dalam
mengedit naskah karena dalam buku ini terdapat kata yang jauh dari kalimat
sesungguhnya, seharusnya "ramah" menjadi "rumah." []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar