Senin, 26 Oktober 2015

(Ngaji of the Day) Tradisi Menyambangi Orang Baru Pulang Haji



Tradisi Menyambangi Orang Baru Pulang Haji

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum wr. wb
Sekarang musimnya orang pulang haji, di beberapa daerah yang kami ketahui biasanya kalau ada orang yang baru pulang haji, para tetangga menyambanginya beramai-ramai. Mereka bergiliran mendatanginya dengan tujuan mencari berkah dan meminta dido’akan. Kebiasaan itu biasanya sampai empat puluh hari sejak kepulanganya dari tanah suci Makkah.

Baru-baru ini kami ditanya seorang teman tentang keterangan ulama mengenai kebiasaan tersebut. Apakah kebiasaan mendatangi orang yang baru pulang haji untuk mencari berkah dan meminta dido’akan dan berlangsung sampai empat puluh hari itu ada keterangannya dari para ulama? Kami mohon penjelasan dari pak ustadz. Sekian terima kasih. kurang lebihnya kami meminta maaf. Wassalamu’alaikum wr. wb.

Hamba Allah – Banjar, Jawa Barat

Jawaban:

Assalamu’alaikum wr. wb
Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Bahwa kebiasan bersilaturahmi kepada orang yang baru pulang dari Tanah Haram setelah menunaikan haji sudah menjadi hal umum. Dan memang mereka yang bersilaturahmi kepada orang yang baru pulang dari berhaji meminta dido’akan agar diampuni dosa-dosanya dan juga meminta dido`akan agar bisa juga pergi ke Tanah Haram untuk berhaji.

Praktik bersilaturahmi atau menyambangi orang yang baru pulang dari haji untuk mengambil berkah dan meminta dido’akan bukanlah praktik yang tak berdasar. Tetapi hal ini telah dijelaskan oleh para ulama terdahulu. 

Dalam kitab Hasyiyah Qaliyubi yang ditulis oleh Syihabuddin al-Qaliyubi salah satu ulama kenamaan dari madzhab syafi’i, terdapat keterangan bahwa bagi orang yang berhaji dianjurkan mendo’akan atau memintakan ampunan kepada orang yang tidak berhaji meskipun orang tersebut tidak memintanya.

Begitu sebaliknya orang yang tidak berhaji disunahkan untuk meminta dido’akan agar dosanya diampuni. Menurutnya, para ulama menyebutkan bahwa waktunya sampai empat puluh hari. Empat puluh hari ini dihitung sejak kedatangannya.

وَيُنْدَبُ لِلْحَاجِّ الدُّعَاءُ لِغَيْرِهِ بِالْمَغْفِرَةِ وَإِنْ لَمْ يَسْأَلْ وَلِغَيْرِهِ سُؤَالُ الدُّعَاءِ مِنْهُ بِهَا وَذَكَرُوا أَنَّهُ أَيْ الدُّعَاءَ يَمْتَدُّ أَرْبَعِينَ يَوْمًا مِنْ قُدُومِهِ

“Dan disunahkan bagi orang yang berhaji untuk mendo’akan kepada orang (yang tidak berhaji) dengan ampunan meskipun orang tersebut tidak meminta. Dan bagi orang yang tidak berhaji hendaknya meminta dido’akan oleh dia. Para ulama menyebutkan bahwa do’a tersebut sampai empat puluh hari dari kedatangannya” (Syihabuddin al-Qaliyubi, Hasyiyah Qaliyubi ‘ala Syarhi Jalaliddin al-Mahali, Bairut-Dar al-Fikr, 1419 H/1998 M, juz, II, hlm. 190).

Berangkat dari penjelasan singkat ini, maka sebenarnya praktik menyambangi atau bersilaturahmi kepada orang yang baru pulang dari haji dalam rangka untuk meminta dido’akan dan mencari keberkahan adalah sesuatu yang baik dan dianjurkan sebagaimana keterangan di atas.

Demikian jawaban singkat yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik dan bermafaat. Bagi jamaah haji yang baru pulang dari Tanah Suci hendaknya tak sungkan-sungkan untuk mendo’akan orang lain baik yang meminta maupun tidak.

Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca. Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq. Wassalamu’alaikum wr. wb

Mahbub Ma’afi Ramdlan
Tim Bahtsul Masail NU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar