Kamis, 29 Oktober 2015

(Hikmah of the Day) Ketika Rasulullah Dilarang Berdiri dari Ruku'



Ketika Rasulullah Dilarang Berdiri dari Ruku'

Selain memiliki keilmuan yang luar biasa, sahabat Ali bin Abi Thalib merupakan manusia berperikemanusiaan super tinggi pula. Sebab itulah ia tertahbis sebagai manusia termulia di dunia pada urutan ke-4 untuk kategori manusia bukan nabi dan bukan rosul.

Karena sangat tinggi perikemanusiannya, hingga kepada seorang tua renta beragama Yahudi pun ia tetap berakhlaqul karimah, tetap sopan tiada tara. Ini pernah terjadi semasa hidup Rasulullah, saat waktu shalat telah tiba dan selayak hari-hari sebelumnya, Rasulullah pun khusyu' mengimami segenap sahabat shalat fardlu di masjid.

Namun ada yang berbeda dalam jama'ahan waktu itu. Satu dari sekian sahabat tidak tampak, padahal ia dikenal sebagai sahabat kesayangan yang sangat dibanggakan oleh Rasulullah. Tak lain dialah sahabat Ali bin Abi Thalib. Di tengah janggalnya pemandangan jama'ah shalat yang tak lengkap hanya karena ketidakhadiran seseorang itu, janggal juga cara Rasulullah mengimami.

Baru di rekaat pertama, sesampai di gerakan ruku', tuma'ninah Rasulullah terasa lebih khudhu' dari biasanya. Saking khudhu'nya, Rasulullah begitu lama membungkuk dalam ruku'. Ternyata di antara sekian ma'mum ada juga yang merasakan penasaran, kenapa Rasulullah ruku' lama sekali?

Sementara di lain tempat, di ruas jalan menuju arah masjid, sahabat Ali bin Abi Thalib tengah berjalan pelan di belakang seorang tua renta. Entah siapa, tua renta itu berjalan tergopoh sambil dibantu tongkat untuk menyangga tubuh lemahnya. Rupanya sahabat Ali bin Abi Thalib sungkan dan tidak berani untuk sekadar mendahului orang tua itu.

Padahal, sedari rumah sahabat Ali bin Abi Thalib sudah bergegas, berburu rekaat bersama Rasulullah. Sungguh, sahabat Ali bin Abi Thalib tak ingin kehilangan yang 27 derajat itu. Tapi apa mau dikata, di jalan ia tidak tega mendahului seorang tua yang jalannya tak lagi kokoh. Agaknya lelaki santun itu benar-benar menaruh hormat pada setiap orang tua, atau ia menganggap setiap orang tua yang ia temui selayak orangtua kandungnya?

Lebih mengejutkan lagi ketika ternyata sampai di depan masjid, tua renta yang jalannya tergopoh itu tidak sedikitpun menoleh, apa lagi masuk ke dalam masjid. Iya, sebab orang itu beragama Yahudi! Jadi, sahabat Ali bin Abi Thalib sebegitu berakhlaqul karimah terhadap yang tua, sekalipun ternyata orang itu tak mau memeluk Islam. Saking hormatnya sahabat Ali bin Abi Thalib nyaris ketinggalan rekaat pertama bersama Rasulullah.

Syukurlah, Rasulullah memperlama ruku' hingga lelaki santun lagi saleh itu datang. Akhirnya lelaki alim yang kelak melanjutkan keturunan Rasulullah itu tidak jadi kehilangan 27 derajat bersama Rasulullah.

Seusai shalat, makmum yang tadinya menyimpan rasa penasaran pun akhirnya memberanikan diri bertanya pada imamnya yang memperlama ruku' rekaat pertama. Jawab Rasulullah, rupanya malaikat Jibril menindih punggunggnya ketika hendak berdiri dari ruku'. Sebabnya, tak lain adalah menunggu sampai kedatangan sahabat Ali bin Abi Thalib bergabung dalam makmum. Dan, Rasulullah pun dilarang berdiri dari ruku'. []

Tulisan di atas disarikan dari tausiyah KH. M. Sya'roni Ahmadi, pada Akhirussanah MTs-MA NU Nurussalam Besito Gebog Kudus, Ahad (14/06/2015) di halaman madrasah.

(Istahiyyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar