Mengenalkan Ilmuwan
Muslim kepada Anak
Penulis
: Norwita
Ariany
Penerbit
: Mizan
Cetakan
: -
ISBN
: 978-602-2421-505-2
Tebal
: 116 halaman
Peresensi
: Saiful Fawaitm, mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika),
Sumenep
Para tokoh atau
ilmuwan yang berhasil “mengubah dunia” tidak hanya terlahir dari negara-negara
Barat, dan bukan hanya berasal dari orang-orang non-Muslim. Beberapa ilmuwan
yang berhasil meninggalkan temuan-temuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
manusia juga berasal dari orang-orang Islam. Ketika kita membuka kembali
lembaran sejarah tentang kemajuan umat Islam klasik, di sana kita akan
menemukan bahwa Kota Baghdad merupakan pusat segala ilmu yang dinahkodai oleh
orang-orang Islam, beberapa ilmuwan Muslim muncul dan meninggalkan beberapa
karya. Akan tetapi, pada tahun 1258 Bangsa Mongol menyerang Baghdad,
memporak-porandakan segala penjuru Kota Baghdad, perpustakaan dibakar,
karya-karya ilmuwan Muslim yang dihasilkan bertahun-tahun pun lenyap seketika, sebagian
mereka bawa ke negara-negara Eropa untuk dipelajari. Sebelum peristiwa itu,
Eropa tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemajuan di dunia Islam.
Beberapa ilmuwan
Muslim berikut karya-karya sangat penting untuk kita ketahui, selain menambah
wawasan, hal ini juga dapat memacu semangat belajar kita, terutama generasi
muda. Ada beberapa penulis yang mengarsipkan beberapa hasil temuan para ilmuwan
Muslim dalam sebuah buku, yang bisa dibaca dan dipelajari oleh beberapa
kalangan, akan tetapi terkadang tidak dapat dipahami oleh anak-anak yang masih
duduk di bangku sekolah dasar. Lain halnya dengan buku yang satu ini, buku ini
memang didesain dan dirancang khusus untuk anak-anak Muslim. Di dalamnya
disertakan aneka macam gambar dengan format full color, sehingga menambah
gairah si kecil untuk segera membaca.
Buku ini berisi
riwayat hidup 25 tokoh ilmuwan Muslim berikut juga penemuannya dalam berbagai
bidang, salah satunya adalah Abu Ali Al-Husayn bin Abdullah bin Sina, yang
dikenal dengan Ibnu Sina dan di Barat disebut Avicenna. Ibnu Sina disebut-sebut
sebagai gurunya para dokter lewat karyanya yang berjudul al-Qanun fi ath-Thibb,
kitab ini memuat beberapa hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan dan
segala ilmu kedokteran, saking mujarabnya kitab ini dijadikan rujukan dan
dipelajari oleh semua dokter dunia. Pada awalnya, Ibnu Sina ditugaskan untuk
mengobati penyakit yang diderita oleh salah satu pejabat di wilayahnya, sang
pejabat itu sudah putus asa sebab tidak ada dokter yang bisa mengobatinya, hingga
akhirnya Ibnu Sina diberikan kesempatan untuk mencoba mengobati sang pejabat,
dan dengan caranya sendiri, Ibnu Sina berhasil menyembuhkan penyakit pejabat
itu. Dari peristiwa ini, keahlian Ibnu Sina dalam menyembuhkan penyakit menjadi
terkenal, hingga suatu ketika beliau dipanggil untuk mengobati Gubernur
Bukhara, Nuh bin Mansur yang sedang jatuh sakit, dan Ibnu Sina pun berhasil
menyembuhkannya, atas jasanya beliau dilantik sebagai dokter istana dan
diperkenankan untuk menggunakan perpustakaan kerajaan yang menyimpan berbagai
karya, (halaman 72-74).
Tidak menutup
kemungkinan, ilmu-ilmu kodekteran yang kita pelajari saat ini—salah
satunya—merupakan warisan dari sang Guru Dokter, sehingga dengan hal ini kita
akan tahu bahwa mayoritas dokter yang ada di dunia ini—secara tidak
langsung—berguru kepada orang Islam. Dan sayang sekali ketika kita dan generasi
kita tidak tahu tentang hal yang luar biasa ini.
Selain Ibnu Sina yang
terkenal dalam ilmu kedokteran, ada juga ilmuwan Muslim yang berhasil
meninggalkan temuan yang sangat bermanfaat bagi seluruh manusia, yaitu Abu
Ja’far Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, beliau berhasil menemukan angka “nol”.
Sepintas memang terlihat sepele, akan tetapi coba kita bayangkan bagaimana kita
bisa membuat angka puluhan, ratusan, ribuan, atau jutaan, tanpa adanya angka
nol. Lewat buku pertamanya al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah
(Ringkasan Perhitungan Aljabar dan Perbandingan), al-Khawarizmi
memperkenalkan angka nol. Dengan diperkenalkannya angka nol, kesulitan
bisa diatasi dan permasalahan pun berhasil dipecahkan, angka nol merupakan
sumbangan tersebar dalam dunia “hitung-menghitung” (matematika). Dunia patut
berterima kasih pada ilmuwan yang satu ini, karena dengan adanya angka nol,
bilangan 217 dan 2017 berhasil dibedakan, (halaman 12-13).
Generasi kita
selayaknya tahu bahwa orang Islam itu tidak jumud, statis, dan apalagi bodoh,
para ilmuwan yang berhasil mengubah dunia juga terlahir dari Islam, dan
sebagian terkumpul dalam buku “Ilmuwan Muslim Pengubah Dunia” ini, dengan
bahasa yang sangat sederhana, padat, dan ringkas, Norwita Ariany menghadirkan
buku ini khusus dibaca oleh anak-anak Muslim. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar