Menilik Islam di
Rusia
Di Rusia, Islam
merupakan agama terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks. Sesuai dengan data
yang dirilis United States Department of State yang juga diamini Grand Mufti
Rusia Syekh Rawil Gaynetdin, komunitas Muslim di Rusia terus tumbuh hingga
mencapai angka 25 juta orang.
Sebagian besar Muslim
Rusia berada di daerah Volga-Ural dan Kaukakus Utara. Namun, banyak Muslim juga
yang tinggal di kota-kota metropolitan seperti ibu kota Moskow, St. Petersburg,
dan Yekaterinburg.
Islam diperkirakan
masuk Rusia sejak abad ke-7 M, sebagaimana yang tertera dalam buku The State
and Stakes of Islam "From" Russia. Beberapa tahun setelah Nabi
Muhammad wafat, para pasukan Islam dibawah komando Abdurrahman bin Rabiah
berhasil menaklukkan sebuah wilayah yang sekarang disebut kota Derbent di
Dagestan. Sejak saat itu, Islam terus tumbuh dan berkembang di Rusia meski
tidak sepesat Kristen Ortodoks.
Grand Mufti Rusia
Syekh Rawil Gaynetdin menyebutkan bahwa ada dua faktor utama yang menyebabkan
populasi Muslim di Rusia terus menanjak. Pertama, angka kelahiran keluarga
Muslim Rusia begitu tinggi. Kedua, kedatangan dari orang-orang Muslim dari Asia
Tengah. Dalam sebuah sesi wawancara dengan kantor berita Anadolu, Syekh Rawil
menuturkan bahwa komunitas Muslim di Rusia adalah pribumi. Mereka terus tumbuh
dan diterima masyarakat sebagaimana agama lain yang berkembang Rusia.
Perkembangan Islam
sempat surut saat Komunis menguasai negara itu. Pada saat Komunis berkuasa,
umat beragama –bukan hanya Islam- mengalami nasib yang kelam. Mereka ‘diburu’,
bahkan tidak segan-segan untuk dibunuh dengan atau tanpa alasan yang bisa
diterima akal. Setelah Komunis runtuh, populasi Muslim Rusia terus menunjukkan
kenaikan.
Seperti Indonesia,
Rusia juga merupakan negara yang majemuk dan multietnis. Ada sekitar 190-an
suku di Rusia. Kurang lebih 58 suku memeluk agama Islam. Mereka umumnya Sunni
dan menganut dua mazhab, yaitu Hanafi dan Syafii. Sedangkan, jumlah pengikut
Syiah di Rusia sangat kecil. Kebanyakan mereka tinggal di Derbent, Dagestan
Selatan.
Salah satu hal yang
menarik adalah tidak adanya pembedaan antara Sunni dan Syiah di Rusia karena
keduanya merupakan anggota dari United Muslim Ummah (Persatuan Umat Islam),
sebuah komunitas Muslim di Rusia.
Terdapat tiga
organisasi Islam di Rusia menurut status dewan federal. Pertama, Dewan Mufti
Rusia (Council of Muftis of Russia) yang bermarkas di Moskow. Kedua, Otoritas
Spiritual Muslim (The Muslim Spiritual Authority) yang berbasis di Ufa.
Organisasi ini menjadi ‘rumah besar’ bagi 522 komunitas Muslim yang ada di
sekitar wilayah Ufa. Ketiga, Pusat Koordinasi Muslim di Kaukasus (The Muslim
Spiritual Authority in the Caucasus) yang terdiri dari 830 komunitas Islam yang
berada di sekitar wilayah Kaukakus Utara.
Hal menarik lainnya
adalah fakta bahwa Islam lebih dulu diakui sebagai agama resmi di Rusia
daripada Kristen Ortodoks. Pada tahun 922 M, sebuah wilayah di Rusia -yang saat
ini disebut- Volga-Bulgaria sudah mendeklarasikan bahwa Islam adalah agama
resmi ‘negara’. Sementara, agama Kristen Ortodoks baru diakui sebagai agama
resmi negara bagian Kievan Rus 66 tahun setelahnya atau pada tahun 988 M.
Perkembangan Islam di
Rusia –utamanya setelah rezim Uni Sovyet tumbang- memang cukup menggembirakan.
Bayangkan saja, sejak tahun 1989 hingga hari ini, populasi Muslim Rusia
meningkat 40 persen. Bahkan pada tahun 2050 nanti, populasi Muslim Rusia
diprediksi bakal mencapai setengah dari total penduduk Rusia.
Geliat Islam di Rusia
semakin ‘cerah’ manakala Presiden Rusia Vladimir Putin meresmikan Masjid Agung
Moskow atau Moskovskiy Soborniy Mecet pada 2015 silam. Masjid yang terletak di
dekat stadion Olympic itu mampu menampung menampung 10 ribu jamaah dan menjadi
masjid terbesar di daratan Eropa. []
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar