GP Ansor dari Pemuda
Kebangkitan Tanah Air (II)
Rangkaian
selanjutnya, sebagai bagian dari cikal-bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor
adalah berdirinya Da’watus Syubban (Penggilan Pemuda). Sebagaimana telah
diuraikan pada bagian sebelumnya, telah berdiri beberapa organisasi di
antaranya, Syubbanul Wathan. Organisasi ini didirikan oleh pemuda pendukung KH
Abdul Wahab yang berdomisili di wilayah kerja Nahdlatul Wathan, yakni wilayah
Bubutan (Surabaya Tengah).
Lalu pengikut Kiai
Wahab yang berada di kawasan Ampel dan sekitarnya, di wilayah kerja Taswirul
Afkar, juga mendirikan perkurnpulan tersendiri. Malahan, mereka yang tinggal di
Surabaya bagian utara ini, tetap konsis dengan Da’watus Syubban. Nama ini
pernah dimunculkan saat berhadapan dengan kelompok pemuda pendukung Mas Mansur,
yang mengusulkan nama Mardi Santoso.
Da’watus Syubban
dipimpin pemuda-pcmuda tanguh. Mustahdi misalnya, adalah pemuda ahli ilmu alat:
nahwu syarafnya cukup disegani. Ia terpilih scbagai ketua Da’watus Syubban. Mas
Alwi bin Abdul Aziz sebagai wakilnya. Sedangkan Abdul Djalil, Muhammad Arif,
dan Tohir Bakri, masing-masing sebagui sekretaris, wakil sekretaris, dan
bendahara.
Nama Mas Alwi dam
Thohir Bakri, selain tercantum scbagai pengurus Da’watus Syubban juga tercatat
di Syubabnul Wathan. Ini menandakan bahwa kcdua organisasi itu tak ada
perbedaan yang prinsip. Keduanya datu aspirasi, seasas, dan satu tujuan.
Keduanya sama-sama
mengakui sebagai murid Kiai Wahab. Dan keduanya juga sama-sama bertekad menjadi
pembela dalam penegak panji Ahlussunnah wal Jamaah. Badannya, hanya terletak
pada tempat di mana organisasi itu berdiri. Syubbanul Wathan berkedudukan di
Bubutan (selatan Tugu Pahlawan). Sedang Da’watus Syubban terletak di kawasan
Ampel (utara Tugu Pahlawan).
Ini bisa terjadi
karena pertumbuhan organisasi pemuda pada zaman itu memang ditandai oleh sifat
kelokalannya. Artinya, sebuah organisasi dibentuk hanya diperuntukkan bagi
pemuda di wilayah atau kampung tertent. Karenanya, tak heran jika pada masa itu
banyak organisasi pemuda berdiri di kampungkampung di wilayah kota Surabaya.
Sungguhpun asas dan tujuannya sama.
Meski demikian,
antara Syubbanul Wathan dan Da’watus Syubban, jika harus dilihat perbedaannnya
hanya terletak pada tekanan prioritas program. Syubbnul Wathan lebih
mengutamakan pembentukan kader-kader pemimpin, sedangkan Da’watus Syubban lebih
mcnekankan pada pendalaman ilmu keagamaan. Terbukti, pada dasawarsa tiga
puluhan, Da’watus Syubban berhasil mendirikan sebuah madrasah di kampung
Babaan, Surabaya.
Gerakan Da’watus
Syubban kemudian menyatu dengan Syubbanul Wathan. Keduanya bergerak dengan
cepat. Hampir semua kegiatan dakwah di Surabaya diwarnai juru dakwah kedua
organisasi ini. Selain tema agama yang disampaikan mereka, juga tema kebangsaan
dan pembelaan tanah air. []
(Abdullah Alawi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar