Jumat, 07 Desember 2018

GP Ansor dari Pemuda Kebangkitan Tanah Air (II)


GP Ansor dari Pemuda Kebangkitan Tanah Air (II)

Rangkaian selanjutnya, sebagai bagian dari cikal-bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor adalah berdirinya Da’watus Syubban (Penggilan Pemuda). Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya, telah berdiri beberapa organisasi di antaranya, Syubbanul Wathan. Organisasi ini didirikan oleh pemuda pendukung KH Abdul Wahab yang berdomisili di wilayah kerja Nahdlatul Wathan, yakni wilayah Bubutan (Surabaya Tengah). 

Lalu pengikut Kiai Wahab yang berada di kawasan Ampel dan sekitarnya, di wilayah kerja Taswirul Afkar, juga mendirikan perkurnpulan tersendiri. Malahan, mereka yang tinggal di Surabaya bagian utara ini, tetap konsis dengan Da’watus Syubban. Nama ini pernah dimunculkan saat berhadapan dengan kelompok pemuda pendukung Mas Mansur, yang mengusulkan nama Mardi Santoso.

Da’watus Syubban dipimpin pemuda-pcmuda tanguh. Mustahdi misalnya, adalah pemuda ahli ilmu alat: nahwu syarafnya cukup disegani. Ia terpilih scbagai ketua Da’watus Syubban. Mas Alwi bin Abdul Aziz sebagai wakilnya. Sedangkan Abdul Djalil, Muhammad Arif, dan Tohir Bakri, masing-masing sebagui sekretaris, wakil sekretaris, dan bendahara.

Nama Mas Alwi dam Thohir Bakri, selain tercantum scbagai pengurus Da’watus Syubban juga tercatat di Syubabnul Wathan. Ini menandakan bahwa kcdua organisasi itu tak ada perbedaan yang prinsip. Keduanya datu aspirasi, seasas, dan satu tujuan.

Keduanya sama-sama mengakui sebagai murid Kiai Wahab. Dan keduanya juga sama-sama bertekad menjadi pembela dalam penegak panji Ahlussunnah wal Jamaah. Badannya, hanya terletak pada tempat di mana organisasi itu berdiri. Syubbanul Wathan berkedudukan di Bubutan (selatan Tugu Pahlawan). Sedang Da’watus Syubban terletak di kawasan Ampel (utara Tugu Pahlawan). 

Ini bisa terjadi karena pertumbuhan organisasi pemuda pada zaman itu memang ditandai oleh sifat kelokalannya. Artinya, sebuah organisasi dibentuk hanya diperuntukkan bagi pemuda di wilayah atau kampung tertent. Karenanya, tak heran jika pada masa itu banyak organisasi pemuda berdiri di kampungkampung di wilayah kota Surabaya. Sungguhpun asas dan tujuannya sama. 

Meski demikian, antara Syubbanul Wathan dan Da’watus Syubban, jika harus dilihat perbedaannnya hanya terletak pada tekanan prioritas program. Syubbnul Wathan lebih mengutamakan pembentukan kader-kader pemimpin, sedangkan Da’watus Syubban lebih mcnekankan pada pendalaman ilmu keagamaan. Terbukti, pada dasawarsa tiga puluhan, Da’watus Syubban berhasil mendirikan sebuah madrasah di kampung Babaan, Surabaya. 

Gerakan Da’watus Syubban kemudian menyatu dengan Syubbanul Wathan. Keduanya bergerak dengan cepat. Hampir semua kegiatan dakwah di Surabaya diwarnai juru dakwah kedua organisasi ini. Selain tema agama yang disampaikan mereka, juga tema kebangsaan dan pembelaan tanah air.  []

(Abdullah Alawi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar