Selasa, 15 Juni 2021

Nasaruddin Umar: Epidemi dalam Al-Qur'an (3) Faktor Timbulnya Virus

Epidemi dalam Al-Qur'an (3)

Faktor Timbulnya Virus

Oleh: Nasaruddin Umar

 

Di antara berbagai virus yang sedang atau yang pernah mewabah di dalam masyarakat hingga kini masih ada yang belum bisa ditemukan vaksin dan penyembuhannya. Dari mana datangnya virus itu, bagaimana proses penjangkitannya, dan bagaimana upaya penyembuhannya, masih sedang dilakukan riset intensif oleh para ahlinya.

 

Di antara penyebab timbulnya epidemi menurut para ahli ialah:  Resistensi polusi organisma inang rendah atau jika peluang bagi patogen untuk pindah dari organisme inang yang satu ke organisme inang yang lain meningkat.


Meningkatnya virulensi patogen antara lain sebagai akibat rendahnya resistensi (daya tahan tubuh manusia) seperti awal mula berjangkitnya epidemi influenza menyerang seluruh dunia pada tahun 1918, diduga sebagai akibat Perang Dunia I yang menyebabkan resistensi manusia pada waktu itu karena kurang dan rendahnya mutu pangan. Epidemi suatu penyakit juga sering timbul sesudah terjadinya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir besar, dan sebagainya.

 

Sementara kita menunggu para ahli melakukan penelitiannya, maka ada baiknya kita menengok bagaimana Al-Qur'an isyarat-isyarat Al-Qur'an tentang epidemi. Di dalam Al-Qur'an setidaknya ada tiga kasus epidemi yang diceritakan di dalamnya. Perilaku virus (epidemi) ternyata sudah diungkap di dalam Al-Qur'an.

 

Sejumlah peristiwa mengerikan telah diungkap di dalam Al-Qur'an yang dapat dihubungkan dengan epidemiologi adalah kasus pemusnahan kaum nabi Shaleh dengan virus yang diduga berasal dari sapi ajaib yang disembelih oleh Raja. Demikian pula kasus epidemi yang menimpa kaum Thalut dan Jalut, serta epidemi yang menghancurkan pasukan Raja Abrahah, sebagaimana digambarkan dalam Q.S. al-Fil.

 

Ketiga kisah tersebut dalam Al-Qur'an ini menarik untuk dikaji. Pertama, kisah musnahnya Bani Tsamud, sebuah rezim penguasa yang digambarkan di dalam 26 ayat Al-Qur'an dan sejumlah hadis Nabi sebagai penguasa yang amat anarkis. Dikisahkan bahwa Nabi Shaleh diutus Allah kepada kaum Tsamud supaya menyembah hanya kepada Allah dan meninggalkan kezaliman dan tradisi penyembahan berhala nenek moyang mereka.

 

Namun Raja Tsamud menantang Nabi Shaleh dengan mengatakan, jika engkau seorang Nabi atau Rasul perlihatkanlah tanda bukti kebenaranmu (dalam bentuk mukjizat). Permintaan Tsamud dan para pembesarnya sangat tidak masuk akal. Mereka meminta Nabi Saleh mengeluarkan unta raksasa yang sedang hamil dari lubang batu kecil dalam keadaan hidup. []

 

DETIK, 17 April 2021

Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar