KHUTBAH IDUL ADHA
Mengurai Makna Ibadah Kurban dan Haji
Khutbah I
اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ
اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ
أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ
وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ
وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.
الحَمْدُ
لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانِ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ
الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلِ يُعَظَّمُ فِيْهَا
الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ
وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وِعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ
البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى
بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ
فَقَدْ
قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ
الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
.وقال ايضا : وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ
سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah
Ungkapan rasa syukur sudah seharusnya kita
ungkapkan biqouli alhamdulillah karena sampai dengan saat ini kita masih
mendapat kepercayaan dari Allah SWT untuk tetap bisa menikmati karunia Allah
untuk tetap dapat menginjakan kaki kita di atas bumi-Nya. Terlebih lagi saat
ini kita masih di berikan-Nya kesempatan untuk bertemu dengan Hari Raya Idul
Adha 1438 H. Mudah-mudahan semua ini mampu menjadi motivasi kita untuk
meningkatkan dan memperkuat keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah
Idul Adha adalah salah satu hari raya dalam
agama Islam yang di dalamnya menyimpan berbagai peristiwa monumental dari
peradaban kehidupan di bumi. Peristiwa tersebut selanjutnya diabadikan dalam
sebuah ritual ibadah. Dua ibadah yang sangat identik dengan Hari Raya Idul Adha
adalah ibadah kurban dan haji. Kedua ibadah ini mengandung nilai keteguhan dan
keimanan dan menjadi bukti pengorbanan yang di dasari dengan penuh keikhlasan
dan kesabaran.
اللهُ
أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin Rahimakumullah
Ibadah kurban adalah ibadah yang berawal dari
sejarah ketika Nabi Ibrahim mendapatkan perintah untuk mengorbankan putranya,
Ismail, dengan cara disembelih. Berbekal keimanan yang tinggi, Nabi Ibrahim pun
melaksanakan perintah yang disampaikan Allah melalui sebuah mimpi. Namun,
sebelum Nabi Ibrahim menyembelih Ismail, malaikat membawa seekor kambing dari
surga sebagai ganti untuk disembelih. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an
surat Asshoffat: 102
فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي
أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: Maka tatkala anak itu sampai (pada
umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah
apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar.”
Dari sejarah inilah umat Islam diperintahkan
untuk menyembelih hewan kurban yang pada hakikatnya merupakan sebuah ibadah
untuk mengingatkan kita semua untuk kembali kepada tujuan hidup, yaitu
beribadah kepada Allah. Disebutkan dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzaariyaat: 56
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia
kecuali untuk menyembah-Ku.”
Hikmah dari ujian Allah kepada Nabi Ibrahim
untuk menyembelih putranya adalah keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah
SWT. Keikhlasan menjadi salah satu kunci untuk memperoleh ridha Allah dengan
menjalankan apa yang menjadi perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang-Nya.
Jika kita melaksanakan ibadah tanpa didasari oleh keikhlasan maka niscaya yang
kita lakukan akan menjadi sebuah kesia-siaan belaka.
إِنَّ
اللَّهَ لا يَقْبَلُ مِنْ الْعَمَلِ إِلا مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ
بِهِ وَجْهُهُ
Artinya: Allah tidak menerima amal, kecuali
amal (ibadah) yang dilandasi keikhlasan dan karena mencari keridhaan Allah SWT
(HR. Nasa’i)
Dalam berkurban kita harus ikhlas dan siap
mengorbankan sebagian harta kita untuk orang lain yang pada hakikatnya perlu
kita camkan bahwa semuanya adalah milik Allah SWT. Dikarenakan ibadah kurban
adalah untuk Allah SWT maka sudah seharusnya kita memberikan hewan kurban yang
terbaik yang kita punya. Prinsip ini akan menjadi bagian dari ketaatan kita
kepada Allah.
Hikmah lain dari ibadah kurban dapat dilihat
dari makna kata kurban itu sendiri. Kurban dalam Bahasa Indonesia berarti
dekat. Oleh karena itu, kurban dapat diartikan mendekatkan diri kepada Allah
dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya melalui wasilah
hewan ternak yang dikurbankan atau disembelih.
اللهُ
أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah
Ibadah selanjutnya yang identik dengan Hari
Raya Idul Adha adalah ibadah haji ke Tanah Suci Makkah. Ibadah haji merupakan
kewajiban bagi kita umat Islam yang memiliki kemampuan. Hal ini ditegaskan oleh
Allah dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 97:
وَلِلَّهِ
عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَا عَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ
فَإِ نَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan
ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah
Maha Kaya dari semesta alam.“
Mampu melaksanakan Rukun Islam yang kelima
ini memiliki artian siap untuk mengorbankan harta yang dimiliki sebagai wujud
syukur atas nikmat harta dan kesehatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Kesiapan kita mengorbankan harta untuk menjadi tamu Allah di Baitullah
sekaligus mengajarkan kepada kita untuk menjauhi sifat kikir dan cinta terhadap
kekayaan materi.
Pengorbanan kita dalam berhaji juga
mengajarkan kepada kita untuk tidak membangga-banggakan kekayaan ataupun
kelebihan yang kita miliki karena pada dasarnya semua itu adalah karunia dan
anugerah dari Allah. Sudah seharusnya semua itu kita syukuri untuk menjadi
modal kita untuk tekun beribadah kepada Allah SWT.
Ibadah haji juga mengajarkan kepada kita
untuk saling membantu dan saling bekerja sama dengan orang lain. Seperti yang
kita ketahui, perjalanan ibadah haji ditempuh dengan berduyun-duyun dalam
sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan kesulitan dan pengorbanan.
Di dalamnya harus diikuti dengan semangat
juang tinggi tanpa putus asa disertai dengan kedisiplinan dan kesabaran untuk
mencapai sebuah tujuan. Akhlaqul Karimah kepada sesama manusia juga harus
dikedepankan diiringi dengan kesadaran bahwa niat kebaitullah adalah untuk
beribadah. Bukan untuk yang lain.
Dengan niat yang benar, ibadah haji harus
dapat membangkitkan semangat dan kesadaran diri untuk saling mengingatkan dalam
kebenaran, menasehati dalam kesabaran dan menebarkan kasih sayang kepada
seluruh ciptaan Allah SWT.
اللهُ
أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah
Ibadah haji juga merupakan wujud ketaatan dan
ketundukan kita kepada perintah Allah SWT. Ibadah haji adalah ibadah yang sudah
ditentukan waktunya dengan artian harus meninggalkan aktifitas duniawi untuk
fokus beribadah bagi kepentingah ukhrowi.
Dalam ibadah haji para jamaah melakukan
rangkaian ibadah sebagai upaya membersihkan diri dari dosa seraya mengharapkan
ampunan, rahmat, dan ridha Allah SWT. Mereka juga melatih kesabaran dengan
kedisiplinan rangkaian ibadah sekaligus melupakan urusan dunia yang sering
membuat hati manusia lalai mengingat Allah SWT.
Dengan hanya mengenakan kain ihram berwarna
putih, para jamaah diingatkan dengan kain kafan ciri khas dari kematian yang
pasti akan datang kepada setiap yang bernyawa. Kita berasal dari Allah dan
hanya kepada-Nyalah kita akan kembali. Kita pasti akan berpisah dengan semua
yang kita cintai dan berpisah dengan yang mencintai kita. Semua akan kembali
kepada sang pemilik yang hakiki, Allah SWT.
Dalam ibadah haji, jamaah juga melakukan
ibadah lainnya seperti Tawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dan
melakukan lari kecil dari bukit Shafa ke bukit Marwah yang dinamakan dengan
Sa'i. Dalam ibadah ini para jamaah berdoa untuk senantiasa mendapatkan pertolongan
Allah SWT dan perlindungan dari dosa yang timbul dari hawa nafsu dan godaan
Setan.
Ibadah Towaf dan Sa'i memiliki makna yang
mendalam agar kita senantiasa berusaha tanpa henti dan berhijrah melalui bentuk
aktivitas berlari untuk meraih kemuliaan dengan berserah diri kepada Allah.
Dengan senantiasa membersihkan hati dari sifat yang tercela, kita harus
menanamkan tekad untuk mencapai puncak kesucian.
اللهُ
أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah
Allah SWT telah menjanjikan Surga Allah SWT
kepada umat Islam yang melaksanakan haji dengan niat tulus karena Allah dan
dapat meraih predikat mabrur.
الْحَجُّ
الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ
Artinya: haji yang mabrur tiada balasan
baginya kecuali surga (HR. Nasa’i).
Lalu, apa yang dimaksud dengan haji mabrur?
Haji mabrur adalah haji yang tidak tercampuri kemaksiatan. Hal ini sesuai
dengan makna kata “al-mabrur” yang diambil dari kata al-birr yang artinya
adalah ketaatan. Dengan kata lain haji mabrur adalah haji yang dijalankan
dengan penuh ketaatan sehingga tidak tercampur dengan dosa. Haji mabrur juga
merupakan haji yang maqbul atau diterima oleh Allah dan akan dibalas dengan
al-birr (kebaikan) yaitu pahala.
Haji mabrur dapat ditandai dengan terlihatnya
seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tidak mengulangi perbuatan
maksiat dan dosa yang ia lakukan.
Ma'asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah
Dengan hikmah dua ibadah ini yaitu kurban dan
haji, sudah merupakan kewajiban bagi kita selaku umat Islam untuk menyakini
bahwa Allah memiliki tujuan dalam memberikan setiap perintah kepada manusia.
Allah pasti akan memberikan yang terbaik kepada kita jika kita juga berbuat
baik dan mematuhi perintah-Nya. Keyakinan dan keikhlasan untuk mematuhi
perintah-Nya akan membawa kebaikan kepada kita.
اللهُ
أَكْبَر ،اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah
Akhirnya marilah kita berdoa memohon kepada
Allah SWT agar semua ibadah yang kita lakukan akan mendapatkan ridha dari Allah
SWT. Ya Allah, ya Rahman, limpahkanlah Rahman Rahim-Mu. Curahkanlah hidayah-Mu
sehingga kami dapat meraih keridhaan-Mu. Hanya kepada Engkaulah kami
mempercayakan diri kami. Janganlah Engkau membiarkan kami berjalan sendiri
tanpa kendali hidayah-Mu. Ya Allah......
Ya Allah, ya Rahim, kami mempersembahkan ke
hadirat-Mu, sekelumit pengorbanan berupa hewan kurban, yang nilainya jauh tak
sebanding dengan luas pemberianmu dan kasih sayang-Mu, yang tiada terhingga
banyaknya dan kami tidak mampu memperhitungkannya.
Ya Allah perkenankanlah kami untuk sampai ke
Mekkah, Madinah, dan Arafah untuk menjadi tamu-Mu menjalankan ibadah haji.
Berikanlah kami rezeki menjadi haji mabrur. Anugerahkanlah ridha-Mu dan
sayangilah kami.
بَارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى
اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ
الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اللهُ
اَكْبَرْكَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَأَصِيْلاً ، لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَلَهُ الْحَمْدُ فِى السَّمَوَاتِ
وَالأَرْضِ وَعَشِيًّا وَحِيْنَ تُظْهِرُوْن.
اللهُ
اَكْبَرْ3X
وَللهِ
الْحَمْد.
الْحَمْدُ
للهِ الَّذِىْ بَسَطَ لِعِبَادِهِ مَوَاعِدَ إِحْسَانِهِ وَإِنْعَامِه ، وَأَعَادَ
عَلَيْنَا فِى هَذِهِ الأَيَّاّمِ عَوَائِدَ بِرِّهِ وَإِكْرَامِه ، أَحْمَدُهُ
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى جَزِيْلِ إِفْضَالِهِ وَ إِمْدَادِهْ ، وَأَشْكُرُهُ
عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ بِعِبَادِهِ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِىْ مُلْكِهْ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا
وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَّادِهْ ،
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الكَرِيْمِ
وَالرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا أُمَرَاءَ الْحَجِيْجِ لِبِلاَدِ اللهِ الْحَرَامِ
وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اللهُ
اَكْبَرْ3 X وَللهِ الْحَمْد ، أَمَّا بَعْدُ :
فَيَا
أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهْ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ
أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ
بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ
دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ
ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا
رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ !
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Muhammad Faizin, Wakil Sekretaris PCNU
Kabupaten Pringsewu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar