Menggoreng Ikan Hidup-Hidup
Memerhatikan gerakan ikan hidup dari dekat,
bisa jadi merupakan obat hati mujarrab. Geliat ikan ke sana ke sini atau
menunggu pengunjungnya melempar makanan ke kolam, membuat gembira baik orang
dewasa maupun anak-anak.
Keindahan ini bisa rusak bilamana seseorang mengobok kolam tersebut atau melemparkan batu ke dalamnya. Lain soal kalau sengaja menjaringnya untuk segera dimatangkan baik digoreng, dipepes, maupun dibakar.
Syekh Nawawi Banten dalam karyanya Kasyifatus Saja ala Safinatin Naja.
يجوز قلي السمك حيا وكذا ابتلاعه إذا كان صغيرا ويعفى عما في باطنه
Boleh menggoreng ikan hidup-hidup. Demikian juga boleh menelannya bilamana ikan itu kecil. Dan dimaafkan mengenai najis yang ada di dalam perutnya.
Artinya, kalau seseorang ingin misalnya tidak mau repot menggetok kepala ikan atau memotong kepalanya, maka ia bisa langsung membungkus ikan itu hidup-hidup berikut bumbunya untuk selanjutnya dipepes. Kalau mau praktis lagi, langsung ceburkan ikan ke dalam minyak panas penggorengan atau tuangkan kecap di sekujur tubuh ikan lalu dipanggang.
Namun begitu baiknya ikan dimatikan terlebih dahulu sebelum dipepes, dibakar, atau dicemplungkan ke dalam minyak panas. Sedangkan bagi penggemar ikan teri atau ikan asin, ia tidak perlu lagi memikirkan kotoran ikan teri di perutnya ikut tertelan. Najisnya dimaaf. Wallahu a’lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar