Jombang Cabang NU
Pertama Hasil Eksperimen Mbah Hasyim
Jombang dapat
dikatakan sebagai daerah yang menjadi rahim dari lahirnya Nahdlatul Ulama.
Meski secara de facto, NU didirikan dalam sebuah pertemuan para kiai di
Surabaya, tapi founding fathers-nya berasal dari Jombang. Sebut saja
Rais Akbar Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari. Ia lah aktor utama yang menentukan
berdiri tidaknya NU.
Ada pula Kiai Abdul
Wahab Hasbullah. Meski setelah menikah, ia tinggal di Surabaya, sejatinya ia
berasal dari Jombang. Dengan kegigihan Kiai Wahab lah, organisasi yang menjadi
wadah ulama Ahlussunnah wal Jama'ah itu bisa terwujud.
Tak ketinggalan juga
Kiai Bisri Syansuri dari Denanyar Jombang. Kelak, kontribusinya dalam
mengembangkan NU tak bisa dianggap enteng. Ketiganya adalah triumat NU
asal Jombang yang secara bergantian menduduki posisi puncak kepemimpinan NU
secara bergantian.
Posisi Jombang yang
demikian penting itu, tak ayal jika daerah tersebut dijadikan sebagai cabang NU
yang pertama. Klaim pertama ini, tentu bukan tanpa alasan dan bukti.
Berdasarkan data-data
yang ada, NU mulai mendirikan cabang di daerah baru memasuki tahun ketiga. Pada
muktamar pertama (1926) sampai muktamar kedua (1927) catatan tamu yang hadir
bukanlah utusan cabang sebagaimana yang dikenal saat ini. Tapi, tertulis berdasarkan
nama yang hadir.
Baru pada muktamar
ketiga lah, daftar tamu sebagai utusan cabang mulai ditemukan. Dalam muktamar
yang dilaksanakan di Surabaya, 23 - 25 Rabiuts Tsani 1347 H/ 28 - 30 September
1928 itu, tercatat ada 35 Cabang NU yang hadir (Choirul Anam: 1984).
Jika demikian, lantas
daerah manakah yang pertama kali mendirikan Cabang NU? Jombang jawabannya.
Setidaknya hal ini merujuk pada pemberitaan di Swara Nahdlatoel Oelama (SNO)
Nomor 9 Tahun I Ramadan 1346 H. Berita di media resmi Hoofd Bestuur NU
itu, menuliskan tentang keinginan Mbah Hasyim Asy'ari untuk mendirikan cabang
di daerah.
"Ing sak lebete
sasi Dzulqaidah hadihis sanah, panjenenganipun Kiai Hasyim Tebuireng sanget
hanggenipun haringka daya kados pundi wagedipun jam'iyah Nahdlatul Ulama
hanggadai cabang nang pundi-pundi panggenan," tulis SNO dalam bahasa Jawa
dan aksara Pegon. (Di dalam bulan Dzulqaidah tahun ini, Kiai Hasyim
Tebuireng mengupayakan segala tenaga agar bagaimana jam'iyah Nahdlatul Ulama
memiliki cabang di berbagai tempat)
Keinginan tersebut,
tak berhenti hanya pada tataran ide. Kiai Hasyim lantas bereksperimen untuk
mewujudkan. Masih dari sumber yang sama, pada Kamis malam, 14 Dzulqaidah 1346
H/ 4 Mei 1928, Kiai Hasyim menggelar open baar (rapat umum) di Masjid Jami' Kauman,
Jombang. Ada sekitar 600 hadirin yang datang dari berbagai elemen masyarakat.
Tidak hanya kiai Jawa, tapi juga habaib dari seantero Jombang.
Dalam pertemuan
tersebut, Kiai Hasyim memaparkan tentang kondisi terkini. Di mana saat itu,
mulai munculnya sekelompok orang yang mengusik keberadaan Islam. Mereka mengaku
Islam, akan tetapi membid'ahkan, bahkan mengkafirkan saudaranya sesama muslim.
Tak hanya itu, mereka kerap kali menghina kalangan habaib.
Menurut Kiai Hasyim,
kejadian tersebut perlu disikapi dengan menjaga persatuan semua elemen
ahlussunnah wal jamaah untuk menghadapinya. Persatuan itu sendiri adalah
dengan menggabungkan diri pada organisasi NU.
Lantas, diuraikanlah
apa maksud dan tujuan didirikannya NU oleh Kiai Bisri Syansuri yang menjadi
panitia pertemuan tersebut. Dari sanalah, kemudian disepakati untuk mendirikan
Cabang NU pertama, yakni Cabang NU Jombang.
Setelah mendapatkan
kemufakatan dari jumhur ulama Jombang, malam itu juga diadakan musyawarah di
kediaman Habib Muhsin bin Hasan yang tak jauh dari masjid. Ada 150 tokoh yang
hadir pada rapat susulan tersebut. Tujuannya tak lain adalah melanjutkan hasil
pertemuan di masjid. Yakni, rapat pemilihan kepengurusan Cabang NU
Jombang.
Dari pertemuan
tersebut, lantas terpilihlah susunan kepengurusan sebagai berikut:
Mustasyar:
KH Hasyim Asy'ari
Habib Muhsin bin
Hasan ats-Tsaqaf
Rais
: Kiai Anwar Pacul Gowang
Wakil Rais
: Kiai Abdullah Maksum
Katib
: Kiai Maksum Kuaran
Wakil
Katib : Kiai Bisri Syansuri Denanyar
A'wan:
Kiai Ya'qub Sambung,
Kiai Abu Ahmad Anjalak, Kiai Abdul Rouf Jagalan, Kiai Mah, Kiai Umar Suud, Kiai
Shodiq dan Kiai Hasbullah Denanyar.
Sedangkan di jajaran
tanfidziyah sebagai berikut:
Ketua
: Haji Asy'ari
Wakil Ketua
: Haji Sofwan
Sekretaris
: Mas Surataman Kauman
Wakil
Sekretaris : Mas Mashudi Kauman
Bendahara :
Haji Yusuf Kauman
Wakil Bendahara: Haji
Syukron Kauman
Pembantu:
H Abdul Aziz
Denanyar, H Nur Ali Denanyar, H Hasyim Kauman, H Maksum Jagalan, H Abdul Latif
Kauman, H Bahri Kauman dan Mas Ruh Kauman.
Semenjak pendirian
Cabang Jombang itu, NU ngebut untuk mendirikan cabang di daerah lain. Dalam
kurun waktu empat bulan, NU telah mendirikan sedikitnya 35 cabang di Jawa dan
Madura.
Setelah disepakati
berdirinya defisi propaganda yang bernama "Lajnatun Nashihin" pada
muktamar ketiga, pendirian cabang-cabang pun semakin gencar. Setahun kemudian,
tercatat sudah terdapat 63 cabang. Hingga saat ini, Cabang NU telah berdiri di
seantero negeri dan puluhan cabang istimewa di luar negeri. Semuanya bermula
dari eksperimen Mbah Hasyim. []
Ayung Notonegoro,
penggiat sejarah NU dan pesantren. Kini aktif sebagai kerani di Komunitas
Pegon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar