Pelajaran dari Taman Makam yang Indah
Tampak pada gambar di atas sebuah taman yang
indah, tapi bukan taman biasa. Ia adalah sebuah makam seorang ibu yang memiliki
seorang anak laki-laki yang sangat berbakti kepadanya. Didorong oleh kebiasaan
menghormati dan menyayangi sang ibu sewaktu masih hidup, sang anak sering
“sowan” (ziarah) kepada sang ibu setiap kali ada kesempatan untuk mendokannya
sekaligus merawat makamnya yang tergolong langka karena berupa taman yang
indah.
Di kompleks makam itu, makam sang ibu
merupakan makam terindah. Memang di sana banyak makam orang-orang penting,
tetapi kesemuanya itu tidak ada yang seindah makam sang ibu. Kita mungkin biasa
menjumpai makam yang mewah dan megah seperti makam orang-orang kaya dan
orang-orang hebat. Tetapi semua itu pada umumnya bukan makam yang indah karena
berupa bangunan yang megah dengan meterial yang mahal.
Padahal kita diajarkan mendoakan orang yang
sudah meninggal dunia, seperti orang tua, agar Allah subhanahu wata'ala
menjadikan makamnya sebagai raudhatan min riyadhil jannah (taman yang merupakan
bagian dari taman-taman surga). Jadi surga adalah taman yang indah. Sebuah
makam dengan konsep sebuah taman yang indah tanpa bangunan sedikitpun tidak menyalahi
aturan di dalam Islam.
Di atas makam sang ibu ini tumbuh pohon-pohon
seperti: kamboja, kaktus, mawar, cemara, lidah buaya dan sebagainya. Tampaknya
sang anak benar-benar menghayati doa yang dibacanya setiap kali ziarah ke makan
ibunya. Doa itu antara lain berbunyi:
اللَهُمَّ
اجْعَلْ قَبْرَهَا رَوْضَةً مِنْ رِيَاضِ الجَنَّةِ
Artinya: "Ya Allah jadikanlah makamnya
(ibu - pen) sebagai sebuah taman yang merupakan bagian dari taman-taman
surga."
Ternyata dari sepotong doa tersebut sang anak
terinspirasi membuat makam ibunya menjadi sebuah taman. Ia tidak hanya berdoa
dengan kata-kata tetapi juga dengan perbuatan nyata memohon kepada Sang Khalik
agar menjadikan makam ibunya sebuah taman yang indah, bersih dan terawat. Tentu
saja taman makam yang indah tersebut tak seindah taman yang telah dipersiapkan
oleh Sang Khalik sendiri.
Tetapi sebagai simbol atau visualisasi dari
apa yang dimohonkan di dalam doa, makam berupa taman menjadi penting sebab itu
merupakan kesungguhan doa seorang anak buat ibunya semoga ia bahagia di
sisi-Nya. Makam sang ibu yang wafat beberapa tahun silam itu berada di kompleks
pemakaman umum di sebuah desa di Jawa yang memang tidak terkenal. Gambar ini
pun kami ambil sehari sebelum Idul Fitri, 1 Syawal tahun ini, yang jatuh pada tanggal
15 Juni 2018. []
Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar