Membaca Trend Globalisasi (9)
Karakter Khusus Nilai Universal Islam: Penggunaan Angka Perhitungan
Oleh: Nasaruddin Umar
Selain kalender Hijriyah yang merupakan kalender khusus yang ditawarkan peradaban Islam ke dalam dunia global, juga penggunaan angka perhitungan yang lebih dikenal dengan angka Arab. Nabi Muhammad Saw sudah memberikan isyarat untuk menggunakan angka perhitingan yang lebih praktis tetapi wujud formal ide Nabi direalisasikan oleh Al-Khawarizmi (780-850). Ia dikelnal di Barat dengan berbagai nama seperti al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Ia dilahirkan di Bukhara, Ketika usianya masih muda ia pernah mengabdi pada pemerintahan Khalifah al-Ma'mun, terutama di Baitul Hikmah, sebuah lembaga akademik paling bergengsi saat itu di Baghdad. Ia bekerja dalam sebuah observatorium yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah.
Angka perhitungan yang sudah popular saat itu ialah angka Romawi. yang sangat tidak praktis. Jika kita akan menuliskan tanggal 8-8-1998 maka kita harus menulisnya: VIII-VIII- MCMLXXXVIII. Dengan adanya angka Arab-Islam maka dengan mudah kita memainkan perhitungan yang serumit apapun dengan mudah bisa diselesaikan. Komputer canggih sekalipun tidak bisa memainkan angka-angka Romawi selincah dengan angka-angka atau bilangan Arab. Al-Khawarizmi menyederhanakan simbol angka dengan: 0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9. Untuk penambahan ke depan tinggal mengombinasikan angka-angka yang diinginkan. Bahkan kita juga bisa menghitung mundur di belakang angka nol (0) sekalipun dengan hanya menambahkan symbol minus (-) di belakang angka-angka yang diinginkan, misalnya -3013. Anggka-angka mikro yang lebih rigit pun dapat diungkapkan dengan menggunakan angka nol (0), misalnya 0,1 atau 00,00001, dll. Untuk menghindari perpanjangan penulisan angka dapat digunakan symbol pangkat yang diinginkan di sudut atas sebuah angka.
Bandingkan
dengan angka romawi: I,II,III,IV,V,VI,VII,VIII, IX,X, XL=40, L=50, LX=60,
LXX=70, XC=90, C=100, CD=40, D=500, DCLXVI=666, CM=900, M=1000, I)) (dobel C
terbalik)=5000, dan seterusnya. Jika kita melibatkan perhitungan triliunan,
maka pasti kita semua akan repot membaca angkanya. Denagn adanya angka praktis
yang ditemukan oleh Al-Khawarizmi, maka matematika dan aritamatika semakin
berkembang. Perkembangan ilmu hitung ini merubah secara drastic peradaban
manusia. Ilmu fisika yang paling berjasa dengan hadirnya angka-angka praktis
tersebut.
Ia juga menemukan Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan
astronomi. Ia pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan
India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia
dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali
memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau
pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang
begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang. Karena itu, dunia
berhutang budi terhadap Al-Khawarizmi. Ia dikenal bukan hanya sebagai
Matematikawan tetapi juga ahli di dalam Ilmu Fikih sebagaimana ulama-ulama
lainnya. Jenis keilmuan yang dikuasainya ialah Matematika, Aritmatika,
Geometri, Kimia, Fisika, Observatorium, Ilmu Falak, Logika, Filsafat, Sejarah
Islam, dan Musik.
Dari kualitas tokoh Al-Khawarizmi ini mengindikasikan
bahwa umat Islam semenjak masa awal sudah lebih siap menghadapi globalisasi.
Sayang sekali dinia Islam pernah mengalami sejarah kelam saat para penguasanya
mengalami krisis kepemimpinan. Sendi-sendi kepemimpinan yang pernah dicontohkan
Nabi ditenggelamkan oleh selerah rendah yang mengakibatkan dunia Islam takluk
di bawah keperkasaan dunia Barat yang bangkit dalam waktu cepat. Mapukan dunia
Islam mengambil alih posisi sebagai trend setter globalisasi? Kita tunggu
sejarah yang sedang berproses. Semoga dunia Islam kembali mengulang sejarah
emasnya di masa silam. []
DETIK, 15 Agustus 2020
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar