Selasa, 12 Juni 2018

Zuhairi: Membangkitkan Asa Palestina


Membangkitkan Asa Palestina
Oleh: Zuhairi Misrawi

Menjelang perhelatan Piala Dunia 2019 di Rusia, jagat sepakbola tidak hanya diramaikan dengan pemain bintang yang akan bersinar nanti di lapangan hijau. Sepakbola selalu mempunyai pesan simbolik yang sangat kuat untuk menembus ketidakadilan dan penindasan, sembari membangun harapan baru bagi keadilan, kesetaraan, dan kedamaian.

Lionel Messi adalah mahabintang yang dikenal luas masyarakat dunia karena mempertontonkan keahliannya mengobrik-abrik pertahanan lawan, dan dengan mudahnya mengecoh kiper hingga tercetak gol-gol indah. Namun, kali ini Messi mencetak gol yang sangat indah bagi Palestina, negara-negara Timur-Tengah, dunia Islam, bahkan dunia internasional.

Pasalnya, secara mengejutkan Messi meminta kepada asosiasi sepakbola Argentina untuk membatalkan pertandingan persahabatan melawan Israel di Jerusalem. Pertandingan ini menjadi bagian dari perayaan 70 tahun kemerdekaan Israel. Israel ingin menjadikan sepakbola sebagai justifikasi untuk mendapatkan legitimasi publik internasional. Karenanya, Israel tidak tanggung-tanggung mencari lawan tanding, yaitu Timnas Argentina yang di dalamnya terdapat Lionel Messi sebagai mahabintangnya.

Israel sengaja menggelar pertandingan persahabatan tersebut di Jerusalem supaya publik internasional dapat memaklumi Jerusalem sebagai wilayah Israel. Namun, skenario Israel tersebut gagal total menyusul protes keras dari warga Palestina, baik di Jalur Gaza, Tepi Barat, maupun mereka yang tinggal di Eropa. Warga Palestina menggunakan media sosial untuk menyampaikan opini mereka perihal penindasan Israel terhadap Palestina. Di markas latihan Timnas Argentina di Spanyol, warga Palestina melakukan demonstrasi simpatik meminta Messi dan kawan-kawan untuk membatalkan pertandingan persahabatan dengan Israel.

Langkah tersebut rupanya sangat menggugah Messi dan kawan-kawan untuk mengambil sikap tegas. Kabarnya, Messi yang mempunyai inisiatif meminta kepada asosiasi sepakbola Argentina untuk membatalkan pertandingan persahabatan tersebut. Di sebuah stasiun televisi Messi menyampaikan opininya, "Sebagai duta UNICEF, saya tidak bisa bermain dengan masyarakat yang membunuh anak-anak Palestina yang tidak bersalah. Kami memutuskan untuk membatalkan pertandingan persahabatan ini, karena sebelum menjadi pemain sepakbola kita semua hakikatnya adalah manusia."

Pernyataan Messi tersebut mendapat sambutan positif di jagat raya dan viral, khususnya di Palestina, Timur-Tengah, bahkan dunia internasional. Di tengah kebrutalan Israel dalam beberapa minggu terakhir dengan membombardir warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat hingga tewasnya Razan Najjar dan puluhan lainnya, Israel sepertinya merasa di atas angin. Setelah mendapatkan sokongan penuh dari Amerika Serikat, Israel merasa dapat melakukan apa saja terhadap Palestina. Israel kian mengukuhkan kekuasaan dan keangkuhannya dengan membunuh dan mengusir warga Palestina.

Di tengah kondisi objektif seperti itu, Lionel Messi dan kawan-kawannya hadir ibarat oase di tanah yang kering-kerontang. Timnas Argentina secara mengejutkan membatalkan pertandingan persahabatan dengan Israel. Sontak, kabar tersebut menyeruak ke seantero dunia dan disambut meriah di Palestina dan Timur-Tengah.

Sikap Messi dan kawan-kawannya hadir dalam momentum yang tepat. Palestina membutuhkan sahabat yang dapat membangkitkan harapan untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Messi dan kawan-kawan telah menjadi "duta Palestina" yang sangat efektif untuk menyadarkan Israel perihal penjajahan yang sama sekali tidak dibenarkan dalam 7 dekade terakhir.

Sikap Messi telah membuat gusar Israel, karena mereka merasa dipermalukan di tengah euforia perayaan 70 tahun kemerdekaan Israel. Konon, Netanyahu menelepon langsung Presiden Argentina agar mendesak Messi dan kawan-kawan untuk tetap melangsungkan pertandingan persahabatan dengan Israel. Bahkan Netanyahu siap memindahkan pertandingan tersebut dari Jerusalem ke Haifa. Tapi, Presiden Argentina menyatakan tidak bisa mengintervensi keputusan Messi dan kawan-kawannya.

Selain Messi, Mo Salah merupakan sosok penting bagi Palestina. Ia tidak hanya dielu-elukan di Mesir, tapi juga di Palestina. Saat final Champion Eropa digelar antara Liverpool vs Real Madrid, seluruh warga Palestina mengelu-elukan Mo Salah. Ia menjadi ikon baru bagi warga Palestina karena mampu menunjukkan prestasi yang mendunia dalam sepakbola.

Semua maklum, friksi politik di internal Palestina sangat rumit. Setiap faksi politik mempunyai visi dan agenda politik yang berbeda-beda. Belum lagi, afiliasi geopolitik masing-masing faksi yang menjadikan rekonsiliasi selalu gagal di tengah jalan.

Mo Salah membangkitkan harapan baru di Palestina. Mereka memandang Mo Salah sebagai ikon kaum muda untuk selalu mempunyai harapan dan mimpi. Mo Salah yang lahir dari sebuah kampung sangat sederhana di Mesir, nyatanya mampu meraih prestasi yang sangat menjulang tinggi ke angkasa. Mo Salah mengubah mimpi menjadi kenyataan. Ia mampu mempersatukan warga Mesir di tengah friksi politik yang sangat tajam. Mo Salah pun mempersatukan warga Palestina.

Messi dan Mo Salah merupakan dua sosok yang saat ini sangat populer di Palestina. Keduanya menjadikan sepakbola sebagai instrumen untuk membangun harapan dan mimpi. Keberanian Messi dan kawan-kawan mengambil sikap membatalkan pertandingan persahabatan dengan Israel merupakan keputusan besar yang terbukti mampu mempermalukan Israel. Artinya, Israel sebenarnya tidak berhak mendapatkan legitimasi politik dari Amerika Serikat dan dunia, karena sikap mereka terhadap Palestina merupakan penjajahan dan kejahatan kemanusiaan.

Di tengah situasi yang sangat sulit, Messi dan dan Mo Salah hadir untuk menyadarkan kita semua, bahwa Palestina masih dijajah. Karenanya, diperlukan dukungan dari dunia internasional untuk mendesak Israel dan Amerika Serikat agar menghentikan skenario penjajahan terhadap Palestina.

Messi dan Mo Salah telah membuktikan kepada kita semua, bahwa sepakbola selalu mempunyai sisi-sisi simbolik yang sangat dahsyat untuk melawan ketidakadilan dan penjajahan. Messi dan Mo Salah telah membangkitkan asa Palestina untuk bangkit, berdaulat, dan merdeka. []

DETIK, 07 Juni 2018
Zuhairi Misrawi | Intelektual muda Nahdlatul Ulama, analis pemikiran dan politik Timur-Tengah di The Middle East Institute, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar