Kini Keterangan Agama Mudah
Dicari, Jangan Lupa Tanya Ahlinya!
Di zaman sekarang ini, mencari keterangan
terkait suatu ilmu sangatlah mudah. Cukup membuka ponsel atau komputer,
menelusuri di internet, banyak ditemukan keterangan yang diinginkan. Tidak hanya
dalam bentuk tulisan, namun juga bisa video maupun gambar. Demikianlah salah
satu model masyarakat modern dalam mencari sumber-sumber ilmu, apalagi ilmu
agama.
Perlu Anda ketahui, pencarian dalam
mesin-mesin penelusur seperti Google dibuat berdasarkan algoritma pencarian.
Kata per kata, kalimat per kalimat, apa yang paling banyak dicari, itulah yang
akan muncul. Pilihan jawaban yang Anda cari tentang suatu ilmu, ditentukan
dengan kata apa yang anda masukkan dalam pencarian.
Kendati jawaban-jawaban praktis sudah banyak
tersedia di internet, ada baiknya seorang pencari ilmu agama tetap mengandalkan
para ahli ilmu agama yang sudah bertahun-tahun mendalami suatu ilmu dan
menggunakannya di masyarakat.
Dalam kitab Kifâyatul Atqiyâ’ karya Syekh Abu
Bakar bin Muhammad Syatha Ad Dimyathi, disebutkan suatu syair dari kitab
Hidâyatul Adzkiyâ’ karya Syekh Zainudin al Malibari:
وَ
اسْتَفْسِرِ الْأُسْتَاذَ وَ اتْرُكْ مَا بَدَا # لِبَدِيْهِ فَهْمِكَ مِنْ
كِتَابٍ وَ اسْأَلَا
Mintalah penjelasan dari guru dan tinggalkan
apa yang tampak
Dari pemahamanmu yang terburu-buru dari
kitab, serta bertanyalah (pada ahli ilmu)
Apa maksudnya? Syekh ad-Dimyathi menyebutkan
perlunya seorang yang belajar agama tidak memahami suatu keterangan yang ia
tahu dari Al-Qur’an, hadits, ataupun kitab, secara tekstual saja, tanpa
pemahaman yang mendalam. Hendaknya ia bertanya sampai benar-benar yakin, dan
menyimak keterangan sang ahli tentang suatu permasalahan.
Semisal seorang pelajar atau pencari ilmu
sudah bisa membaca bahasa Arab dari kitab-kitab lainnya, atau ada keterangan
dari internet yang ditemukan, kerap ada penjelasan maupun keterangan yang
berbeda dari apa yang dimaksud sang pengarang. Ketika ada yang meragukan dan
mengherankan, hendaknya ditangguhkan dan diklarifikasi kepada pengajar. Apalagi
dalam Al-Qur’an dan hadits yang tidak bisa serta merta langsung diamalkan tanpa
petunjuk dari ahli ilmu nan bijaksana.
Sahabat Nabi dahulu ketika tidak memahami
suatu permasalahan agama, selalu menanyakannya kepada Nabi. Kita tahu bahwa
para sahabat adalah orang-orang terdepan yang tahu tentang agama, namun mereka
tidak terburu-buru dengan pemahamannya dan selalu ditanyakan kembali kepada
Nabi.
Seperti disebutkan di atas, pemahaman yang
terburu-buru dengan hanya memahami keterangan dari internet itu perlu disertai
juga dengan keinginan untuk bertanya kepada ahlinya. Toh ahli agama ini bukan hanya
yang pandai menukil ayat dan hadits, serta pandai membaca kitab. Namun juga
ahli agama yang waskita, bijak dalam memberikan keterangan karena ia hidup
bersama masyarakat.
Dengan demikian, mencari ilmu agama tidak
hanya soal ada keterangan atau tidak saja. Internet membuatnya jadi mudah.
Tapi, jangan lupa, untuk tetap bertanya kepada ahli agama yang bijak lagi
santun di sekitar kita. Jika ditanyakan pada orang yang tepat, Islam adalah
agama yang mudah dan memudahkan. Wallahu a’lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar