Kekecewaan Rasul Terhadap Golongan Manusia
Ar-Rahman, adalah salah satu Surat Al Quran
yang unik. Bagaimana tidak, di dalam surat tersebut terdapat satu ayat yang
diulang-ulang, yaitu ayat:
فَبِأَيِّ
الآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبّان
Maka nikmat tuhanmu mana lagi yang kau
dustakan.
Ayat tersebut diulang berkali-kali dalam
Surat Ar Rahman. Bahkan, penyebutannya di lakukan secara bergantian mulai dari
ayat ke 13 hingga akhir surat. Dalam Kitab Tafsir Jalalain dijelaskan:
ذكرت
احدى و ثلاثين مرة
(Ayat tersebut) dituturkan sebanyak 31 kali.
والإستفهام
فيها للتقرير
Dan kalimat tanya di dalamnya (Surat
Ar Rahman) itu untuk menetapkan.
Artinya, ayat tersebut memang berupa istifham
(kalimat tanya) namun tujuannya bukan untuk bertanya, melainkan menetapkan
bahwa mereka (manusia dan jin) itu benar-benar mendustakan nikmat Allah yang
maha agung.
Selain istifham yang tidak membutuhkan
jawaban dan disebutkan berulang-ulang, sisi lain yang menarik dalam surat ini
adalah penggunaan dhomir khitob tatsniah, yaitu kata ganti untuk dua orang yang
diajak bicara. Dalam hal ini, Imam Jalaluddin Al Mahalli menjelaskan:
)رَبِّكُمَا)
اى أيها الإنس و الجن
(Kamu berdua sekalian) maksudnya wahai manusia
dan jin.
Jadi surat tersebut diwahyukan kepada Nabi
Muhammad salallahu 'alaihi wasalam bukan hanya sebagai peringatan bagi
manusia, melainkan jin pun juga menjadi sasaran khitobnya, menjadi sasaran
pembicaraan.
Ada kisah yang menarik mengenai dua golongan
yang menjadi sasaran pembicaraan wahyu tersebut, yaitu jin dan manusia.
Termaktub dalam sebuah hadits:
روى
الحاكم عن جابر قال قرأ علينا رسول الله صلى الله عليه وسلم سورة الرحمن حتى ختمها
ثم قال: ما لي أراكم سكوتا للجن كانوا أحسن منكم ردا ما قرأت عليهم هذه الاية من
مرة (فَبِأَيِّ الآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبّان) إلا قالوا ولا بشيء من نعمك ربنا
نكذب فلك الحمد
Hakim meriwayatkan dari Jabir, bahwasannya ia
berkata: Rasulullah salallahu 'alaihi wasalam telah membacakan kepada
kita Surat Ar Rahman hingga menghatamkannya. Kemudian beliau berkata: Aku tak
habis pikir (mengapa) kamu sekalian diam kepada jin. Mereka (golongan jin)
lebih baik seruan jawabannya dari pada kamu (manusia), aku tidak membaca
sekalipun ayat:
فَبِأَيِّ
الآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبّان
kecuali mereka menjawab: dan tidak sesuatu
pun (yang kami syukuri) dari nikmat-nikmatmu, wahai tuhan kami, kami
benar-benar mendustakannya, maka bagimulah segala puji.
Dari hadits di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa suatu ketika Rasulullah mengutarakan kekecewaan beliau kepada manusia
karena diamnya mereka terhadap Firman Allah yang begitu keras menyindir mereka.
Manusia memilih apatis, tak menghiraukan FirmanNya. Rasul lalu berkata,
"Aku tak habis pikir mengapa engkau diam
saja kepada jin".
Kekecewaan Rasulullah semakin terlihat dengan
perkataan beliau, “Sungguh, mereka (golongan jin) lebih baik dari pada kamu
sekalian."
Hal itu diucapkan beliau bukan tanpa dasar.
Beliau menjelaskan bahwa golongan jin ketika dibacakan ayat:
فَبِأَيِّ
الآ ءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبّان
Mereka lalu berseru dengan penuh penyesalan,
"Bahkan, tidak sesuatu pun (yang kami syukuri) dari nikmat-nikmatmu, wahai
Tuhan kami, kami benar-benar mendustakannya, maka bagimulah segala puji."
Kisah diatas membuktikan kepada kita betapa
lalainya manusia terhadap kenikmatan yang dikaruniakan oleh Allah. Dan akibat
itu pula derajat manusia lebih rendah dari pada golongan jin sebab
kelalaiannnya. Sungguh, kenyataan yang memang mengecewakan Rasulullah.
Cerita tersebut juga memberikan pelajaran
bahwa betapa agungnya Al Quran. Al Quran sebagai "bacaan lintas
alam" tidak hanya diperuntukkan kaum manusia saja, melainkan untuk
jin sebagai makhluk yang juga ciptaan Tuhan. Hal ini mengukuhkan Nabi Muhammad
yang bukan hanya seorang nabi. Melainkan juga rasulu rabil 'alamin, utusan
Tuhan semesta alam. ***
Disarikan dari Kajian Tafsir Jalalain oleh
Pengasuh Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo, KH Muhammad Shofi Al Mubarok.
[]
(Ulin Nuha Karim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar